Lee Seokmin [intro]

4.2K 223 16
                                    

Atas aba-aba tentara nasional angkatan laut, Kim Mingyu berhasil mematahkan penyelundupan persenjataan ilegal dalam kapal MG Derrick Collier dari Battlecreek untuk pasar gelap di Eulwangri.

Men-set peledakan trinitrotoluena di dalamnya dengan waktu yang telah dideterminasi, ia segera meretas alat penurunan sekoci. Menaikinya, pergi membawanya sejauh mungkin untuk melarikan diri.

Tidak sampai satu menit, hanya sepermilisekon dari setengahnya ia telah berakselerasi hingga kecepatan puluhan kilometer per jam dari potensialnya energi.

Satu kilometer dicapai, ia bisa mendengar suara ledakan memekakkan. Menulikan siapapun yang memiliki nyali untuk berada sejengkal lebih dekat. Gelombang hebat di permukaan samudera yang menaunginya membuat kapal kecil itu tersapu ombak, terseret menjauh. Membaliknya dan Mingyu pun terjatuh. Dari atas kapal yang tidak sempat melabuh. Bukannya tidak bisa berenang, hanya saja sirkumstansi tidak didukung penuh fungsi salah satu alat vital dalam tubuh.

Karena secara kurang ajar kontraksi hebat itu datang.

Mingyu meremas bagian yang terasa sakit luar biasa sementara arus ombak terus menggerus, di tengah napas yang terputus-putus.

Ia tidak mau mati.

Setidaknya untuk saat ini.

Masih ada kebencian tak tersampaikan. Masih ada dendam tak terbalaskan.

Ia tidak ingin mati sekarang.

Tapi mungkin langit dan lautan bersekongkol untuk membunuhnya sekarang.

Jadi matanya ia katupkan perlahan, napasnya ia hembuskan dengan tenang. Bersamaan dengan badan yang dirasa ringan melayang.

.

.

.

Upaya penyelamatan dengan napas buatan itu gagal, tapi Dokyeom tidak sama sekali merasa menyesal. Tingginya kadar gula di permukaan bibir tipis itu tidak bisa ia sangkal. Membuatnya tidak berdaya untuk menjauhkan diri dari Mingyu barang sejengkal.

Yah, representasi perasaan tak terdefinisi yang sungguh tipikal.

Perasaan yang berhasil menyedot setengah IQ hingga mencipta wajah bodoh Dokyeom membuat Hoshi di sampingnya terpingkal.

"Berpuluh bulan menghabiskan kehidupan di bawah naungan atap yang sama denganmu membuatku bisa menginterpretasi tatapan penuh pujaanmu pada pria ini. Itu sungguh terlihat geli, semenjak aku melihat wajah bodohmu terakhir kali. Aku dibuat tertawa sampai lupa diri."

"Diamlah Hoshi. Kau bisa membangunkan makhluk indah ini."

"Kenyataannya, kau memang berusaha untuk membangunkannya, berusaha membawanya ke dalam kehidupan kembali."

"Ya, kau benar sekali."

Di kalimat terakhir Dokyeom itu perlahan Mingyu membuka mata untuk pertama kali setelah rasanya selama bertahun-tahun mati suri.

Hiperbolis. Ia tidak pernah berada di ambang batas waktu, meskipun terasa begitu. Permainan kehidupan yang alam berikan membuatnya merasa ambigu.

"Hai besar. Rupanya sudah sadar. Apakah selama berjam-jam di lautan berselancar cukup membuatmu merasa segar?" Hoshi bertanya tidak sabar.

Dokyeom menarik Hoshi, menyeret pria mengganggu itu keluar. Mengunci pintu, mengabaikan teriakan protesan Hoshi di baliknya. Masa bodoh. Toh, lama kelamaan pria bermata segaris itu menyerah dan berlalu. Meninggalkan teman baiknya sendirian bersama Mingyu.

"Ingin sekali mengakui bahwa aku tidak mengenal manusia menyebalkan barusan. Sayangnya kau bukan orang asing bagi kami dan sudah tahu bagaimana dia berperangai."

Mingyu yang tadinya merasa jiwanya terbagi dua antara dunia nyata dan ambang batasnya, begitu disambut wajah komikal berselubung ketampanan Dokyeom sekarang merasa jiwa itu terbagi tiga. Separuh di alam sadar, separuh di bawahnya, separuh sisanya Dokyeom bawa. Agak sentimentil, tapi demikianlah apa yang sesungguhnya ia rasa.

Mingyu ingat pria ini, seseorang yang telah membuatnya merasakan sebegitu dalamnya jatuh cinta.

"Kembalilah tidur. Kau sudah mengarungi lautan, mengalami perjalanan yang panjang. Kau pasti masih mengantuk dan kelelahan." Dokyeom dengan suara mengayomi yang tidak relevan dengan pribadinya itu berkata. Pada Mingyu yang tampak masih kehilangan kata-kata.

Mingyu justru berusaha menggerakkan badan untuk bangkit dan duduk di tempat tidurnya-bukan miliknya, tapi milik Dokyeom yang saat ini ditempatinya. Dokyeom membantunya untuk duduk dengan benar bagaimanapun juga.

"Kurasa aku sudah tertidur terlalu lama?"

"Kurasa untuk ukuran seseorang yang telah menyelamatkan negara, mengalami kontraksi hebat, dan hanyut di luasnya samudera, dua puluh jam saja tidak cukup."

"Dua puluh?!" Mingyu memekik terkejut. Mengagetkan yang diajak bicara. "Kau pasti sudah gila."

"Kau yang terlalu lama pingsan dan nyaris koma, kenapa aku yang dikatai gila?"

Baiklah, Dokyeom tidak gila.

Hanya tergila-gila.

Pada sosok indah di hadapannya yang membuatnya bergelora.

"Terima kasih Dokyeom." Suara Mingyu keluar ringkih, terdengar lemah dan penuh letih. Mengindikasi fisik yang tidak sepenuhnya pulih.

"Untuk?"

"Menemukanku. Menyelamatkanku. Membawaku bersamamu."

Seketika keduanya membayangkan Dokyeom yang benar-benar membawa Mingyu untuk tetap hidup bersamanya secara literal.

Itu indah.

Itu menyenangkan.

Itu membahagiakan.

Dokyeom akan berusaha untuk segera merealisasikannya.

Memendam rasa terlalu lama tidak akan baik bagi keberlangsungan sistem kerja otak keduanya.

"Tidak masalah." Dokyeom menjawab singkat. "Kau masih berada dalam masa pemulihan untuk saat ini. Jika kau sudah merasa sangat baik, kau akan memulai pekerjaan barumu sebagai bodyguard-ku."

Hei, apa-apaan itu? Ia bahkan mengatakannya tanpa lebih dulu meminta pendapat apalagi persetujuan Mingyu.

Tapi untuk pria ini, entah bagaimana Mingyu tidak bisa menolaknya.

Dan keterdiamannya tidak membuat Dokyeom berpikir bahwa Mingyu masih menimbang, bahwa ia telah menjawab 'iya'.

Jadi melalui implikasi gestur dan ekspresi wajah itu segalanya telah diputuskan.

"Aku siap menjadi pelindungmu."

.

.

.

Bersambung

.

.

.

Aku nemu plot ini di app plot generator

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku nemu plot ini di app plot generator. Tapi tetep aja aku sendiri yang pusing pusing ngeksekusi cerita :')

Maap belom sempet balesin komenannya satu satu. Tar ya kalo aku udah kelar publishin semua intro wkwkwk

Voment jan lupa :(

Next: Vernon

B R A V E 💪🏿 bottom!Mingyu [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang