"Apakah ini sebuah akhir dari segalanya? Ternyata bukan. Inilah awal dari segala kehidupannya."
Sabtu, 02 desember 2023
Hari yang begitu cerah membuat semua yang berada di aula juga sama ikut cerah muka. Mereka semua senang karena tugas akhir sudah selesai semua tanpa revisi.
Tapi, kedepannya tinggal memikirkan kerja. Apakah mereka akan kerja sesuai dengan jurusan yang selama ini mereka ambil? Semoga saja.
Nama Giovanna tertera di kursi terdepan. Entah karena apa, padahal ia berawalan huruf 'g' bukan 'a'.
Acara terasa berjalan cepat, padahal lambat sekali.
Dimulai dari jam 8 pagi, hingga jam setengah 2 siang. Banyak yang mengeluh ngantuk, capek, pengen main game, pengen selonjoran, pengen makan,dan lain nya.
Tapi Giovanna? Ia menikmatinya seolah semua rasa lapar, bosan, suntuk, lelah, letih, lemas, semuanya hilang di tubuhnya.
Hingga acara selesai, semuanya keluar dari aula bersama sama dengan wajah yang berubah 360 derajat dibanding dengan di dalam aula.
Momen foto bersama dilakukan oleh hampir keseluruhan mahasiswa kampus ITB. Giovanna malas, dan hendak cepat cepat pulang ke rumahnya, dan merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Dan berharap, hari cepat berganti menjadi esok.
"Eh Gi! Mau kemana? Foto foto dulu dong!" Ucap lelaki bernama Sean.
Giovanna berbalik dengan muka malas menuju Sean dan kawan kawannya. Giovanna hendak menolak, tapi itu percuma untuk Sean. Sekeras apapun ia menolak, Sean, lelaki itu akan terus memaksanya hingga ia mau.
Momen foto bersama ini tidak berlangsung cepat, namun sangat lambat sekali.
Ketika sudah selesai, Giovanna langsung pamit untuk pergi, pulang.
Namun lagi lagi Sean menghentikannya.
"Gi, gue mau ngomong dulu." Ucap Sean menahan pergelangan Giovanna agar tidak pergi.
"Ngomong apa lagi Se?" Tanya Giovanna yang tahu arah pembicaraan akan kemana.
"G-gi, g-gue s-suka sama lo. Lo mau gak jadi partner gue selamanya?" Tanya Sean dengan kepala menunduk sambil menyodorkan bunga anggrek ke hadapan Giovanna.
Giovanna mengernyit, "Se, udah berapa kali gue bilang sama lo? Gue gak pernah anggep lo lebih dari temen. Kita cuma temen, Se. Gue udah ada yang lain." Ucap Giovanna terdiam di tempatnya.
"Gue harus kayak gimana lagi biar lo nerima lamaran gue Gi? Lo udah punya yang lain? Lo yakin? Gue gak pernah liat tuh." Ucap Sean masih dengan semburat merah di pipinya.
Giovanna menghela nafas perlahan, "Ini udah ke-17 lo lamar gue, tapi gue tetep nolak lo kan? Karena gue udah punya orang Se, udah punya orang. Lo harus berapa kali gue jelasin kalo gue udah jadi milik orang lain? Dia emang gak pernah diliat sama anak kampus, karena gue dan dia cukup untuk kita. Gak perlu di umbar." Ucap Giovanna menatap Sean degan nanar.
"Gue masih gak percaya. Atau jangan jangan itu khayalan lo doang dan menjadikan alibi agar nolak gue?" Tanya Sean semakin menjadi.
Giovanna sudah geram, namun saat ia hendak membalas perkataan Sean, suara berat khas yang selalu ia rindukan terdengar tidak jauh dari arah belakang mereka.
"Kalo perempuannya gak mau jangan di paksa." Ucap lelaki itu.
Mendengar suara nya, membuat Giovanna lemas seketika, degup jantungnya semakin cepat, tangannya mulai dingin gugup. Ia berbalik untuk memastikan.
"Mas nya siapa ya?" Tanya Sean terdengar tidak suka dan melihat aneh tampilan lelaki itu dengan baju lengkap tentara angkatan udara.
Itu benar dia! Giovanna rasanya ingin memeluknya tanda kangen, tapi ia malu.
"Iam home!" Ucap lelaki itu dengan senyum manis yang tak pernah pudar, dan merentangkan kedua tangannya.
Giovanna berlari dan langsung memeluknya erat seakan lelaki itu hendak pergi sekarang juga.
"Kamu kenapa bohong? Katanya pulang besok?" Tanya Giovanna dengan menangis sesenggukan.
"Kejutan dong!" Ucap lelaki itu.
Giovanna semakin menangis di dalam pelukan lelaki itu.
"Heh! Ulukutek lenca! Sejak kapan jadi cengeng gini?" Ucap lelaki itu dengan tertawa renyah.
"Tau ah kesel!" Ucap Giovanna tidak peduli.
"Kesel kok masih meluk?" Tanya lelaki itu dengan nada gurau. "jangan nangis dong, nanti aku juga ikut nangis nih. Aku kan udah pulang, kenapa masih nangis?" Tanya lelaki itu yang sedih karena Giovanna nya terus menangis.
"Aku...aku..ak-" ucapan Giovanna di potong oleh lelaki nya.
"Yaudah sekarang kita pulang aja ya, banyak yang harus di siapin buat minggu depan." Ucap lelaki itu dengan melepas pelukannya dan menghapus sisa air mata Giovanna.
"Oh iya mas! Saya bukan khayalan dia, saya emang nyata adanya. Dan dia cuma punya saya, saya duluan yang dapet dia semenjak 6 tahun lalu. Mas coba untuk buka hati buat yang laen, jangan fokus sama satu orang aja. Kami duluan ya, minggu depan dateng ke pernikahan kami ya di gedung A perusahaan SDG. Crop. Di tunggu, permisi." Ucap lelaki itu sopan dan pamit pergi bersama Giovanna.
+×÷
big thanks for y'all
big love from me to me haha
extra part? kalau mau, aku sih yes! haha
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity of Ours | [END] ✓
Подростковая литератураSudah terbit di Guepedia dengan judul "Tertanda, Angakasa". » part tidak akan di hapus, jadi tetap stay tune dan terimakasi yang berkenan membeli bukunyaa ^^ Kita, dua orang dari masa lalu yang kembali di pertemukan. rasaku padamu tak pernah usai, s...