"Kau yakin tak ingin masuk dulu?"
"Aku ingin. Tapi aku tak bisa. Aku masih harus pergi ke kantor dan mengurusi beberapa pekerjaanku."
Rose hanya menghela napasnya. Dan Namjoon melarikan satu tangannya, menyentuh satu tangan gadis itu untuk bertaut padanya.
"Jangan kecewa. Kita akan bertemu lagi nanti."
Rose menjadi bingung disana. "Maksudmu?"
"Kita berkencan. Setelah kau selesai bernyanyi untuk anak-anak di rumah sakit. Aku akan menjemputmu nanti."
Senyuman itu terbentuk begitu saja di wajah sang gadis. Mengundang kebahagiaan bagi sang pria ketika melihatnya. Pun mengangguk setelahnya sebagai jawabannya untuk sang pria.
"Baiklah. Kau harus masuk sekarang. Maaf karena tak bisa menyapa nenekmu lebih dulu. Dia pasti akan marah padamu karena kau bahkan tak pulang semalam."
"Tidak apa. Aku akan bicara pada nenek nanti."
Namjoon tersenyum, memberikan satu kecupan di kening Rose. Pun setelah Rose keluar dari mobil, gadis itu melambaikan tangannya pada sang pria. Dan setelahnya, mobil itu melaju hingga mulai menghilang dari pandangannya.
Tapi berbeda dengan senyumannya yang tak menghilang sama sekali pada wajahnya. Terutama rasa bahagia yang tengah melingkupinya saat ini. Tak pernah menyangka, jika perasaannya pada pria Kim itu dibalas hal yang sama olehnya.
"Kau tampak bahagia sekali."
Suara itu sedikit mengejutkan Rose. Membuatnya beralih pada Seokjin disana yang baru saja menutup pintu mobilnya. Bahkan gadis itu sama sekali tak menyadari dan mendengar deru mesin dari mobil itu sendiri.
"Seokjin Oppa? Kau datang kembali kemari."
"Memangnya mengapa? Apa aku dilarang untuk datang kemari? Atau aku saat ini merusak kebahagiaanmu di pagi hari?"
Rose menggeleng dengan cepat. "B-Bukan begitu. Aku hanya sedikit bingung sekarang. Apa kau tak sibuk sampai harus datang kemari?"
Seokjin berjalan semakin mendekat, mempertipis jarak di antara keduanya.
"Aku seorang CEO. Untuk apa aku memiliki anak buah jika tidak untuk aku pekerjakan? Aku bisa datang kapan saja ke kantorku sendiri, Rose."
Rose hanya diam. Membenarkan dalam hati ucapan Seokjin.
"Menjauhlah darinya."
Ucapan itu membuat Rose kembali mendongak untuk menatap pada Seokjin. Seolah mempertanyakan apa maksud ucapan pria itu.
"Aku tahu, aku bukanlah orang yang pantas untuk mengatakan hal ini padamu disaat aku pernah menyakitimu dulu. Tapi, aku hanya ingin memberitahumu. Menjauhlah darinya selagi kau masih memiliki waktu. Aku hanya tak ingin kau kembali tersakiti."
"Apa maksudmu, Oppa?"
"Jauhi Kim Namjoon. Itu yang ku maksud."
Rose tetap tenang saat mendengar itu. Namun perasaan marah dan kesal itu kini tengah mengerubunginya. Dan sebuah senyuman kecil seolah meremehkan tengah ia tunjukkan pada Seokjin.
"Mengapa aku harus mengikuti ucapanmu, Oppa? Oppa bahkan mengatakan sendiri jika Oppa bukanlah orang yang pantas untuk mengatakan hal itu semua karena pernah menyakitiku dulu."
"Rose--"
"Jadi lebih baik, Oppa jangan lagi mengatakan hal itu padaku. Lebih baik, Oppa urusi saja urusan Oppa sendiri."
Gadis itu masih memberikan senyumnya, beranjak pergi dari hadapan pria itu. Sebelum ia menghentikan dirinya sendiri dan kembali berbalik pada Seokjin disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
can you see my heart? ❌ namrose
Fanfic[18+] ✔ Ia masih duduk di pojokan sudut kamarnya. Luka di bibirnya telah mengering sejak beberapa menit yang lalu. Namun tangisannya bahkan masih terdengar. Ia mendongak ketika melihat sepasang kaki yang kini berdiri di hadapannya. Berlutut untuk me...