XXXII

2.2K 232 16
                                    


🌼🌼🌼

Setelah makan siang yang di penuhi dengan keributan yang terjadi antara kakaknya dan kekasihnya. Mereka bertiga sudah didalam mobil kembali, melanjutkan tujuannya yaitu fitting baju pernikahan.

"Kamu engga ke kantor lagi Al?" tanya Yuki karena melihat sang kekasih lebih memilih menemaninya daripada kembali kekantornya.

"Engga" jawab Al seadanya.

"Dih, jadi ceo kok engga bertanggung jawab banget" cibir Jefri.

"Suka-suka gue dong, kantor-kantor gue."

"Yaaa biasa aja kali engga usah pake ngegas."

"Ihhhh, kenapa sih kalian ini, engga di rumah sakit, di resto dan di sinipun kalian selalu berantem, pusing tau lihatnya." Sebal Yuki. "Aku nanya serius loh Al, kamu beneran engga balik ke kantor lagi?." Tanya Yuki kedua kalinya.

"Engga sayanggg, aku lebih milih nemenin kamu dari pada ngeliat dan ngebayangin kamu jalan berdua dengan nih orang," Ucap Al sembari menunjuk Jefri yang sedang menyetir.

"Yeee emangnya kenapa kalo Yuki jalan sama gua?, lagian nih ya asal lo tau, selama Yuki di Paris kita selalu kemana-mana berdua."

"Itu dulu, sekarang Yuki punya gue, udah beda lagi urusannya." Ucap Al santai.

"Udah dehhh, mulai." Yuki berucap sembari menghela nafasnya. "Kamu beneran engga apa-apa Al, engga balik kekantor lagi?."

"Yaa ampun sayang, beneran engga apa-apa, hari ini jadwalnya memang engga seberapa sibuk kok, kamu engga usah khawatir." Al menenangkan sang kekasih.

"Oke deh kalau begitu, kan akunya takut." Lega Yuki dengan nada manjanya, Al dan Jefri yang mendengarnyapun hanya tersenyum saja.

Sampailah mereka di butik yang sangat besar....

"Selamat siang menjelang sore, ada yang bisa kami bantu?." Sapa sang resepsionis ramah.

"Atas nama Nichole." Dingin Jefri tanpa basa-basi (seorang Jefri bila sudah berada di lungkungan luar yang tidak ia kenal, laki-laki ramah itu akan berubah menjadi dingin). Sang resepsionispun hanya mengangguk sembari memberikan senyumannya.

"Mari ikut saya tuan," salah satu karyawan wanita datang dan langsung menunjukkan sebuah ruangan yang cukup luas di penuhi dengan gaun pengantin.

"Haloo cyinnn," sapa sang designer laki-laki yang bergaya seperti wanita, kalau Jefri hanya tersenyum saja membalas sapaan designer sedangkan Al dan Yuki sedari tadi pasangan itu hanya diam saja tetapi tangan mungil Yuki tak lepas dari genggamannya.

"Sini-sini kita ngepassin dulu, oh btw calon mempelai wanitanya juga udah ngepass loh kemarin." Cerocos sang designer.

"Kak, aku sama Al mau lihat-lihat dulu ya." Yuki membuka suaranya meminta izin dari sang kakak sepupunya itu yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Jefri.

"Iya boleh banget kok lihat-lihat, kayaknya calon pengantin juga nih ya?." Sang designer malahan menyambung.

"Doain aja ya om." Balas Al dingin dan Yuki hanya membalakan mata indahnya saja atas ucapan ngawur dari Al.

Sekarang Jefri sedang ngepass baju pernikahan sedangkan Al dan Yuki sedang melihat-lihat isi dari butik besar tersebut.

Yuki sedang memandangi satu gaun pernikahan yang terpajang di tengah-tengah ruangan, gaun berwarna putih gading denga design gaun mekar ala princess dengan bagian atas tertutup, gaun impian Yuki. Ia selalu bermimpi ketika suatu saat ia menikah, ia ingin memakai gaun besar ala princess tetapi sopan, alyas bagian atas yang tertutup tidak terbuka dan mengekspose bagian dada dan punggungnya.

Adakah Aku Disisimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang