PROLOG

39 8 0
                                    

11:30

Drttt..Drttt...Drttt....

Getaran ponsel yang ke empat kali nya, sukses membuyarkan pikiran nya. Ia mendengus kasar. karena ia menjadi tidak fokus.

Ia tetap tidak merespon panggilan dari ponsel nya, dan melanjutkan pertunjukan jari-jemari nya yang menari di atas keyboard laptop nya.

Drtttt....Drtt...Drttt..

Drttt...Drttt...Drtttt..

Drttt..Drttt..Drrrttt..

Buyar sudah semua hal yang berada di otak nya. ia menekan tombol enter pada keyboard laptop nya dengan kasar, dan segera meraih benda yang sangat mengganggu.

Terdapat hampir sepuluh panggilan tak terjawab,4589 pesan dari sembilan kontak. ia lagi-lagi mendengus kesal, dan menunduk melihat ponselnya seramai ini.

Ia mengangkat pandangan nya, ketika ponselnya kembali bergetar. menampilkan panggilan suara dari salah satu kontak bernama; Paula Birdella

Ibu jari nya menggeser ikon telepon berwarna hijau ke arah atas.

"Hm" jawabnya datar

"Sibuk banget bu direktur" jawab Della dengan nada mengejek

"To the point,Birdella. "

"Iya-iya deh,kaku banget."
"Ini udah jam makan siang.lo gk laper emang?" Tambah nya

"Gk."

"Why?"

"Karena ker-"

"Kerjaan gue banyak. gue harus selesain ini semua hari in.  baru gue bisa makan, dan tidur dengan tenang. " ucap Della memotong perkataan nya

"Birdella." ucap nya sedikit ketus

"Kasihan perut lo"

"Birdella"

"Kasihan tenggorokan lo"

"Paula Birdella!"

"Kasihan otak lo"

"Birdella cukup!"

"Kasihan hati lo!" Ucap Della cukup lantang

"Kirim alamat caffe, restaurant atau tempat makan sesuai keinginan kamu. "

Tutt...tutttt...

Panggilan berakhir setelah ia mengucapkan kalimat pertanyaan soal alamat di mana ia akan makan siang hari ini.

Ia mendengus kasar. memijat pelipis nya yang terasa sangat pusing sekali. memikirkan segudang pekerjaan yang akan di tunda nya nanti.

Paula Birdella  (2)


11:33
Angkat telfon gue buset

11:47
Caffe Velasco,sekarang!!

11:52
Hm

Setelah membaca pesan berisikan alamat yang di kirim kan oleh Della. ia pun bergegas bangun, dan meraih sling bag nya yang berada di atas meja.

Ia keluar dari ruangan berjalan menuju ruangan kecil yang berada didepan ruangan nya. ia mengetuk pintu dengan wajah nya yang datar.

Sampai genap sepuluh ketukan, tetapi tidak ada tanda-tanda pintu akan segera terbuka. ia membuang napas kasar. lalu meraih ponsel nya yang berada pada saku cardigan maroon nya.

Ia menekan ikon yang bersimbol telepon, yang berada pada kontak bernama; Selly. lalu mendekatkan ponsel nya ke arah telinga.

panggilan berakhir dengan suara operator yang menyatakan bahwa telepon tidak di jawab. entah untuk keberapa kali nya ia mendengus kasar hari ini.

WorkaholicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang