~PERISTIWA~
"Karenanya ada sejarah yang tercipta di ruang kenang."Setelah acara stadium general selesai, semua santri yang berada di Aula pun langsung berhamburan keluar pintu dengan letak yang berbeda dan cukup berjauhan. Alasannya tak lain agar santri putra dan putri bisa menjaga jarak. Tak lupa para pembina pun ikut mengawasi para santri yang keluar dari Aula.
"Nak Sarah." Panggil ustadzah Fitri yang menjadi istrinya ustadz Hasan.
Sarah sang pemilik nama pun spontan melirik kearah suara yang memanggilnya.
"Iya ustadzah, ada apa?" Tanya Sarah sembari mencium telapak tangan kanan ustadzah Fitri yang diikuti oleh Melita dan Lia.
"Ini, tas temennya ustadz Hasan ketinggalan, ustadzah minta tolong buat anterin tas ini ya nak! Ustadzah ada tamu, kebetulan ada orang tua santri yang datang ke rumah. Kamu sama dua temenmu itu, tolong anterin tas ini ke parkiran ya! Nanti diparkiran kalian bakal ketemu ustadz Hasan sama temennya." Pinta ustadzah Fitri sembari menyodorkan tas kecil yang berwarna hitam.
"Baik ustadzah, wassalamu'alaikum." Ucap Sarah, Melita dan Lia mengiyakan sembari mencium telapak tangan kanan ustadzah Fitri.
'POV Parkiran'
Ketika telah sampai di parkiran pesantren yang cukup luas, tiga sekawan itu pun mengedarkan pandangannya guna menemukan keberadaan ustadz Hasan beserta temannya.
"Eh itu ustadz Hasan kan?" Tanya Lia sambil menunjukkan jari telunjuknya kearah yang dimaksud.
"Iya bener itu ustadz Hasan, jangan-jangan itu temennya yang dimaksud ustadzah Fitri, ya ngga?" Tebak Melita.
"Yaudah yu kita samperin aja." Ajk Sarah pada kedua sahabatnya.
Tiga sekawan itu pun melangkahkan kakinya menghampiri ustadz Hasan yang tengah berbincang ringan dengan seorang pria seumurannya.
"Hush pah, cepetan napa ngobrolnya! Anaknya udah mulai gosong nih didalem mobil." Rengek Alfath sambil menampakkan setengah kepalanya keluar jendela mobil.
"Bentar dong Fath."
"Assalamualaikum ustadz." Sapa Sarah, Melita dan Lia bersamaan.
"Wa'alaikum salam." Jawab Vino dan ustadz Hasan.
"Eh ko kalian kesini?" Tanya ustadz Hasan pada ketiga santri putrinya.
"MasyaAllah, hamba mimpi apa semalem? Bisa ketemu sama bidadari cantik." Takjub Alfath tak sadar sambil menuruni mobil dan berjalan mendekati papanya. "Halo ukhti." Sapa Alfath sembari menatap Sarah dengan menunjukkan senyum manisnya.
"Ekhem-ekhem." Sindir ustadz Hasan dan Vino yang mengundang cengiran di wajah Alfath.
"Assalamu'alaikum." Ucap Sarah, Melita dan Lia bersamaan. Berbeda dengan Sarah yang langsung menundukkan pandangannya. Melita dan Lia malah menatap Alfath dengan senyuman yang terukir di wajah mereka.
Alfath yang diberi sapa dengan salam, seketika ia langsung tersipu malu terhadap tiga orang santri putri yang berada didepannya.
"Wa'alaikum sayang, eh Astagfirullah maksud gue Wa'alaikum salam." Jawab Alfath salah tingkah.
"Bagus yah ngegodain santri putri disini." Omel Vino dengan menjewer telinga kanan Alfath.
"Aw sakit pah, oke-oke Alfath minta maaf." Pinta Alfath kesakitan.
Sementara itu ustadz Hasan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Alfath yang mengingatkannya dengan tingkah laku Vino yang hampir sama dengan Alfath sewaktu SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERIHAL SECERCAH RINDU
Teen Fiction"Kita bagai bumi dan langit yang hanya terpisah oleh jarak. Layaknya senja dan fajar yang selalu setia menghadirkan segurat kesan yang tak dapat diartikan untuk dikenang. Ibarat bulan dan bintang di malam hari yang selalu setia menerangi bumi ." •...