Persiapan Perjusami

229 9 0
                                    

Kalo jodoh itu dimanapun dan kapanpun kita pasti bakal ketemu walau tanpa direncanain sekalipun jarak kita terbilang jauh.

Panggilan kepada Dian Quessa, Ferryina, Gilang Hardika, Joko Prasetyo, Danang Yanto, Diat Rayan, Fatnur, Rania, Utari Celya,dan Yadi agar dapat kehalaman secepatnya! Ciiitttt

Kelas

"Na, lo denger pengunguman tadi gak?" Tanya Tari sambil mentoel-toel paha Ina yang semok plus plus.

Ina menampilkan tampang masa bodonya. "Pertama, lo gak boleh toel-toel paha gue yang udah kelebihan lemak ini, ntar dia makin gede, lo mau tanggung jawab apa? Kedua, yaiyalah gue denger, lo kira gue gak punya telinga apa?"

"Ish kasar deh, aqu nggaq suqa ya diginiin sama qamu beb."Tari menampilkan wajah soimutnya.

"Kasar dari mananya coba gue."Sahut Ina dengan sedikit membentak.

"Ina, nggak asik ih, galak emang, blee."Tari menjulurkan lidahnya kearah Ina.

Wajar saja Ina galak karena hari ini Ina sedang datang bulan. Bukan bulan yang datang ke Ina, atau Ina yang pergi kebulan kayak Neil Armstrong, tapi ya, gimana ya jelasinnya, gitulah pokoknya.

"Aduh...mau lo apaan sih Tar, dari tadi narik rambut gue mulu."Dian membentak Tari yang dari tadi menarik-narik rambut yang sudah dia catok selama berjam-jam lamanya, alhasil mereka berdua diberi teguran oleh Bu Sri yang sedang duduk dimeja guru.

"Lo denger pengunguman tadi kan?"

"Iya gue denger kok Tari yang cantik."

"Lo gaada niatan buat keluar gitu?. Kali aja ada yang penting."

"Nggak ah, gue takut Tar, kali aja gue mau dihukum gara-gara sering ngolok guru, atau gara-gara jarang ngerjain tugas, atau gara-gara hutang gue dikantin belum lunas."

Sontak Nia langsung merangkul Dian. "Sobat misqueen qu." ucapnya dengan bangga.

"Lepas Yaaa....ketek lo bauuu, kecium sampe sini tau nggak."Dian merengek berusaha melepaskan rangkulan Nia diiringi tawa bahagia Nia.

Tok...tok...tok
Terdengar bunyi ketokan pintu, sontak semua penghuni kelas langsung menatap kearah pintu.

"Permisi bu, boleh saya minta ijin Utari Celya, Ferryina, Dian Quessa, dan Rania untuk kehalaman untuk latihan paskibra pembukaan perkemahan nanti?."

Sontak bu Sri yang sedang membaca materi langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Oh...Iya boleh kok." Sahut bu Sri dengan tersenyum ramah.

"Giliran cowok ganteng aja ibu guru satu ini langsung jinak." Nia berbisik.

"Lo mau jadi malin kundang ya?"Sahut Ina dengan wajah mengintimidasi.

"Bukannya malin kundang itu durhakanya sama mamaknya ya?." Tari bertanya dengan muka sok polosnya dibalas dengan Nia dan Ina yang ber oh-ria.

"Apasi lo pada, yang paling penting itu, kak Dendy datang kekelas kita cuman buat manggil gue omg!."

"Ehm...kita Yan, bukan lo doang." Ralat Nia.

"Dasar temen lucnut, gabisa liat gue bahagia sehari aja." Gerutu Dian.

"Dian, Tari, Nia, Ina, ayo cepetan keluar tu udah ditungguin." Tegur bu Sri dengan suara sok lembut padahal biasanya waktu beliau bicara lebih mirip dengan singa mengaum yang udah gak makan tiga hari, kasian.

Sontak Dian, Tari, Nia, dan Ina langsung beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas menuju Dendy yang masih setia menunggu tak lupa mereka meminta ijin kembali kepada bu Sri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berawal Dari BuperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang