Bab 5
A Short Journey
Kang Dongho
"Kak, sarapan sudah siap."
Aku membenarkan letak dasiku dan keluar kamar. Dari sini bisa kulihat adik perempuanku yang sibuk membuat sarapan untuk kami berdua. Aku berlari kecil memasuki dapur apartemen kami yang menyatu dengan ruang makan. Dia sudah menyiapkan kopiku.
"Kau hari ini bertemu dengan Dokter Kim lagi?" Aku menyesap kopiku yang masih hangat.
Dia mengangguk. "Eung. Dan kakak tahu sendiri kan apa yang akan kulakukan setelah pulang dari rumah sakit?"
"Ke café itu lagi? Sungguh! Aku penasaran setengah mati, Ong Seongwu!" ujarku berlebihan.
"Kak Dongho akan tahu nanti. Kakak akan tahu jawabannya sendiri."
Aku menaruh cangkir kopi itu perlahan. Membiarkan Seongwu menyiapkan sarapan untukku dengan caranya sendiri. Aku menatap tubuh kurus gadis mungil itu dengan rasa iba. Kalau saja Seongwu tahu aku menatapnya dengan tatapan ini, dia tidak segan memukulku dengan penggorengan.
Cha, aku Kang Dongho. 29 tahun saat ini, dan aku masih mencari calon istri ... uh ... rasanya menggelikan. Aku berkerja di sebuah perusahaan milik keluarga kami yang mempunyai cabang di Korea dan di Jepang. Di Jepang, ayahku yang mengurusnya. Sedangkan di Korea, aku yang mengurus.
Aku anak pertama dari dua bersaudara. Tentu saja aku mempunyai adik. Ong Seongwu, gadis kecil, terimut, dan termanis yang pernah kutemui. Sebenarnya dia adik sepupuku tapi sudah kuanggap adikku sendiri. Dia baru menginjak umur yang ke 25. Dia sebenarnya bekerja sebagai pemain drama musikal, tapi sayang dia harus berhenti. Dia mengidap penyakit leukemia stadium 2. Baru divonis setahun yang lalu. Dokternya yang di Jepang memvonisnya, dia tidak akan bertahan sampai bulan Desember tahun ini. Sedangkan sekarang sudah bulan Juli.
"Kak? Jangan melamun!"
Refleks aku menatapnya, dia sudah menyuap sepotong sandwich kedalam mulutnya. "Eh? Aku tidak melamun kok."
Seongwu memutar bola matanya. "Bohong. Lebih baik habiskan sarapannya, lalu berangkat kerja. Eung?"
"Baiklah adikku yang cerewet."
xxXxx
"Dia tetap tidak mau tinggal di Jepang, Dongho?"
Aku menggeleng, aku tahu pasti ayah juga tidak melihat kalau aku menggeleng. "Dia tetap bersikeras. Dia bilang semua keinginannya ada di sini."
Kudengar suara helaan nafas berat dari ujung telepon sana. "Seongwu-ku. Dia tidak pernah pingsan seperti sebelumnya kan?"
Aku tidak bisa berkata iya dengan mudah. Ketika awal divonis, dia memang sering kehilangan kesadarannya tiba-tiba. Bisa sampai lima kali sehari. Tapi sekarang, mungkin hanya dua hari sekali jika ia benar-benar lelah dan banyak pikiran.
"Dua hari sekali paling banyak, ayah. Di sini dia rutin datang ke rumah sakit dan meminum vitaminnya. Dia masih menolak chemotherapy," jelasku.
"Ayah akan terus mencari jalan keluar disini. Jangan sampai kau terlalu kepikiran, Dongho. Jaga kesehatanmu, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/3] Sapphire Blue Series REMAKE
FanficDi café ini kami semua menerima kebahagiaan. Dengan cara yang serupa, kami menemukan seseorang yang kelingkingnya diikat dengan benang merah. Tak disangka benang merah itu juga mengikat kelingking kami. Produce 101 Season 2 Remake FF! DongKen, HwanS...