9 "birth"

10.4K 1.2K 38
                                    

Before UN gais aku mau update soalnya aku dapet sesi 3 alias jam 2. WML.

🍑🍑🍑

40 weeks pregnancy

"Loh udah pembukaan ini, Bu!" Ucap suster yang sedang mengecek Keara yang sudah berada di rumah sakit.

Pantas saja. Keara hampir saja pingsan beberapa saat lalu. Untungnya, ada Daniya dan juga Zefan yang kebetulan sedang berkunjung, menjenguk Keara yang sudah cuti untuk melahirkan.

Padahal, diperkirakan masih 4 hari lagi, namun apalah daya, manusia tidak bisa mencampuri urusan ini.

Keara sudah merasakan sakit yang teramat sangat sejak pagi. Namun Ia tidak ingin membebani Jeffrey, Ia hanya meminta Daniya dan Zefan untuk datang menjenguk sepulang kerja.

Sangat kebetulan, Jeffrey hari ini mempunyai keperluan lain sehingga pulang cukup malam. Ia bahkan belum bertemu dengan Jeffrey sampai sekarang, pukul 10 malam.

"Bukaan 3 bu. Tengah malem ini Bu lahirannya." Ucap suster.

"Dan, tolong dong teleponin Ibu. Sumpah aku ga nyangka jadi lebih cepet dari perkiraan." Ucap Keara terengah.

Ia masih merasakan sakit, namun sebisa mungkin Ia tahan.

"Aduh sus, panggilin Dokter Jeffrey aja dong, ini istrinya mau lahiran masa dia ga disini!" Protes Zefan. Ia hanya khawatir kepada Keara, setidaknya kehadiran Jeffrey menbuat Keara sedikit lebih merasa tenang.

Suster pun langsung pamit keluar, memanggilkan Jeffrey, suami Keara.

Sedari tadi sudah ada dokter yang berjaga-jaga. Mengecek pembukaan Keara, Semakin lama semakin besar, membuat Keara takut bukan main.

"Eden? Sayang? Kamu kenapa ga bilang aku, sayang?" Raut wajah khawatir Jeffrey membuat Keara jatuh cinta. Jeffrey memegang tangan kedua istrinya, mengecupnya pelan.

"Bukaan 7." Ucap sang suster.

"Bukaan 8."

"Key aku takut banget, aku tunggu di luar  aja yaaaa?" Daniya merengek, melihat sahabatnya kesakitan sangat membuatnya sedih. Ia hampir meneteskan air mata melihat Keara menahan sakit yang berlebih itu.

"Aku juga ga kuat, Key. Kita tunggu di luar ya. Semangat! Aku doain dari luar." Zefan menarik Daniya dengan cepat. Meninggalkan Jeffrey dan Keara di dalam.

Genggaman tangan Keara semakin kencang. Jeffrey berusaha mengalihkan sang istri, membisikkan hal yang dapat menenangkan sang istri. Padahal, Jeffrey sendiri terlihat panik. Bahkan lebih panik dari Keara.

"Jangan ngeden dulu sebelum disuruh ya bu."

"Huuuuh udah ga kuat dok! Pengen ngeden ajaa," Rengek Keara.

Keara menyembunyikan kepalanya di dada Jeffrey, menahan tangisan yang dapat keluar kapan saja. Perutnya terasa sangat mulas dan Ia juga sangat ingin menutup mata sekarang juga.

"Bukaan 9 ini, dokter." Jeffrey mengecup kepala Keara berkali-kali saat Ia merasakan cakaran dari tngan Keara yang Ia genggam.

"Ibu siap-siap ya, tarik napas yang dalem, ini udah bukaan 10, kepala bayi sudah menghadap ke tulang ekor."

Keara mengambil napas dalam dan langsung mengejan setelah mendapat instruksi dari dokter.

Dengan peluh yang bercucuran, Keara akhirnya mengeluarkan bayi yang sedari tadi memaksa keluar dari rahimnya.

Cukup lama sampai Keara hampir pingsan entah untuk keberapa kalinya. Sang dokter dan suster juga sibuk mengurus bayi dan membersihkan rahim Keara.

Sedangkan Keara dipaksa untuk tidak memejamkan matanya.

Kita | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang