Hari ini adalah hari minggu. Hari paling menyenangkan untuk mengurung diri didalam kamar.
Karena rasa bosan yang kurasakan, akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamarku. Dan menuju ke ruang tengah.
"Reen, sini deh." Panggil kakakku.
"Apa?!" Ucapku.
"Kouta kakak habis, bisa tolong beliin." Ucap Kak Ricko.
Aku mengangguk dan menadahkan tanganku. Lalu kakakku memberikan uangnya padaku.
"Sisanya buat kamu," ucapnya.
Tentu saja aku sangat senang. Kebaliannya tidak sedikit.
"Thanks Brother," ucapku langsung meninggalkannya.
Aku melangkah keluar dari rumahku dan menuju ke konter untuk membeli kuota untuk kakakku.
Aku menendang batu yang ada dijalan. Aku menghentikan langkah saat aku melihat Esta yang sedang duduk merenung di bangku halte.
Aku berjalan perlahan, berusaha untuk menggetkannya. Baru 3 langkah untuk mendekatinya. Sepertinya dia sudah sadar akan keberadaanku.
"Kau tak berniat menganggetkan aku kan Reen," ucapnya.
"Hehe, sedang apa kau disini?!" Ucapku.
"Menunggumu," ucapnya.
"Jika aku tidak datang apa yang akan kau lakukan," ucapku.
"Aku akan tetap menunggumu. Karena ku tahu kau pasti akan datang padaku. Aku membutuhkanmu Reen." Ucapnya.
"Ada yang bisa ku bantu?!" Ucapku.
"Hm, tidak jadi. Sepertinya aku merasa tidak tahu diri." Ucapnya lirih.
Dia kenapa sih - batinku.
"Mau ikut denganku," ucapku.
Dia hanya mengangguk. Dan tidak bertanya.
Setelah membelikan kuota untuk kakakku. Aku memilih untuk ke supermarket membeli air mineral dan makanan ringan. Karena aku melihat Esta sangat kelelahan.
"Minum dulu," ucapku sambil memberikan air mineral padanya.
"Terimakasih," ucapnya sambil tersenyum.
Ya ampun senyumnya indah sekali. Hatiku merasa tenang saat melihatnya dia tersenyum seperti itu.
"Kau senang berada berada disisiku Reen?!" Ucapnya.
Aku mengerutkan kening. Heran dan bingung. Kenapa dia bertanya seperti ini?! Tentu aku sangat senang. Mungkin jika dia tidak berada disisiku aku bisa apa. Aku lebay, ya itu karena ketularan kakakku.
"Kau diam saja Reen. kau tidak suka denganku ya, aku ini memang tidak tahu diri ya," ucapnya sambil menunduk.
"Hei, bukan itu maksudku. Aku terdiam kerena aku heran kanapa dia bertanya seperti itu. Ya jelaslah jika aku sangat senang berada disampingku." Ucapku.
Byurr..
Tiba-tiba langit yang tadi cerah seketika berubah menjadi mendung dan menjatuhkan airnya. Menyapa pengemarnya yang menyukai hujan.
Esta langsung menarikku dan membawaku ketempat berteduh. Kupikir dia suka hujan. Ternyata pemikiranku salah.
"Aku takut jika kau sakit dan aku sangat membenci hujan." Ucapnya.
"Kenapa?!" Ucapku.
"Mereka terlalu berisik dan membuatku pusing. Biasanya saat hujan seperti ini aku memilih untuk mengurung diri ditempat yang kedap suara agar tak mendengar suara mereka." Ucapnya.
"Hm, tapi aku suka hujan. Bagaimana?!" Ucapku.
"Aku lebih suka pelangi," ucapnya.
"Ya sudah jadilah pelangiku setelah aku dilanda hujan," ucapku
Dia hanya tersenyum.
"Kau pusing?!" ucapku
"Sedikit," ucapnya.
"Mau pulang?!" Ucapku.
"Hujannya masih lebat, aku tak mau kau sakit. Diamlah sebentar sampai hujannya mereda." Ucapnya.
"Baiklah." Ucapku.
"Reen, aku suka kamu." Ucapnya lirih.
"Apa?!" Ucapku.
"Lupakan, tak penting." Ucapnya.
Sebenarnya jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya saat dia bilang seperti itu.
Aku suka Fathur, tapi sepertinya aku juga suka dengan Esta.
___________________
See you gaes..
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Novela Juvenil🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...