"Kok lo bisa ada di sini?" tanyaku kepada lelaki itu.
"Ini beneran rumahnya Tante Amanda, kan?" tanya lelaki itu.
Aku menganggukkan kepalaku dengan berbagai macam pertanyaan menghampiri otakku. Tak hanya pertanyaan, beberapa pernyataan juga kembali menghampiri otakku. Ibuku pernah memberitahuku kalau aku mempunyai saudara jauh di sekolahku dan ia bernama Jonah. Kemungkinan besar, orang yang berada di hadapanku saat ini adalah Jonah.
"Lo bukan Jonah, kan?" tanyaku. Aku bertanya seperti itu karena jujur saja, aku tak ingin mempunyai relasi atau hubungan keluarga dengan orang menyebalkan seperti lelaki yang ada di hadapanku ini.
"Gue Jonah," jawabnya.
"Astaga dragon, kenapa kita harus ditakdirkan jadi saudara, sih?" tanyaku.
"Emangnya lo pikir gue mau?" tanya Jonah balik.
"Kok nama lo gak asing, ya?" tanya Avi kepada Jonah.
Jonah mengangkat kedua bahunya pertanda ia tidak punya jawaban untuk pertanyaan Avi.
"Iyalah, Pi, nama si Jonah gak asing, kan gue pernah ceritain dia ke lo berdua," kataku. "Oh ya, lo ngapain ke sini?"
"Tante Amanda nyuruh gue buat jemput lo terus kita sama-sama ke rumah sakit," jawab Jonah.
"Ngapain?" tanyaku karena setahuku hari ini Ethan akan pulang dari rumah sakit dan yang mengurus kepulangan Ethan adalah ayahku, ibuku, dan juga Aretha yang mendapat perintah dari ibuku untuk langsung datang ke rumah sakit.
"Om Elvan gak bisa ngurus Ethan, jadi lo disuruh ke sana," jawab Jonah.
"Terus kenapa harus lo yang jemput gue?" tanyaku.
"Si anjing banyak tanya, lo mau gue anterin atau engga nih?" tanya Jonah yang kesal mendengar pertanyaan-pertanyaan tak penting yang memang sengaja kulontarkan agar Jonah kesal.
"Udah, Bel, lo pergi aja, kita yang jagain rumah lo," suruh Arissa.
"Ya udah, gue pergi dulu, ya, Ris, Vi," pamitku kepada Arissa dan Avi.
"Gue duluan, ya," pamit Jonah kepada mereka berdua lalu kami berjalan keluar dari rumahku.
×××
"Astaga, Jo, kok gue tadi gak ganti baju, ya?" tanyaku setelah aku baru menyadari bahwa aku masih memakai baju tidur, tetapi untungnya tadi aku sudah mandi.
"Terus, lo mau salahin gue?" tanya Jonah yang sedang berusaha memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang cukup sempit.
"Jo, lo aja, ya, yang keluar? Gue di sini aja," ucapku.
Jonah menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mematikan mesin mobilnya setelah ia berhasil menyempil di antara dua mobil yang terlalu boros dalam memakai lahan parkir. "Gak, lo harus turun."
"Jo, please, gue malu anjir pake baju ginian ke rumah sakit," pintaku.
Jonah kembali menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengambil sesuatu dari jok belakang. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, yaitu jaket, ia langsung memberikannya kepadaku. "Nih, lo pake jaket gue."
"Celananya gimana?" tanyaku.
"Tadi lo bilang lo malu karena pake bajunya aja, kan?" tanya Jonah.
"Ya, gak gitu juga, Jo, astaga," jawabku. "Jo, tolong dong, lo yang bantu mama gue. Nanti kalau gue ketemu sama temen gue terus dia lihat gue pake pakaian ginian gimana?"
"Iya deh, iya, lo gak usah turun," kata Jonah mengalah. "Tapi gue matiin mesin, ya. Rugi gue kalau ngidupin mesin cuma buat ngademin orang yang gak tau diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Fire × Calum Hood || ✓
FanficBerkisah tentang seorang gadis yang mencoba untuk terbebas dari masa lalu dengan bantuan seorang lelaki yang bernama Calum Hood.