Satu - Nasib

821 86 36
                                    

Cerita ini hanya cerita fiksi / tidak nyata. Saya hanya meminjam chara dan lokasi tempat. Tidak ada maksud promosi dan semacamnya. Jika ada kesamaan mohon dimaafkan, itu hanya ketidaksengajaan. Selamat membaca.
(And sorry for bad englishu.)

Jakarta, 02 september, 20xx

Sayup - sayup sura bising memasuki gendang telinga seorang pemuda. Tangannya bergerak, menepis suara yang ada ditelinganya.

Kekehan pelan terdengar.

Suara gemerisik benda terdengar. Hingga akhirnya, sesuatu yang membuat pemuda itu menyesali keputusannya untuk tidur 'sebentar' saat menunggu giliran pemotretannya.

"[F/n] [L/n]! Apakah kau siap untuk pemotretan?!" Teriakan dengan speaker itu langsung ditujukan didepan telinganya.

[Y/n] tersentak. Langsung terbangun dari tidurnya. Pertama - tama dia melihat pemandangan blur seseorang didepannya. Mencari kaca matanya dan memakainya segera, [Y/n] semakin terkejut melihat sosok didepannya ini.

Eren Jaeger.

Senior sekaligus idolanya.

Biasanya tatapan dengan manik hijaunya itu sangat lembut. Namun sekarang menatapnya dengan tajam. Tangan dilipat didepan dada.

"Sleep on your first day?" Sindirnya. "Ah, Maafkan aku senior!" [Y/n] segera bangkit dari duduknya, membungkuk dalam - dalam.

"Hey, chill dude. Aku hanya bercanda." Katanya menepuk pundak [y/n] akrab.
"Kau terlihat pulas sekali, ku tak tega. Jadi kupindahkan nomor urutanmu ke urutan terakhir." Ujarnya.

"Err... Terima kasih?" Oh ayolah. Kalau tidak tega kenapa kau membangunkan seseorang dengan speaker tepat di telinganya?

"Come on, masuk ke dalam. Cameraman sudah menunggumu." Katanya. [Y/n] Mengangguk. "Okay..."

Suasana di dalam sangatlah sibuk. Para staff mondar - mandir, menyiapkan peralatan.

"Eren! [Y/n]! Cepatlah, kami sudah lelah~" salah satu staff mengeluh. "Maaf ya... Kami ada sedikit 'masalah'." Kata Eren. " Maaf." [Y/n] membungkuk singkat.

Beberapa staff datang, membawa beberapa setelan baju. Mencocokannya ke [Y/n]. Kemudian menyodorkan salah satunya. "Cepat ganti!"
"Baik!" [Y/n] segera mengganti bajunya diruang ganti.

Saat keluar memakai setelan baju yang diberikan, staff bagian merias segera menarik [Y/n], mendudukinya di salah satu bangku. Kemudian mulai meriasnya.

"Tolong kaca matanya dibuka."

"B-baik."

[Y/n] meletakkan kaca matanya di meja.

Dari cermin besar dihadapannya, [Y/n] dapat melihat Eren yang memerhatikannya.

'Ah, aku gugup sekali!'

Selesai dirias, [Y/n] segera berjalan ke tempat pemotretan. "Tunggu kaca mataku." [Y/n] segera memakai kaca matanya.

Mendudukan [y/n] di salah satu bangku. "Ya, naikkan kakimu ke bangku yang satu lagi." "Yap, tahan." Flash terlihat beberapa kali.

Cameraman menatap hasil foto dengan tidak puas. "Ada apa?" Eren menghampirinya. Melihat hasil foto. "Hmm..."

"[Y/n], coba kemari." "Baik!" [Y/n] segera menghampiri Eren. Eren melepas satu kancing paling atas kemeja [Y/n]. Menggulung lengan panjangnya hingga ke siku. Serta mengacak sedikit surai hitam [Y/n]. "Hmm..."

'Jantungku berdegub kencang! Tidak baik terlalu berdekatan dengan senior Eren!' Pekik [Y/n] dalam hati.

Tiba - tiba wajah Eren mendekat. 'A-apa!?' Wajah memerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang