"S94 KEPADA S31 MELAPOR!!"
Moonbin tidak melanjutkan kalimatnya, justru siaga dengan pistolnya sembari berusaha melindungi Guanlin dan Jeno di belakang mereka. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Kalian cari benda apapun yang bisa dipake berlindung. Jangan jauh-jauh dari gue, tetep waspada. Dia bawa senjata," ucap Moonbin sepelan mungkin.
"Senjata apa lagi ya Tuhan, kemaren Nako mainan pistol..." ucap Guanlin lirih.
Sebelum Guanlin dan Jeno sempat mencari sesuatu sebagai alat pertahanan, seseorang dengan pakaian serba hitam mendadak muncul di depan lorong. Moobin menarik pelatuknya sesegera mungkin, dan pistol yang dibawa orang itu jatuh dari tangannya.
"KALIAN BERLINDUNG!!" perintah Moonbin.
Guanlin dan Jeno segera berlari ke dalam kamar mandi dan mecari entah sapu atau apapun yang dapat mereka gunakan untuk berlindung, kemudian masing-masing dari mereka masuk ke dalam salah satu bilik.
"Sumpah demi apapun gue takut," ucap Guanlin sambil menetralkan nafasnya.
"Gu-gue juga," balas Jeno dari bilik sebelah.
Sementara di luar, Moonbin sibuk 'mengurus' seseorang serba hitam itu seorang diri. Kita tidak pernah tahu posisi musuh, kan?
"S27 KEPADA PASUKAN, KAMAR MANDI!!" seru Moonbin melalui walkie talkie-nya sambil berjalan mendekat dan terus menembaki pistol milik orang itu hingga tidak berbentuk lagi.
Namun Moonbin salah, orang itu mengeluarkan pistol lainnya. Tepat sebelum Moonbin menembakkan pelurunya, sebuah timah hitam panas terlebih dahulu menempus bahunya. Sial, Moonbin kecolongan.
"AAAKKHHH!!!"
Moonbin jatuh dari posisinya sambil memegang bahunya.
"S27 BERTAHAN!!"
Barisan polisi muncul dan segera menembakkan peluru pada kaki orang serba hitam itu dan menyita seluruh senjata yang ia miliki. Dua orang diantaranya memapah Moonbin yang darahnya semakin menetes pada seragamnya.
"Kamar mandi... Anak-anak..." ucap Moonbin lirih, kemudian ia jatuh pingsan.
Kedua polisi yang memapah Moonbin bekerja keras dengan pikiran mereka, mencari maksud Moonbin.
"DI KAMAR MANDI ADA ANAK-ANAK, SELAMATKAN!!"
"Lutut gue geter ya Tuhan..." ucap Jeno.
Dari dalam kamar mandi, mereka mendengar bunyi tembakan berkali-kali. Mereka khawatir Moonbin gagal dengan pertahanannya, atau lebih buruknya, mereka akan mati konyol di kamar mandi.
"AAAKKHHH!!!"
Jeno memicingkan matanya begitu mendengar suara mirip suara Moonbin terdengar.
"BANG MOONBIN!!!" pekik Jeno.
"Jen jangan keluar Jen, inget pesen Bang Moonbin!" seru Guanlin.
"Gimana lo aja bangsat, di depan Bang Moonbin kenapa-kenapa!" balas Jeno.
"YA LO MAU MATI MUDA??"
"S27 BERTAHAN!!"
Perasaan Jeno agak sedikit lega setelah ia mendengar ada polisi lain yang menemukan Moonbin. Tapi Moonbin?
"Udah ada polisi, tunggu di sini sampe kita dibolehin keluar!" ucap Guanlin.
Jeno mengalah. Ia mendudukkan dirinya di atas kloset sambil memijat dahinya.
BRAKK!!
Suara pintu bilik yang dibuka secara kasar kembali memicu degup jantung mereka. Mereka telah menyerahkan semuanya, jika di luar sana adalah penjahat itu, maka selesai sudah.
Pintu bilik Jeno dan Guanlin terbuka, dan tampaklah anggota kepolisian dengan seragamnya. Syukurlah, bukan penjahat serba hitam itu yang datang.
"DISINI!!"
Dua anggota polisi langsung memapah Guanlin dan Jeno keluar dari kamar mandi. Di saat seperti ini, kedua lutut mereka bahkan tidak mampu untuk menopang berat badan mereka.
Keluar dari kamar mandi, keduanya melihat darah yang berceceran di depan pintu kamar mandi, di tempat yang sama saat terakhir kali mereka melihat Moonbin.
"BANG MOON???!!" pekik Jeno.
selamat malam sabtu ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Lost : Habitual Strange (00ㅡ01L)
FanfictionKepribadian Felix tiba-tiba berubah, ada apa? Originally written by Penguanlin, 2019. [ !! ] urutan/cara baca, cek buku "Case Journal" chapter "How to Read".