Yogyakarta - 1/1

9 0 0
                                    

"pak roti bakarnya satu ya," pesan morin kepada penjual roti bakar gerobakan yang selalu mangkal di alun alun jam 7 pagi.

roti bakarnya enak. makanya morin rela bangun pagi buat beli roti bakar disini.

"adek kesini mau olahraga atau makan toh," ledek bapak penjual roti bakar dengan aksen jawa medok nya.

morin salah tingkah diledekin si bapak, "ah pak jangan gitu dong. gini-gini saya ideal berat badannya."

si bapak cuma ketawa.

morin langsung mencari kursi dan mendudukinya. tidak jauh darinya ada kursi kosong yang akhirnya ia jadikan meja untuk menaruh air mineral botolnya.

roti bakar pun jadi dan morin melahapnya.

tapi lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba ada yang nyamperin dia,

"boleh pinjem kursinya?"

morin langsung mengalihkan pandangan dari roti bakarnya menuju asal suara. seorang laki-laki berwajah sedikit campuran timur tengah. rambutnya keriting, badannya tinggi, serta lumayan kurus yang menjadikannya terlihat seperti jerapah.

"lah moron?"

"morin, ish."

cowok itu menyodorkan tangan kanannya bermaksud mengajak morin tos. "pa kabar lo?"

morin membalasnya, "lo ngapain tiba-tiba disini?"

"apa kabar, morin?"

"iya, baik."

"tanya balik dong."

morin memasang wajah males. "apa kabar kazim?"

"baik." cowok itu tersenyum lebar.

jadi ya kawan-kawan, kazim ini temen sma morin waktu di jakarta. kebetulan morin dapet kuliah di jogja, sedangkan kazim setau morin kuliahnya di jakarta. makanya morin kaget ada kazim.

morin disini tinggal sama tante-nya yang kebetulan tinggal di daerah kadipaten gak jauh dari alun-alun. setiap pagi dia pasti kesini kalo lagi gak ada kelas pagi. dan tiba-tiba gak ada angin gak ada hujan ketemu sama kazim disini itu hal aneh. apalagi morin pernah deket sama kazim dulu tapi gak jadian. kasian banget morin.

karna kazim sendirian, dan morin tentu sendirian, jadinya mereka memutuskan sarapan berdua sambil ngobrolin hal-hal yang gak penting, kaya misalnya kehidupan kuliah mereka.

"ikut dong kerumah lo. kebelet pipis," bujuk kazim pada morin sambil masang wajah memelas.

"apa apa muka lu jelek."

"gue kebelet. numpang ya."

morin mau gak mau, rela gak rela, akhirnya mengiyakan. lagian sejutek-juteknya seorang morin, dia gak akan tega ngebiarin kazim ngompol di alun-alun.

bisa ilang kadar kegantengannya.

"jadi lo tinggal sama tante lo?" kazim memulai pembicaraan ketika mereka berjalan di trotoar menuju rumah tante-nya morin.

morin mengangguk dan fokusnya masih ke jalan didepannya.

"gapapa ya numpang."

"lo nginep dimana sih emang? jauh?"

"lumayan sih tadi gue naik gojek ke alun-alun."

"pulang juga naik gojek ya."

"dianterin lo dong."

morin geleng-geleng pasrah.

//

"assalamualaikuum." morin memasuki rumah diikuti kazim dibelakangnya. terdengar balasan salam dari dalam rumah yang kazim yakini itu suara tantenya morin.

yogyakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang