#16

20 2 1
                                    

HAI SEMUANYA..UDAH LAMA NIH GA UP..SIBUK REAL..HEHE..
YWDH..DI BACA TUH..

...

SUATU SORE, DIRUMAH CERI

Sore ini mereka berlima berada di rumah Ceri, untuk bermain biliar dan bersantai. Sejak tahun pertama di SMA mereka sudah terbiasa menjadikan rumah Ceri sebagai markas. Tetapi kalau mau berenang atau nge-gym dan kebetulan lagi malas ke sport club, rumah Dega adalah tempat yang paling oke.

"Ini saputangan lo" sambil tertawa kecil Beny mengeluarkan saputangan Hello Kitty warna pink dan merah dari ransel Tobby yang terbuka yang kebetulan dibiarkan tergeletak begitu saja oleh pemiliknya dimeja kecil, beberapa meter dari meja biliar. Mata hitam Beny memandang Tobby terpengarah, antara kaget dan mengejek.

Sambil menyusun kelima belas bola biliar, Tobby menyempatkan menoleh ke arah Beny, lalu tersenyum lebar. "Bukan punya gue kali, ya kali punye gue," katanya setelah melirik saputangan yang di pegang Beny.

"Trus?" Dega yang duduk santai disalah satu sofa sambil memangku stik biliar ikutan bertanya karena merasa geli mengetahui ada saputangan Hello Kitty didalam tas sekolah Tobby.

Tobby menoleh ke Dega lalu menyahut, "punya cewek yang belum gue kembaliin." Kemudian cowok itu mengajak teman-temannya memulai permainan.

"Ayo mulai main, bro!" Ceri nyeletuk setuju, "Gue sama dia," ujarnya sambil mengarahkan dagunya kepada Tobby.

"Ok kalo gitu, gue sama Beny!" Dega yang masih duduk di sofa dan Beny berpandangan, siap berjuang memenangkan pertandingan melawan Tobby dan Ceri.

Sedangkan Bagas seperti biasa, memilih nonton saja sambil membaca.

Tobby berjalan ke arah ransel nya dan memasukkan kembali saputangan itu kedalam ransel. Lalu berjalan mendekati meja biliar.

"Cewek yang mana lagi nih? Setelah bubaran sama cewek seperti Tammy, sekarang cewek penggemar Hello Kitty?" Dega menggelengkan kepala sambil berdiri, menggoda Tobby yang bersiap menyodok bola warna biru.

💣💣💣

Sedikit cerita membahas tentang Tammy alias mantannya Tobby..

Pacar terakhir Tobby adalah Tammy, model berdarah Vietnam-Inggris-Jepang-Manado, lengkap sudah wkwk. Gadis yang cantik dengan rambut panjang bergelombang cokelat keemasan, tubuh tinggi langsing, dan sepasang mata biru yang kontras dengan kulit putihnya yang halus seperti sutra. Luar biasa dan jangan lupa body nya yang aduhai.

Appalagi Tammy oarang nya asyik. Nggak heran waktu ia masih berkencan dengan Tobby, kadang cowok itu mengajak Tammy keluar bareng temen-temennya.

Tammy bekerja di bawah manajemen C Entertainment. Di kantor ayah Tobby, itulah mereka pertama kali bertemu. Umur Tammy tujuh tahun lebih tau daripada Tobby, tetapi mereka tidak ambil pusing soal itu. Justru Tobby sangat enjoy punya pacar yang udah dibilang matang seperti Tammy. Lagi pula, siapa sih yang mau menolak tammy.

Mereka berkencan dan menikmati hubungan mereka tanpa orientasi macam-macam, cukup sekedar sama-sama senang.

Mereka putus ketika Tobby dan keempat sahabatnya berlibur di Raja Empat. Percintaan mereka diakhiri lewat telpon oleh Tobby.

💣💣💣

"Kenapa cewek-cewek lo nggak pernah tipikal sih? Gue nggak pernah nemuin benang merah antara satu cewek dengan cewek yang lain." Beny bicara sambil mengamati ujung stik Tobby, berharap tongkat itu gagal menunaikan tugasnya.

Beny ada benarnya, pacar-pacar Tobby nggak pernah ada yang setipe. Ia kadang mengencani cewek yang supermanis, kadang cewe elegan bagaikan putri raja, kadang cewek garang yang jagoan kelahi, kadang juga cewek seksi banget, contohnya Tammy. Itu hanya garis besar gambaran cewek-cewek koleksi Tobby dari masa ke masa. Tapi kalau Beny bilang ia tidak menemukan benang merah, itu salah. Semua cewek yang pernah pacaran dengan Tobby berambut panjang dan lansing.

"Gue nggak terpaku pada satu tipe, tapi lebih ke chemistry dan kesan pertama yang gue tangkep dari seorang cewek," Tobby menyahut kalem, lalu membasahi bibir. Kemudian cowok itu menyentakkan stiknya, namun sodokannya kali ini meleset.

Bibir Ceri mengerucut melihat kegagalan rekannya. "Konsentrasi Boby!" Ujarnya pelan sambil tertawa.

"Tobby woy, bukan Boby" jawab Bobby sedikit kesal.

Dega berdehem pelan, "jadi, cewek kayak gimana yang merarik perhatian lo kali ini?" Ia melirik Tobby. Sejujurnya Dega nggak heran kalo Tobby gonta-ganti pacar sesering dan secepat itu. Sahabatnya yang satu ini memang jago banget bikin cewek tergila-gila bahkan Yuliana, adiknya yang masih kelas 2 SD itu naksir Tobby.

"Cewek yang bikin gue kepingin memilikinya saat ini adalah, emm!" Tobby menjawab sambil memperhatikan Beny berusaha membereskan bola angka 9, namun tidak berhasil.

Ceri menggigit bibir bawahnya sambil membubgkuk, siap menembak bola angka 7, dan akhirnya masuk.

Bagas mengangkat alis. "Begitu?" Tanyanya tiba-tiba. Cowok itu duduk di sofa, disamping tempat duduk Dega tadi, membaca majalah dengan serius. Tak ada yang menduga di balik keseriusan itu ternyata Bagas masih menaruh perhatian pada pembicaraan keempat sahabatnya.

Bahu Tobby terangkat sedikit. "Kurang lebih ya, ga tau sih. Dia bikin gue kepingin jadi orang yang selalu ngejagain dia," ucap Tobby sambil mengacungkan jempol pada Ceri yang berhasil memasukkan satu lagi. "Mungkin gue kepingin menjadi yang terbaik untuk dia."

Kegembiraan Ceri dan Tobby tidak berlangsung lama, karena berikutnya Ceri gagal, malahan foul.

Saat itu juga Tobby tersenyum tipis sambil memikirkan sosok cewek yang sejak minggu ini yang menarik perhatiannya.

Yola lucu banget, pikir cowok itu. Ia masih gemas mengingat kejadian beberapa hari lalu, ketila Yola menelpon dan mengucapkan terima kasih untuk scarf idamannya, lalu Yola bilang, ia akan membayar scarf itu disekolah nanti. Dan disitu Tobby tertawa dan bilang nggak perlu melakukan itu karena ia tulus ingin memberikan scarf itu.

Tobby kemudian mengimbuh, "dialah alasan kenapa gue nggak bisa main go-kart bareng kalian. Gue udah ada janji." Cowok itu tersenyum penuh arti di tambah sorakan kecil teman-temannya.

Dega melirik Tobby, memperhatikan perubahan pada sahabatnya yang satu itu. Perubahan yang terjadi adalah Tobby sedang jatuh cinta.

"Pastinya nggak ada masalah untuk mendapatkan dia kan?" Beny membereskan bola angka 15, setelah Tobby gagal menjalankan tugas sekanjutnya tadi. "Ooh tidak!" Beny memekik kesal karena gagal.

Ceri tertawa melihatnya. "Bagus, Beny!" Ujarnya dengan suara yang lembut dan kecil. Kemudia ia berhasil memasukkan dua bola berturut-turut dengan mulus. Dan sekarang tinggal satu bola angka 8 untuk menang. Namun gagal.

Tobby menggigit bibir, gemas melihat kegagalan Ceri. Selangkah lagi tim mereka menuju kemenangan! Lalu matanya beralih ke arah Beny, "bukan soal ada masalah atau nggak. Gue nggak kepingin salah langkah. Makanya semuanya harus di perhitungkan."

"Nggak biasanya." Dega menyahut sambil berusaha memasukkan bola angka 14 namun malah foul.

Sambil meletakkan cueball di posisi yang menurutnya terbaik dan memandang bola angka 8 bagaikan pemangsa, Tobby menjawab, "kali ini memang agak berbeda dari biasanya." Mata cowok itu berbinar. Lalu iya mengayunkan stik pelan. Bola angka 8 masuk dengan sempurna.

"Yuuuhhuu,, game selesai!!" Tobby dan Ceri berteriak bersamaan.


...

OK..MAKASIH YG UDAH BACA..
JANGAN LUPA VOTE + COMENT YAH..
TERIMA KASIH..😉

YOLANDEGA [ Slow Up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang