tok tok tok!
"Selamat siang,"
Seorang wanita berjas putih rapi masuk ke dalam ruangan. Itu dokter Mina.
"Selamat siang, dok," jawab enam remaja itu bersama-sama.
Dokter Mina berjalan mendekati ranjang Felix dan membaca catatan medis yang baru saja diperbarui beberapa menit yang lalu. Hasil laboratorium juga ada di sana.
"Jadi, Felix itu gimana?" tanya Dokter Mina yang kemudian bergabung di sofa.
"Aneh gitu, dok. Gak bisa diajak ngomong, tapi suka mukul berontak gitu. Kalo dikerasin malah makin serem," jawab Jeno.
"Serem gimana? Mukulnya tambah sadis, gitu?" tanya Dokter Mina lagi.
Jeno mengangguk. Mengingat bagaimana Felix dan ustadz kemarin, ia tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan ustadz tersebut apabila the lost dan OSIS tidak segera melerai mereka.
"Kita curiganya Felix depresi, dok. Kita sempet nemu obat di tas Felix, yang tadinya kita coba ngeliat penyakit Felix dari obat yang dia pake, tapi ternyata itu narkoba," kata Nancy.
"Dan ternyata Felix gak pake narkobanya. Felix masih suci," tambah Sunwoo.
"Oh iya, Felix berontak juga, dok. Barusan pas bangun juga ribet banget orangnya, makanya dibius lagi," kata Guanlin.
Dokter Mina mengangguk. "Mungkin sih Felix depresi. Tapi kalo Felixnya berontak, saya ngasih konselingnya gimana dong?" tanya Dokter Mina.
"Oh iya,"
"Dokter kan udah pro, gak mungkin bingung lah," kata Guanlin.
Dokter Mina tertawa dengan cantiknya, "Hahaha, saya cuma bercanda kok. Nanti kalo Felix udah bangun, kita kosongin ruangannya ya. Kalian duduk depan aja sama suster, sambil jaga-jaga kalo Felix ribut."
"Siaap dokter!"
Felix sudah sadar sejak sekitar satu jam yang lalu, yang artinya mereka telah menunggu di luar kamar inap Felix selama hampir satu jam, dengan Jeno dan Hwall berjaga-jaga di depan pintu. Sesuai instruksi Dokter Mina, jika Felix memberontak, maka suster akan segera masuk dan kembali menyuntikkan anestesi.
"Aduh, capek kaki gue," keluh Nakyung.
Nakyung mengubah posisinya yang sedari tadi jongkok sambil memainkan ponsel, menjadi duduk ngemper di lantai bersama Nancy dan Sunwoo.
"Duduk lah," balas Guanlin.
"Duduk di mana goblok, kan kursi lo dudukin," umpat Nakyung sambil memijat kakinya.
"Anjir Nakyung mulutnya sadis juga," celetuk Sunwoo.
"Sadis lah, kayak ular. Kan wanita ular," balas Nakyung asal.
Guanlin menggelengkan kepalanya. "Duduk sini, gue mau ke kamar mandi bentar," kata Guanlin, kemudian bangkit dari kursinya.
"ASHIAAAAP!!!" seru Sunwoo.
"Nakyung, bukan lo. Kecilin mulut lo, rumah sakit serasa pasar anjer ada lo," omel Guanlin, kemudian pergi.
Setelah Guanlin beranjak meninggalkan takhtanya, Nakyung mengambil alih kursi dan mengajak Nancy berbagi bantalan kursi berdua.
"Duh enak ya duduk di kursi, berasa punya pantat," kata Sunwoo.
"Dih ngode. Lemah banget sih lo, gue sama Jeno dari tadi berdiri aja santai," ucap Hwall.
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan kepala Dokter Mina muncul dari celah pintu.
"Pst! Suster!" bisik Dokter Mina, menginstruksikan suster agar masuk ke dalam ruangan.
"Udah selesai dok?" tanya Jeno.
Dokter Mina mengangguk. "Di anestesi lagi biar ga berontak,"
"Cepet amat," kata Nancy.
Tidak perlu waktu lama bagi suster untuk kembali menyuntikkan anestesi dosis rendah pada Felix. Kali ini sangat aneh, karena Felix terlihat sangat tenang, tidak memberontak sama sekali setelah sesi konselingnya barusan.
"Tumben Felix gak nendang-nendang," celetuk Guanlin yang baru datang.
Dokter Mina menatap ke sekeliling. "Kebanyakan orang. Yang jaga Felix di sini dua aja ya, yang lain lanjut sekolah," ucap Dokter Mina.
"Udah selesai, dok? Felix kenapa?" tanya Nakyung.
"Saya belum bisa ngasih keterangan. Saya mau bikin surat pengantar ke kepolisian, kalian jagain ya,"
dokter minaa.
kenapa pake mina? karena saya bucin mina eonni
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Lost : Habitual Strange (00ㅡ01L)
FanficKepribadian Felix tiba-tiba berubah, ada apa? Originally written by Penguanlin, 2019. [ !! ] urutan/cara baca, cek buku "Case Journal" chapter "How to Read".