Seorang santri putri yang tengan menimba ilmu di pondok pesantren karena keinginan sang ayah dan juga keinginannya sendiri, namun Zahra sedikit tak tega meninggalkan ibunya yang saat itu sering sakit-sakitan (yaa.. nama santri putri itu adalah Zahra, zahra Namjul Qolby) dan setiap ayah Zahra menyambangi zahra ke pondok, Zahra selalu bertanya.
"ibu sehat yah ?" dan jawaban sang ayahnya selalu sama.
"sudah mendingan, udah ga usah mikirin ibu mu fokus aja ngaji sama sekolah nya " klo ayah sudah bilang begitu Zahra Cuma bias diam dan mangut-mangut aja. Tapi diamnya Zahra ga Cuma diam saja tapi lebih tepatnya Zahra nangis karena kalau sudah bersangkutan dengan ibu ga akan Zahra bisa nahan untuk ga ketemu. Hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun kini Zahra sudah hampir tiga tahun di Pondok Pesantren Nurul Iman, dan saat ini zahrah tengah sibuk-sibuknya menyiapkan diri untuk melaksnakan Ujian Nasional yang akan di lakasanakan beberapa bulan lagi namun Zahra sering kali gagal fokus untuk ujian karena bukan hanya ujian yang Zahra pikirkan namun ia juga memikirkan ngajinya yang kini tengah mengaji kitab Nahwu Al-Jurumiyah dan kitab ini pun lumayan berat jika seorang tak benar-benar memahami isinya, saat itu juga Zahra ngaji nahwu dengan Gusnya sendiri Yakni Gus Rosyid yang memang terkenal dengan kejamnya saat mengajar ngaji jadi Zahra tak bisa main-main ketika mengaji sedikit saja salah maka akan menangung dan mendapat hukuman saat itu juga meski Zahra juga sering terlambat ketika masuk ngaji dengan Gus Rosyid dan itu berakibat fatal karena ia akan mendapatkan sebuah cubitan yang diberikan Gus Rosyid pada lengannya dan cubita itu bukan cubitan biasa melainkan cubitan maut yang sering di takuti para santri dan memarnya akan bertahan hingga seminggu lebih. Hingga Suatu saat di mana seorang santri putri yang tengah mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat zuhur, namun ketika ia berbalik setelah mengambil air wudhu ia mendapati temannya tengah menunggunya untuk menyampaikan suatu pesan.
"hey dek" sapa santri yang telah selesai mengambil air wudhu tersebut
"hey mbak tadi aku liat mas mbak lo kesini sama bapaknya nurul" (nurul adalah keponakan Zahra) "terus tadi kata mbak ana, mbak di suruh siap-siap kedepan" jelas risa lagi (risah adalah temen Zahra yang sama dari desa). Sedangkan Zahra hanya mengerutkan keningnya enggak biasanya hari sekolah kepondok? Biasanya hari minggu kalau enggak Cuma pas selapanan doing!! Pikir Zahra.
"emang mau ngapain aku di suruh siap-siap??" Tanya Zahra
"gak tau juga sih mbak tadi aku suruh nyampaikan itu aja" jawab risa hanya mengedihkan kedua bahunya. Dan Zahra pun masih berfikir siap-siap emng suruh ngapain? Namun tiba-tiba ia teringat tentang ibunya di rumah yang sedang sakit-sakitan, seketika jatung Zahra pun terasa berhenti."dek jangan-jangan ibu ku " kata Zahra tanpa terasa tiba-tiba airmata Zahra mengalair keluar begitu saja.
"jangan mikir yang macem-macem dulu mbak, piker yang positif aja semoga ga ada masalah apa-apa dirumah"kata risa sembari menenangkan Zahra "ya udah mbak ku tinggal dulu ya, itu bentar lagi pak Ustadz Arwani dateng, mbak sholat aja dulu doain yang baik-baik oke" kata risa sembari tersenyum, Zahra pun hanya bisa tersenyum tipis tanpa mengurangi rasa sedihnya sedikitpun. Tak lama setelah kepergian risa datang mbak ana memanggilnya Zahra pun yang merasa namnya di panggil menghentikan langkahnya untuk masuk ke kamar dan membalikan badannya kembali,
"iya" jawab Zahra
"ini surat izinnya, nanti habis sholat langsung ke TU aja ya udah di tunggu bapak" kata mbak ana ( mbak anak ini mbak kandung dari nurul dan juga keponakan pertama Zahra ). Zahra pun melihat isi surat izin yang diberikan mbak ana ketika mellihat keterangan dari surat izin izin ibu sakit? Sakit rasanya ketika membaca keterangan surat izinya sampai-sampai air matanya keluar lagi."ga usah nangis lek, sekarang sholat udah itu langsung kedepan ya"kata mbak ana, Zaharapun hanya menganggukan kepalanya dan berjalan masuk kekamar kembali. Karena sudah tertinggal sholat berjamaah maka zahrapun langsung melaksankan sholat zuhur di kamar sendiri, dalam sholat Zahra dari awal takbiratul ihkram sampai tahiyat akhir air mata tak henti-hentinya keluar sehingga teman-temannya yang sudah pulang dari sholat berjamaah pun heran dan langsung bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Najmul Qolby
De TodoSeorang santri putri yang ingin sekolah di pondok pesantren, namun dengan bimbang dengan keadaan sang ibu yang kini sering sakit-sakitan. Namun dorongan sang ayah dan juga keinginan nya tak kalah kuat, sang ayah pun tetap menyemangati putri bungsun...