Aristya Andriani

4 1 0
                                    


Berantakan, itu kesan pertama saat tiba di tempat ini. Parasnya yang ayu terlihat sangat sayu, lelah dan kesakitan, entah apa yang tengah di alaminya.

***

"kayaknya kita gajadi pergi aja deh, tapi kalau mau lo kerumah aja" 

"oke, tapi entar rada siangan, gue mau ambil sesuatu dulu di sanggar"
"driii oii lo dirumah mana, gue mau kesana nih"
"drii"
"drii"
"P"
"P"
"gue otw ajadeh, lama nunggu lo bales"

Dua jam lalu gadis berparas ayu itu masih mengobrol dengan riangnya melalui aplikasi perpesanan, membahas ini itu. Hingga pada akhirnya chat yang biasanya selalu dengan cepat dibalas itu kini terabaikan begitu saja. Aneh, dia tak begitu biasanya.

***

Keputusan yang diambil untuk kerumah gadis itu sepertinya sangat tepat, lihatlah gadis yang tadinya berparas ayu itu kini berantakan, terlihat lelah dan kesakitan, ah bukan lebih tepatnya frustasi. Tak ada lagi senyum menawan di sana, tatapannya kosong. Ya Tuhan ini seperti bukan Dria.

"lo kenapa gabales chat gue"  kata itu yang terlontar begitu saja. Paham jika kondisi gadis itu memang dalam fase mengkhawatirkan, tapi hanya kata itu yang mungkin sangat tepat untuk saat ini.

Gadis itu hanya menoleh dan tetap diam.

"lo kenapa?"

"sakit" jawabnya singkat, dan itu sudah cukup menggambarkan konisinya saat ini.

Dria bukan tipikal orang yang mudah mengekspresikan macam macam emosi dalam dirinya, dia juga bukan tipikal si tertutup, hanya saja belakangan ini dia lebih sensitif, apalagi menyangkut persoalan asmaranya.

Satu minggu lalu Dria masih menampakkan paras ayu dan cerianya bahkan terlihat lebih berisi. Tapi sekarang, badanya kurus jauh lebih kurus, ada kantung mata yang menghitam pula disana.

"mbak, Dri belom makan" lamunanya buyar saat suara wanita setengah abad itu mengema, itu suara bunda Raras, ibu Dri.

"Dri juga belom mandi mbak dari kemarin" kata kata ibunyapun tak membuatnya bergeming sedikitpun, saat seperti ini dia jadi tipikal orang yang sangat keras kepala, terutama dengan ibunya. Dri tak begitu dekat, bahkan mungkin sangat tidak dekat.

"astaga lo belom mandi dari kemaren, pantes penampilan lo kaya orang frustasi tingkat akut"

Dri hanya mendengus kesal, mungkin tak terima dengan kata yang baru didengarnya itu.

"lo mandi pake air anget, biar nyeri lo ilang, abis itu dandan yang cantik terus ikut gue pergi makan" 

Gadis berparas ayu itu akhirnya menurut.

***

"hp Dri disita bapak mbak, semalem ada ribut" tutur bunda Raras pelan, ada raut cemas disana. Lalu beliau mulai menceritakan detailnya, persis seperti seminggu lalu, bercerita apa yang di alami anaknya.

"gatau gimana jadinya kalau saat itu Dri gakbisa telfon Hera mbak" mimik mukanya menegang, ada raut kecewa dan cemas disana, lalu tangis itu seketika pecah, tangis tanpa suara seorang ibu yang begitu khawatir pada putrinya.

Wajah itu rapuh sekaligus tegar, ada asa disana, ada keinginan lebih untuk bisa paham dengan putrinya itu, tapi seperti ada benteng besar yang menghalanginya dan tak mampu untuk ia tembus.

"waktu pergi Dri ijin bun?, setau saya mereka sudah ga berhubungan lagi bun"

"Tyo dateng kerumah dan ijin mau keluar, sejak kejadian minggu lalu mereka sudah baikan mba, Tyo hampir setiap hari datang, Dri juga ngak keberatan. Mungkin mereka sudah kembali baik waktu itu, tapi semalem.." wanita itu terisak lagi "kenapa dia tega mbak, hampir bikin Dri hilang buat selamanya"

Rumit, itu kata yang tepat untuk hal ini. Satu minggu lalu pertengkaran hebat juga terjadi, dan berujung dengan kembaliny mereka dalam mode damai sentosa. Dan sekarang, hal itu terjadi lagi, kali ini lebih gawat, ada kekerasan di sana. Oh Tuhan seambisius apa seorang Tyo untuk memiliki Dri.



*---*

TBC

hai gue acca, dan ini cerita pertamaku di momment, cerita ini mungkin akan memiliki judul berbeda tapi akan saling terkait antar tokohnya.

so enjoy

dan jangan lupa  kasih vote juga kritik sarannya. Karna acca masih sangat amatiran hehe

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 14, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MOMMENTWhere stories live. Discover now