6. Code?

3.5K 348 9
                                    

Happy reading!🌹

Lagi-lagi aku memaksa Rose untuk pulang bersamaku. Entah yang keberapa kalinya aku mengajaknya untuk pulang bersamaku. Lihatlah, wajahnya saja merengut dan enggan melihat ke arahku. Aku mesti super sabar menghadapi wanita ini.

"Rose."

Hening, dia tidak menjawabku. Ingin rasanya kulemparkan wanita ini dari tebing yang tinggi agar dia mati, tapi sayangnya aku tidak akan melakukan hal-hal seperti itu karena aku menyukainya.

"Park Chaeyoung!" Kali ini aku menaikkan satu oktaf nada bicaraku agar dia mau mendengarku.

"Hm."

"Kita mau kemana?"

"Pulang."

"Yasudah," kataku pasrah. "Tapi, mau makan dulu?"

Diam masih diam, tapi kali ini dia tampak berfikir sejenak. "Boleh," katanya.

Dasar wanita.

Aku melajukan mobilku dan pergi ke sebuah restoran yang agak sepi. Sengaja, agar tidak banyak fans yang mengetahui keberadaanku. Aku tidak akan merusak reputasiku tentu saja. Jika aku mengajak Rose ke sebuah restoran yang ramai, tentunya akan ada berita yang tidak-tidak, seperti ini : Jungkook BTS dikabarkan dating, Jungkook BTS jalan dengan seorang perempuan, Apakah Jungkook BTS berkencan?

Tolonglah, aku muak dengan berita-berita itu.

Oke, abaikan, kembali ke cerita. Setelah sampai direstoran yang agak sepi itu, aku dan Rose turun, lalu memasuki restoran tersebut. Kami memilih tempat pojokan, karena dia duluan yang memilih tempat itu.

"Hai nona, dan tuan, ingin memesan apa?" Tanya seorang pelayan restoran itu.

"Gimbab. Kau, Rose?"

"Samakan denganmu. Tapi minumnya, aku ingin Es kacang merah."

Aku mengangguk, dan melihat daftar menu lagi, "Aku memesan Lemon tea untuk minumannya," kataku, dan pelayan itu pergi.

Saat pelayan itu pergi, yang aku lakukan hanya menjahili Rose. Aku mulai merangkai sebuah kalimat untuk menjahilinya dan akhirnya aku dapat, "Rose," panggilku, dan matanya masih fokus menatap layar handphone. Ini membuatku sebal.

"Hm?"

"Kau tau tidak persamaanmu dengan bunga mawar?"

"Tau, lah. Bunga mawar itu sama dengan namaku."

Ku akui dia cukup pintar. Tapi bukan itu jawaban yang kumaksud. "Iya. Tapi ada lagi. Kau tahu tidak?"

"Hm," dia tampak berfikir, dan melamun. "Tidak. Apa?"

"Sama-sama cantik."

Entahlah, salahkan mulutku yang tiba-tiba berbicara demikian. Aku melihat kearahnya, dan dapat kulihat pipinya memerah karena malu, pastinya. Ini semakin membuatku semangat untuk menggodanya.

"Rose?"

"Apa?"

"Kau suka tidak, pacar yang suka menghabiskan waktunya dengan game?"

"Tidak tahu. Tidak pernah pacaran."

Aku refleks membulatkan mataku. Aku terkejut? Tentu saja. Habisnya, gadis secantik ini tidak ada yang mau. "Hah? Kenapa? Tidak laku, yah?"

Rose melotot kearahku, dan berkata, "Jangan sembarang kalau bicara! Aku yang menolak mereka semua karena aku lebih fokus untuk belajar dibandingkan pacaran. Buat apa pacaran?"

"Kan, biasanya, anak seumuranmu keingintahuannya lebih tinggi."

"Iya, aku memiliki rasa keingintahuan yang lebih tinggi. Tapi, aku tidak tertarik dengan pacaran."

Milky Way | Rosekook [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang