(cold) -16'

165 9 0
                                    

-Jika sebuah takdir bisa diubah, aku akan mengubahnya sampai tidak usah bertemu denganmu.

Sergio sempat kecewa dengan pernyataan anaknya. Namun ia berusaha mengerti, mungkin Giovanna masih kaget dengan semuanya.

Bel rumah berbunyi, padahal sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Diego yang masih bermain game, berdecak karena harus membuka pintu rumahnya.

Dilihatnya Arka menggunakan kemeja maroon dan terlihat rapi. "Mau ngapain?" Tanya Diego yang masih malas dengan orang satu ini.

"Giovanna?" Tanya nya dengan hati hati.

Diego mempersilahkan Arka masuk dan berjalan di belakangnya, "Gak bosen lu bikin adek gue sakit hati?" Tanya Diego dengan tepat sasaran.

Sebelum menjawab, Giovanna telah dulu menjawab dari arah dapur, "Abang gak boleh gitu." Ucapnya melanjutkan menghabiskan susu coklatnya sampai kandas.

Giovanna mengajak Arka menaiki tangga dan menuju kamarnya. Setelah sampai, Giovanna langsung antusias dengan cerita Arka. "Gimana? Sukses kan? Axel mau kan? Perjodohan di batalin kan? Lu udah bilang ke Ayah lu? Gue hubungi temen gue dulu buat jadi alibi dan lapor ke Papa." Ucap Giovanna yang sudah menggenggam ponselnya dan bersiap untuk menghubungi temannya.

Salah satu kontak di pilih dan hendak memencet tombol 'call' tapi Arka menggagalkannya dengan memegang kedua lengan Giovanna dan menciumnya tepat di pipi kanan.

Giovanna kaget, dan segera menjauhkan dirinya dari Arka. "Bukan berarti gue bisa lu pegang sembarangan." Ucap Giovanna dengan kesal setengah mati.

"Maaf." Keluar begitu saja dari mulut Arka. "Gue udah jelasin semua ke Axel, dia ngaku suka sama gue, tapi gue tolak." Ucap Arka menatap Giovanna serius.

"Loh kok? Kok lu tolak? Lu bego? Dia yang selama ini lu kejar, lu tolak gitu aja?" Tanya Giovanna tak habis pikir.

"Karena gue udah buka hati buat orang yang selalu ngejar gue." Ucap Arka dengan tersenyum manis tulus.

Giovanna mengangguk paham, "Gebetan baru. Yah terserah, ujung ujungnya pasti bakal batal kan?" Tanya Giovanna yang hampir senang karena perjodohannya batal.

"Lu tau siapa orangnya?" Tanya Arka.

Giovanna menggeleng, "Siapapun dia, yang pasti gue yakin dia bisa bikin lu bahagia dengan kehidupan lu. Dan gue dengan hidup gue." Ucap Giovanna dengan senyum tipis.

Arka menghela napas berat, "Orang yang gue maksud itu lu Giovanna Ēquirrel! Elu! Ya allah! Elu Gi! Elu! Orang yang lagi berhadapan sama gue dengan muka cengo." Ucap Arka mengusap wajahnya kasar.

Giovanna menggeleng dan tertawa sumbang, "Candaan lu gak lucu, Ka. Gue serius." Ucap Giovanna.

"Gue serius Giovanna." Ucap Arka.

Giovanna tetap menggeleng, "Lu gak bisa gini, lu tau kan-" Ucapannya terpotong oleh Arka.

"Ya! Sekarang, gue tau semua tentang lu Gi. Alasan lu nyuruh gue buat nge jauh dari Axel, itu karena Papa lu selingkuh sama Mama nya Axel, secara gak langsung Axel jadi kakak tiri lu. Lu suka lebam dan banyak goresan luka di tangan karena perilaku papa lu yang suka nyiksa lu. Gue bodoh gak tau masalah besar dalem idup lu kayak gini." Ucap Arka dengan napas memburu.

Giovanna terkejut karena Arka telah mengetahui semuanya, pasti ini dari Axel.

"Kenapa lu gak cerita sama gue Gi? Gue waktu itu pacar lu, jadi mantan dan temenan. Gue sharing banyak hal ke lu, tapi hal seberat ini lu pendem sendirian. Gue udah bilang, gue bisa jadi sandaran lu saat lu butuh itu." Ucap Arka menyesal.

Infinity of Ours | [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang