12

2.3K 169 4
                                    


Sekolah

Bell sekolah berbunyi dua kali,  menandakan waktu istirahat telah tiba

"baik anak anak kita akhiri pelajaran kita sampai disini,  jangan lupa tugasnya di kumpul minggu depan" kata pak Kai guru pelajaran biologi

"iya pak" jawab mereka serentak

"sung kantin yuk" ajak chenle pada jisung yang duduk disampingnya,  jisung dan chenle memang teman sebangku

"jisung" chenle mencoba memanggil jisung lagi,  tapi sama saja tidak ada jawaban,  yang dipanggil sibuk melamun,  entah apa yang dia pikirkan

1...2...3
"JISUNG" teriak Chenle tepat ditelinga jisung,  hampir saja jisung terjatuh kalau saja dia tidak cepat mencari pegangan

"lo apa apan si le,  kuping gue sakit tau,  budek ni gue jadinya,  gue ada disamping lo,  gak usah teriak gitu" protes jisung

"EH LUMBA LUMBA NYASAR GAK USAH TERIAK DONG,  LO Tau, SUARA LO ITU POLUSI UDARA TAU GAK" protes somi,  yang sebenarnya dia juga teriak

"lo juga teriak setan" kata guanlin selaku ketua kelas mereka,  mendengar itu somi hanya mengeluarkan cengirannya

"jisung ayo ke kantin,  jangan Kelamaan disini,  ntar nenek lampir itu ngamuk lagi" kata chenle sesekali melirik somi

"eh siapa yang lo bilang nenek lampir itu hah?! " kata somi gak santai,  sambil ngambil ancang ancang buat ngelempar chenle pake sepatunya

" ayo jisung,  lariii" kata chenle lari sambil narik tangan jisung,  mereka keluar dari kelas

Sampai dikantin jisung dan chenle ngambil tempat duduk dipojokan
"hahhh hahh gue heran kenapa kak Haechan bisa pacaran sama nenek lampir kaya somi" kata chenle ngos ngosan,  iya somi itu pacarnya Haechan

"namanya juga udah kecantol cinta le,  lo tau kan cinta itu buta, sepi ya le, sekarang tinggal kita berdua" kata jisung

"iya,  gue kangen kak jeno yang no jem yang bisa kita buli,  kak Haechan yang bisa bangkitin suasana,  sama kak renjun yang savage,  gue kangen mereka" kata chenle yang mulai curhat,  ya,  jeno Haechan sama renjun emang udah tamat dari sekolah itu,  dan sekarang tinggal jisung dan chenle berdua

"lo juga kangen sama "doi" pastikan" kata chenle sambil melirik jisung dan terkekeh pelan

"apaan sih"

"gak usah bohong sama gue,  tadi dikelas lo,  melamun terusss,  pasti lagi mikirin diakan" kata chenle terus memojokkan jisung

"gue gak mikirin dia ya" kata jisung mengelak,  sebenarnya tidak berbohong tentang itu,  karena yang dia lamunkan tadi adalah kata kata dari mertuanya,  tentang pendekatannya dengan istrinya,  bukan memikirkan tentang gebetannya itu

"Eleh kalau gak mikirin dia,  lo ngapain melamun tadi dikelas"

"udah ah,  gue laper mau pesan,  bay" jisung langsung pergi meninggalkan chenle yang tertawa jahannam di belakang "pesenen gue kaya biasa"  Ucap chenle disela tawanya

Jisung datang dengan dua nampan satu untuknya dan satu lagi pesanan chenle,  walaupun terkadang mereka sibuk bertengkar,  mengejek satu sama lain,  jisung tetap menyayangi chenle dan selalu menuruti chenle,  karena bagi jisung chenle adalah soulmatenya

Mereka makan dengan diam,  sibuk dengan pikiran masing masing,  jisung kembali mengingat kata kata chenle  tadi,  tentang senior cantik yang sudah lama jisung incar,  ya,  jisung menyukai salah satu seniornya di sekolah,  dia teman sekelas jeno dan Haechan,  orangnya cantik,  anggun dan hampir semua laki laki disekolah itu menyukainya

Biasanya,  jisung pergi ke kantin hanya agar dia bisa melihat seniornya itu,  dia Sengaja menjemput jeno atau Haechan ke kelasnya agar bisa bertegur sapa dengan seniornya itu,  tapi kini,  dia sudah tidak ada jisung merasa kesepian.

Jisung menghelas nafas pasrah,  nasib percintaannya memang tidak mulus,  dia belum berjuang dan mengungkapkan perasaannya pada seniornya itu,  tapi kini dia malah menikah dengan mbaknya sendiri,  yang membuatnya harus secara perlahan melupakan perasaannya terhadap seniornya itu

Dia tidak tau harus bercerita dengan siapa, karena selama ini dia selalu curhat dengan mbaknya,  tapi apa masalah ini dia juga harus bercerita pada naeun,  apa naeun tidak sakit hati nantinya,  eh tapi untuk apa naeun sakit hati,  toh naeun juga pasti menganggapnya hanya adik,  mungkin juga naeun sudah jatuh hati pada lucas,  teman dekat naeun dan Mark itu,  jadi tidak mungkin naeun sakit hati,  pikir jisung

"ok,  aku akan beritahu mbak naeun" jawab jisung mantap dan mengangguk anggukan kepalanya

"kasi tau apa" tanya chenle yang mendengar jisung

"eh" jisung gelagapan menjawab pertanyaan chenle "eh, nanti gue mau ngerjain tugas dirumah mbak naeun,  jadi gue mau di masakin gitu" 

"ohhh,  gue ikut ya,  gue juga kangen sama mbak naeun,, ya ya ya gue ikut ya" kata chenle dramatis,  jisung yang melihatnya hampir memuntahkan kembali apa yang dia makan

"najis tau gak,  jangan kaya gitu,  biasa aja" kata jisung sambil mendorong chenle

Bel masuk berbunyi jisung dan chenle kembali masuk ke kelas,  mengikuti pelajaran dengan khidmat

...........

Hati hati typo bertebaran

Votmen if you like it :)

My Life X Jisung ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang