Hey yo, kalau di tikung temen enak gak?
Esok hari, di sekolah Belta kebingungan mencari Nakula. Tasnya ada, orangnya enggak.
"Gaes, ada yang lihat Nakula gak?" Tanya Belta di depan kelas. "Gue gak tau, dia tumben dateng awal. Kayanya dia deh paling pertama masuk ke kelas" Jawab Tia sambil menyapu.
"Eh, setan apa yang rasukin dia. Mana udah janji mau ketemu buat wawancara lagi, eek emang tu orang" gerutu Belta.
"Ca, Nica. Nyari Naku yok!" Belta menghampiri Nica yang baru saja sampai. "Loh emang dia udah dateng?" Nica kebingungan, tumben Nakula sudah datang.
"Udah, yuk ne. Kan dia udah ada janji sama gue, buat ketemu ketua ekstra gue!"
"Yaudah yok, ke kelas Satya dulu, kantin, parkiran, baru kelasnya Sade"
"Lo yakin, sekolah ini luas bor!" Belta menghentikan langkahnya di tengah lorong, "yakin, lo mau tu manusia gak jadi wawancara?"
"Ya deh"
•••
Lantai dua, di belakang kelas. Itulah lokasi Nakula sekarang, dia sibuk mendengarkan lagu sambil sesekali melantunkan lagu yang ia dengar.
"Disini sepi banget ya, agak kotor sih. Tapi, pemandangannya bagus banget. Gue bisa lihat kota dari sini. Kalau malem enak gak ya kesini?"
Nakula asik bergumam, sampai ia mengambil botol air mineral dingin disebelahnya dan minumnya.
Matanya melihat seorang laki-laki yang berjalan tepat dibawah, sambil memainkan handphonenya.
Nakula tak peduli, dan melanjutkan minumnya. Entah bagaimana, botol air itu terlepas dari genggamannya dan bisa ditebak botol itu jatuh tepat mengenai laki-laki itu.
"Woi siapa tuh?!" Laki-laki itu bertemu pandang dengan Nakula yang menunjukkan tampang paniknya.
"Gu-Gue, sorry. Bentar gue kesana!"
Nakula lari terbirit-birit menuju laki-laki itu, jarak mereka jauh. Nakula harus turun tangga, lalu berjalan memutar ke tempat laki-laki tadi.
Nakula sampai di sana dengan terengah-engah, ia mendekati laki-laki itu dan dapat ia lihat baju laki-laki itu basah setengahnya.
"Lo gimana sih, sampe air Lo bisa kena gue?"
"Maaf kak, tadi karena basah di permukaan botolnya tanganku susah pas megangnya. Jadi ya jatuh" cicit Nakula
"Terus gue gimana sekarang masa pake baju basah?"
"Aduh aku gak bawa baju cadangan kak"
"Lo pikir gue bawa, gue enggak bawa"
"Yaudah gak apa basah ya, toh pakai dalaman kan?"
"Ye tuyul, udah lah!"
Tepat ucapan terakhir laki-laki itu, suara dering telepon terdengar.
"Halo?"
...
"Terus gimana?"
...
"Lo dimana?"
...
"Gue di belakang kelas, cari gue kesini. Gue ada masalah nih"
Nakula meringis.
"Ya" sambungan terputus.
"Maaf kak"
"Ck, iya iya. Lo gimana sih dik, ini gimana nih gue?"
"Ah gini kak, aku telpon temenku ya. Benar kak bentar!"
Panggilan tersambung.
"Ta, ke belakang kelas dong"
...
"Please, Ta. Cek tas gue, terus ambil kipas elektronik mini gue sama handuk kecil yang sering gue bawa!"
...
"Ya bentar doang, gue ada masalah nih!"
...
"Ya nantian aja kalau masalah itu, bawain dulu. Si Nica suruh"
...
"Wah tangkayu my friend mwah!"
Sambungan terputus.
"Udah kak bentar, nanti aku keringin bajunya sama rambut kakak. Sekarang buka bajunya"
"Kagak! Gue gak mau!"
"Yeuy Bledug, tu mau basah terus sih kak?"
"Lo modus kan?!"
"Amit amit dah modusin kakak kelas"
"Gak gue tetep gak mau!"
Dan akhirnya mereka berdebat, dilain sisi. Nica dan Belta sibuk mencari perlengkapan yang diminta Nakula dan sesudahnya berjalan menuju tempat Nakula saat ini.
•••
"Nakula kok bisa samaan ya sama Daniel, sama-sama dibelakang kelas" Guam Nica. "Mana gue tahu, kan bagus kalo ada di tempat yang sama!" Jawab Belta.
"Oh ya, udah sampe nih. Mana Naku?" Belta celingukan mencari Nakula. Dan tak sengaja dia melihat Nakula bersama seorang lelaki, sama dengan Nica tapi mereka dibuat heboh karena, Nakula sudah membuka beberapa kancing bajunya milik laki-laki itu.
"Nakula eh setan! Lo ngapain!!!!" Pekik medianya dan membuat kegiatan Nakula terhenti.
Lama sekali saya gak update, hiya!
Dan sekarang update satu chapter yang gitulah-_-Terimakasih sudah membaca.
Luv ya, bubbyee Lil bye❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula
Roman pour AdolescentsHiatus sebentar ya💌 Nakula, hidupnya bisa dibilang sedikit lebih berantakan dari pada saudaranya Sahadewa. Ia berbanding terbalik dengan adiknya, dia merasa bosan jika dibandingkan dengan adiknya. Segala hal selalu ada pada adiknya, keberuntungan...