"Gimana Ra? Udah nemu calon? Mama udah ngebet pengen gendong cucu nih!".
"Baru juga umur 26 ma, masa nikah sih".
"Untuk perempuan itu umur yang tua loh Ra!".
"Kan harusnya cowo yang datang ke Lyra mah, murahan dong kalo Lyra nembak duluan".
"Tauk deh, pokoknya mama pengen kamu cepet nikah!".
.
.
Pagi hari, ketika cuaca sangat tidak mendukung. Lyra keluar ke kafe dekat kuliahnya dulu, ia membuka laptop dan mengeluarkan alat menggambarnya. Pekerjaannya yang tak kenal tempat dan waktu ini membuatnya menjalani hari dengan semangat walau cuaca tak mendukungnya.
Segelas teh panas tanpa gula, menjadi minuman favoritnya dikala mengerjakan pekerjaannya. Pagi hari yang dianggapnya biasa saja ini ia nikmati sendiri tanpa seorang pun peduli ia disana.
Kringgg
Seseorang masuk kedalam kafe, yang membuat pandangan Lyra teralihkan. Seorang lelaki dengan tampilan jaket dongker dan celana coklat muda, Lyra terus menatapnya, dengan rasa penuh curiga. Seperti ia kenali namun lupa siapa dia sebenarnya. Lelaki itu pun keluar setelah memesan minuman, tak peduli Lyra yang terus saja menatapnya.
Lyra kembali pada laptopnya dan bekerja dengan serius.
...
"Ra! Disini!", teman Lyra, Andin.
Lyra pun menghampiri Andin yang ada disebrang jalan. Mereka janjian untuk bertemu karena teman Andin ada yang ingin memesan ilustrasi pada Lyra.
Mereka masuk kedalam restoran dan duduk ditempat yang telah dipesan, disana sudah ada teman Andin yang hendak memesan ilustrasi pada Lyra. Ia lelaki yang saat dikafe terus saja dipandang oleh Lyra. Lyra yang mengetahuinya hanya berusaha diam dan terus saja berbicara dalam hati.
"Ra?", lelaki itu menyapa saat mendongakkan kepalanya.
"Em, anda mengenali saya?", tanya Lyra.
"Gue Faraz", seketika detak jantung Lyra berdetak sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyraz
Teen FictionRasanya begitu manis hingga tak sadar kita saling menyakiti. Sulit untuk ditebak, sebenarnya kau ini pria seperti apa?