17

118 15 0
                                    

Zahra kembali dari toilet,ia duduk tepat disamping Jhonathan.Wajah Jhonatan terlihat sangat kusut.Zahra yang memperhatikannya dari jauh ingin segera bertanya pada teman prianya itu.

"Punya kakak?."tanya Zahra sambil mengangkat buku itu ditangannya.

"Tidak."jawab Jhonatan singkat.Kali ini ia benar benar aneh bagi Zahra,tidak seperti biasanya.Wajahnya kusut sama persis seperti pakaian yang sudah ditumpuk bertahun lamanya.

"Kak Jho kenapa,perasaan tadi biasa aja."ujar Zahra,yang berusaha memancing Jhonatan untuk menceritakan sesuatu yang membuatnya terlihat kesal.

"Haaaa...."ucap Jhonathan lirih sambil mengacak acak rambutnya hingga ia terlihat seperti orang yang kelelahan saat ini.

"Begini ra,..."

Kalimat itu berhenti dari bibir Jhonatan setelah tangan Zahra beralih kekepalanya,Zahra merapikan rambut Jhonathan yang sebelumnya terlihat seperti sarang burung.

"Sudah,sekarang kakak lanjutkan."ujar Zahra tersenyum lebar.

"Ginting,....Hari ini dia melamar Nisa."

"Kakak tidak bohong?."

"Bohong?,Ginting pagi ini datang kerumah Nisa,itu sebabnya ia menolak untuk latihan." Ujar Jhonathan,Zahra mengerutkan keningnya.

"Akhh,bagaimana kalau Ihsan tau?.gue gak masalah kalau Ginting lebih dulu suka.Masalahnya sekarang Ihsan udah suka banget sama Nisa."

"Kalau begitu,Zahra juga bingung kak."

"

Gak nafsu banget buat makan."lanjut Jhonatan.

"Wajar sih kak,Nisa orangnya baik.Oh ya,kemarin waktu Zahra kerumahnya,Zahra liat cowok,kata Nisa sih saudaranya tapi kok tatapan cowok itu lain ke Nisa?."

"Gak tau ra,yang jelas jika Ihsan tau gini,kakak diem aja deh."

                      #####

Siang ini,di meja makan tepatnya.Rifa dan ibunya menyajikan makanan dimeja,sedang Ihsan dan ayahnya menunggu makanan yang enak itu.

"Udah lama Ihsan gak makan masakan ibu."ujarnya yang membuat ibunya tersenyum lebar.

"Makanya kakak sering pulang kerumah,sesekali ajak kak Nisa juga biar Rifa ada temen cewek."

"Hhm,lebih baik kamu tidak usah ta'aruf dengan Nisa."ucap ibunya yang membuat ayah,Rifa,terutama Ihsan melirik kearahnya.

"Maksud ibu."tanya Ihsan terlihat cemas.

"Maksud ibu,kita terus keJakarta melamar dia,dikhitbah."ujar ibunya tersenyum.

"Ayah setuju,supaya ayah tau keluarganya."lanjut ayahnya yang membuat Rifa tersenyum kearah Ihsan,kakaknya.

"Apa tidak terlalu cepat bu?,Ihsan tidak tau dia suka Ihsan atau tidak."jelas Ihsan.

"Cinta bisa datang kapan saja,sungguh Allah SWT maha pembolak balik hati."ujar ayahnya.

                      #####

"Nisa,duduklah."panggil ayahnya saat melihat Nisa berjalan menuju dapur.
Mendengar itu,Ia langsung menghampiri ayahnya yang sesari tadi duduk diruang tengah.

"Sudah siap untuk menikah?."tanya ayahnya yang berhasil membuat raut wajah Nisa berubah,dahinya ia kerutkan.

"Kenapa ayah tanya begitu?."

"Mungkin sudah saatnya ayah bertanya begitu."

"Ayah."
"Nisa masih kuliah,masih ada jalan yang panjang sebelum itu."

"Temanmu yang datang kemarin,datang lagi kesini.Dia melamarmu,ayah tidak bisa memutuskan banyak hal,ayah hanya memberinya buku."

"Buku?,ayah memberi buku?.untuk siapa?."

"Iya,buku.ayah memberikannya pada laki laki yang pergi dengan Ozy kemarin."

                    #####

      Bagaimana hati Nisa?

:-):-):-)

Karena Allah(IMM)[SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang