(cold) -15

145 9 0
                                    

—Takdir terlalu mempermainkan kita sehingga semesta ikut membuatnya semakin rumit.

Setelah 5 hari kemudian, Giovanna akhirnya boleh pulang dan kembali ber-aktivitas seperti biasa. Namun masih belum bisa melakukan aktivitas berat.

Selama itu pula, Giovanna tidak pernah bertemu ataupun kontakan dengan Arka.

Giovanna pernah sempat berfikir 'apa Arka ngehindar dari gue ya?' , tapi kemudian ia buang jauh jauh pikiran itu dan kembali berfikir bahwa ia dan Arka tidak ada apa apa.

Dan semenjak hari dimana Arka menjenguk Giovanna ketika itu, Arka sudah tidak pernah lagi menampakkan wajahnya di hadapan Giovanna maupun keluarga nya.

Dan bagaimana kondisi Arka ketika hari hari nya sudah tidak ada Giovanna lagi? Jangan ditanya, hidupnya sudah seperti patung, dingin, cuek dan lebih banyak diam.

Arka hanya akan menjadi Arka yang biasanya kepada teman teman nya.

Bahkan ketika Giovanna di jenguk oleh Shakira, katanya Arka menjadi pribadi yang dingin, bukan Arka dengan senyuman cerahnya. Dan juga, dari informasi Aldyan, Arka sempat sakit 3 hari karena demam.

Mendengar hal tersebut, entah kenapa Giovanna merasa bersalah atas ulahnya yang egois dan tidak mau mendengarkan Arka.

Sekarang, Arka sedang duduk frustasi di dekat jalan rumahnya yang selalu sepi sembari menghisap nikotinnya untuk keberapa kalinya.

Arka sangat kacau, bukannya senang Giovanna benar benar menghilang dari hidupnya selama seminggu terakhir, tapi ia malah gelisah.

"Kenapa?" Tanya seseorang kepadanya.

Suara orang tersebut sangatlah mirip dengan Giovanna. Arka menggeleng, ia tahu ini pasti hanya khayalannya. Arka tidak mau mendongakkan kepalanya karena ia tidak ingin kecewa lagi dengan kenyataan.

"Kenapa? Kok malah nge rokok? Bukannya masih gak enak badan?" Kali ini benar benar jelas bahwa suara tersebut, suara Giovanna.

Dengan perlahan namun pasti, Arka mendongakkan kepalanya untuk melihat sosok seseorang yang bertanya kepadanya.

Kali ini ia tidak mengkhayal ataupun bermimpi, tapi ini benar benar Giovanna di hadapannya masih lengkap dengan seragam sekolah.

Giovanna duduk mendekat, dan memperhatikan rokok Arka.

"Eh, maaf." Ucap Arka segera mematikan rokoknya.

"Kenapa?" Tanya Giovanna menatap Arka.

"Gua kangen sama lu Gi, kangen berat. Tiap malem gua tersiksa sama rasa ini. Gua kangen sama lu, banget malah." Ucap Arka dengan sendu dan duka dalam matanya.

Giovanna hanya tersenyum tipis mendengarnya.

"Gi, kenapa lu gak bilang kalau lu sakit sampe di rawat gitu Gi? Dan kenapa lu dateng kesini Gi? Gue tau kondisi tubuh lu masih gak fit, terus kenapa ke sini?" Tanya Arka dengan pandangan sedih.

"Gi, boleh peluk?" Lanjut Arka.

Bahkan sebelum Giovanna iyakan, ia telah menarik tubuh Giovanna untuk mendekat.

Giovanna bergeming di tempatnya, bingung hendak melakukan apa.

Arka menikmati tiap detik yang berjalan diantara mereka, ia sangat rindu momen mereka berdua, walaupun Giovanna sangat irit bicara.

"Maaf." Satu kata yang terlontarkan dari mulut Giovanna.

"Buat apa? Lu gak salah, sepenuhnya salah gue." Ucap Arka.

Infinity of Ours | [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang