Prologue

2.9K 148 26
                                    

Anyeong, seperti janjiku, aku bakal buat Squel Yeonjun. . .
Tapi ini mungkin agak berbeda sama cerita Yeonjun sebelah, gak beda jauh sih, toko utama tetap Yeonjun dong🙌🙌
Ada yang senang ?
Semoga kalian menikmati ya

🍂 TXT 🍂

"Junie bangun, eomma dan teman-temanmu menunggumu."

"Kau pasti bisa melewati ini semua, semangat lah."

"Hyung gwencana ?"

"Hyung, bogoshiposo."

"Hyung segeralah kembali pada kami."

"Tidak ada TXT tanpamu hyung."

"Kami rindu bermain denganmu hyung."

S

uara - suara itu terus bergilir menggelitik gendang telinganya, seakan bahwa dirinya tidak lagi berdaya, hanya menjadi beban. Itulah yang kini dirasakan oleh Yeonjun, pria yang tengah berbaring lemah- tidak berdaya. Seakan diambang kegelapan. Ya, semua terasa gelap, bahkan dirinya tidak lagi berdaya menggerakan organ tubuhnya. Berbaring menikmati tiap waktu dengan berbagai alat bantu medis untuk dirinya bertahan. Air matannya tanpa sengaja menetes, tak kala  suara tangis sang ibu, keluarga, rekannya dan orang-orang yang bergilir datang menjenguknya. Terdegar begitu jelas. Hatinya hancur, amarah seakan menyeruak menggebu dalam dadanya. Seharusnya dia harus lebih kuat untuk melindungi keluarga dan orang-orang di sekelilingnya. Namun nyatanya dirinya kini hanya terbaring lemah, bagai pecundang tidak berdaya. Akankah ini akan selamanya ? Yeonjun bahkan sangat ingin kembali membuat semua tersenyum bahagia, tanpa air mata kesedihan di wajah mereka.

Keadaanya kini membuatnya semakin terasa lemah, bahkan dalam keadaan sehat dirinya saja tidak dapat melindungi mereka semua, bagaimana dengan dirinya sekarang ?


Lemah.

Tidak berdaya.

Itulah dirinya kini.

"Mianhae." kembali setetes air mata meluncur sempurna dari ujung mata Yeonjun.

🍂 TXT 🍂

Keadaan tidak benar-benar baik. Rasa penyesalah selalu menyelimuti mereka yang merasa gagal melindungi pria itu, mereka terlalu sibuk dengan diri sendiri, tanpa memperdulikan orang yang sebenarnya selalu berjuang melindungi mereka. Tapi tidak ada yang dapat mereka lakukan kini, kecuali mendoakan dan menunggu pria yang masih berbaring lemah itu kembali bersama mereka, bercanda, bersenang-senang lagi seperti dulu.

"Kami sangat merindukanmu hyung." Soobin segera merangkul Beumgyu, disusul member lain. Tidak ada yang lebih terpukul dari mereka yang seharusnya ada disaat pria itu kesulitan. Tapi dimana mereka ketika Yeonjun dalam ketertekanan. Tidak ada yang mendukungnya. Mereka semua malah memilih menjauh dan menyalahkan. Pantaskah kata 'teman terburuk' merekat pada mereka ? Namun kembali pada fakta bahwa semua telah terjadi.

Fighting Hyung, MianhaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang