[18] tentang tiga (Y)

530 126 25
                                    

Banyak yang bilang, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang memang benar-benar hanya sebatas sahabat, karena satu di antaranya pasti ada yang menyimpan rasa.

Tapi, Lucas dan Yuqi memang benar-benar hanyalah seorang sahabat, yang saling peduli satu sama lain. Sepasang sahabat yang saling berbagi. Sepasang sahabat yang saling membutuhkan satu sama lain.


Mungkin, sebelumnya mereka memang berpikir seperti itu.

Tapi, ketika segala hal sudah menjadi terbiasa, salah satunya tak lagi memiliki pemikiran yang sama.


Sejak hari pertama mereka bertemu dan hari-hari berikutnya mereka menjadi semakin dekat. Lucas yang sendiri, begitu juga Yuqi.

Selama ini tidak ada lagi yang menjadi penghalang bagi keduanya.

Jika ada apa-apa, Lucas pasti datang pada Yuqi. Begitu juga sebaliknya, ketika Yuqi membutuhkan sesuatu, Lucas pasti ada di sana.

Bagi mereka berdua, kedekatan seperti ini adalah wajar. Ketika seorang sahabat memang menjadi tempat bertumpu satu sama lain.


Yuqi yang rela menunda mengerjakan tugasnya, demi mengajari Lucas sebelum hari ulangannya. Yuqi yang rela ijin pulang sekolah lebih dulu, dengan alasan pura-pura ada urusan mendesak di rumah, karena Lucas yang hari itu sedang sakit dan sendiri di rumah, mengeluh kelaparan dan tak bisa bangun dari tempat tidur. Yuqi yang rela ikut Lucas berkeliling kota cari makan, padahal ia benar-benar tidak menyukai angin malam.

Yuqi yang tanpa sadar, lebih mengutamakan Lucas dibanding dirinya sendiri.


Begitu juga dengan Lucas.

Lucas yang rela malam-malam keluar untuk beli martabak cokelat durian yang diidam-idamkan Yuqi, padahal malam itu hujan. Lucas yang rela menunda ujian prakteknya hari itu, karena mengantar Yuqi ke bandara. Lucas yang rela tiga hari bolak-balik, menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit, saat Yuqi terserang demam berdarah, padahal Lucas benar-benar tidak menyukai bau steril rumah sakit.

Lucas yang tanpa sadar, lebih mengutamakan Yuqi dibandingkan dengan dirinya sendiri.


Tapi, hari itu membuat kebersamaan mereka tak lagi sama.


Hari itu sudah malam. Jam sudah mendekati angka sembilan, saat Yuqi baru saja keluar dari gerbang sekolahnya, setelah ia menyelesaikan latihan drama untuk ujian praktek bahasanya tiga hari lagi.

Langit sudah gelap. Keadaan sekolah sudah sepi. Bahkan hujan turun tak lama setelahnya.


Tapi, dengan bodohnya Yuqi malah menyuruh Jihoon dan Yena yang masih ada di sana bersamanya, untuk pulang lebih dulu, setelah Yuqi mengingat masih ada beberapa hal yang harus ia bereskan sebelum pulang.

Jihoon dan Yena yang tadinya berniat menunggunya, dengan tujuan menemani Yuqi sampai gadis itu selesai dengan urusannya, terpaksa harus pulang lebih dulu, setelah menemukan bahwa ban motor yang dibawa Jihoon ke sekolah bocor, dan harus segera dibawa ke tukang tambal ban terdekat, sebelum ia harus mendorong motornya sampai ke rumah.


Dan setelah Yuqi sampai ke depan gerbang yang kini sudah sepenuhnya tertutup itu, Yuqi baru sadar.

Dia mau pulang sama siapa? Dia mau pulang naik apa?


Karena kedua orang tuanya sedang di luar kota. Yuqi juga tidak punya kakak atau adik yang bisa dimintainya untuk menjemputnya.

miles & smile― lucas ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang