14

6.6K 209 20
                                    

Happy reading😘😘

Sudah udah berjam-jam kedua insan ini berkeliling mengitari pasar malam. Malam semakin larut dan nampaknya gadis yang tengah membawa boneka teddy bear dipelukan nya itu tidak mau pulang meski pengunjung sudah berangsur-angsur pergi.

"kamu mau kemana lagi sih Ky? Udah mau tengah malem nih. Nanti di cariin mama, papa" sudah berulang kali rasanya Ryan berkata demikian, tapi Shakyra tidak memperdulikannya. Ia malah berjongkok di kolam ikan kecil.

Di lihatnya ikan itu dan memasukkan jari telunjuk ke dalam air, "gue mau ikan itu" ia menunjuk ikan berwarna emas yang sedang berenang bebas.

"kita bisa beli nanti"

"tapi gue pengennya sekarang!!!" rengek Shakyra.

Ryan menghela napas, "pak, ikannya berapaan?" tanya Ryan.

"15.000 ribuan aja pak" ucap bapak itu kemudian.

"yaudah saya ambil dua" pria jangkung itu merogoh kantongnya mengeluarkan uang berwarna biru.

"ini dek ikan nya" si bapak itu ngasih ikannya ke Shakyra.

"makasih pak" ia mengambil ikan nya lalu melihat dua makhluk itu dengan senyum mengembang.

'padahal cuma sesuatu yang sederhana aja kamu bisa senyum secantik ini. Apa saya bisa mempertahankan senyuman kamu jika sesuatu yang buruk terjadi?' anggap saja sekarang Ryan mengaku kalah untuk sementara. Mengalahkan ego nya dan memilih untuk mengikuti alur yang sudah ia cipta kan sebelumnya.

"yuk ah, kita pulang" ucap Shakyra membuyarkan lamunan Ryan.

Shakyra berjalan duluan, mata Ryan menatap sendu punggung gadis bertubuh mungil itu.

***

Tepat tengah malam Ryan mengantar Shakyra pulang. Lama ia memandangi Shakyra yang telah tertidur lelap. Ryan tak sampai hati membangunkannya, ia lalu menggendong tunangannya itu sampai kamar yang sebelumnya sudah mendapat izin dari Mira.

Di taruhnya perlahan agar Shakyra tak terbangun dari alam mimpinya. Tangannya bergerak mengelus pelan wajah damai di depannya.

"saya gak ngerti lagi sama kamu, kenapa kamu bisa bikin saya gak berhenti buat mikirin kamu" gumam Ryan, ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata indah yang sedang terpejam itu.

Merasa sudah lama berada di dalam kamar Shakyra, ia kemudian bangkit. Tapi sebelum pria jangkung itu pergi, dirinya mencium kening Shakyra agak lama. Merapihkan kembali rambut Shakyra, menaruh boneka teddy bear disampingnya kemudian berlalu pergi.

Ryan bertemu Tita ketika ia baru menutup pintu kamar Shakyra. Mata Tita menatap tajam pria di depannya. Ia merasa tak asing dengan perawakan pria ini.

Ryan membungkuk sopan, "saya Ryan. Tunangan Shakyra" ucapnya memperkenalkan diri.

Tias baru sadar, pantas saja ia merasa tak asing melihat Ryan. Maklum, Tita kan lagi keluar kota ketika acara pertunangan Shakyra. Ibunya yang mengirim foto pertunangan adik kesayangannya itu.

"hmm" Tita berjalan melewati Ryan setelah menjawab dengan singkat.

Ryan tak mau ambil pusing dengan kesan pertama Tita. Toh, nanti juga lambat laun Tita akan menerimanya sebagai adik ipar.

Lain halnya dengan apa yang Tita rasakan, kenapa ia tidak menyukai calon adik iparnya itu. Melihatnya pertama kali membuat Tita berpikir Ryan ini sangat berbeda.

***

"muka lo biasa aja kali, gak usah senyum-senyum gitu. Serem gue liatnya" ujar Tias kesal. Pasalnya sedari pelajaran baru dimulai sampai saat istirahat kedua, Shakyra menampilkan senyuman menyebalkan.

I Love You Pak DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang