Setelah sekian lama bekerja, pada akhirnya papahnya tidak bekerja karena perjanjian kerja sudah abis, dan keluarga kami merasakan pemerosotan ekonomi yang sangat jatuh.
rumah kami yang belom lunas akhirnya menunggak, hingga rumah kami mendapatkan peringatan dari pihak properti.
Saking jatuhnya ekonomi kami, mamahnya sampai berjualan Nasi uduk, hal yang belom pernah di lakukannya semasa hidupnya.
Ini semua di lakukannya demi menyambung hidup, dan demi Remon bisa melanjutkan pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi.
Sehari hari, Remon membantu ibunya berjualan, selepas subuh sebelum berangkat sekolah, Remon selalu membantu mamahnya menaruh dagangannya di depan gang.
beberapa tahun keluarga Remon berdagang nasi uduk dan di kala bulan puasa kami berdagang kolak dan lauk lainnya.
tidak mudah berdagang di daerah perkomplekan seperti ini, tak kala Remon dan keluarga mendapatkan perlakuan tidak enak dari tetangganya.
puncaknya mamahnya sampai menangis karena mendapatkan hinaan dari seorang tetangga bahkan ia adalah seorang Rukun Tetangga (RT)
yang seharusnya bisa membuat rukun dan harmonisasi warganya, namun ini sebaliknya ia malah menghina dengan celotehannya.
setiap ia membeli nasik uduk selalu meledek mamahnya Remon tak kala papahnya gak ada di tempat, ia selalu menghina dengan nada uduk... uduk...
Hingga sampai membuat mamahnya menjatuhkan air matanya ketika di rumah, dan terlihat oleh papahnya dan membuat ia kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup dan Pesan Untuk Ayah
Short StoryKisah perjalanan Hidup seorang anak bernama remon, mulai masa sulit, sakit hampir mati, masa lagi di atas, hingga sulit lagi, dan sebuah pesan untuk Ayahnya dan ayah ayah lainnya di manapun untuk lebih bertanggung jawab lah kepada keluarga.