Tiga-Tiga

63.3K 3.6K 98
                                    

"Rasd." Panggilan Raina membuat Fano gagal fokus sehingga lawan nya memukul wajah nya dan alhasil darah segar keluar dari hidung mancung nya.

"Ja-jangan buka mata lo!" Teriak nya dengan sangat kencang sebelum menendang kaki lawannya sehingga jatuh tersungkur ke tanah. Fano senyum sinis saat itu

"Fano awas!" Fano berbalik kebelakang saat Marcel menunjuk salah seorang lagi yang ingin memukulnya menggunakan kayu, Fano merenung tepat kedalam bola mata lawan nya itu sehingga dia terjatuh dan tidak sadarkan diri.

dan setelah beberapa menit berkelahi akhirnya mereka yang menang dan menghasil kan kesan ungu disetiap wajah tampan mereka.
"Hidung lu berdarah Fan."

"Bodo amat!" Fano pergi meninggalkan mereka. lalu menghampiri sang kecebong yang seperti orang gila, berdiri dengan matanya yang tertutup

"Ye! entar pingsan lu, makan tu bodo amat!" celetuk Ben, dia menyentuh bibirnya lalu menghela napas.

"Ancur bibir seksi gue!" decitnya membuat Khei dan Verant seolah-olah ingin muntah disitu.

"Yah!" Raina sontak kaget saat tubuh nya terasa melayang keudara, ternyata Fano sedang menggendong nya dan membawanya pergi.

"Woi! tungguin kita kampret !" Gos mengejar langkah Fano yang sudah jauh, mereka meninggal kan para orang dewasa yang tak berguna itu di tengah jalan.

"Fano turunin ak-astaga ! hidung kamu berdarah Fan! bentar,jangan gerak.. aku ambilin sesuatu.." pekik Raina bernada khawatir, sementara Fano hanya tenang melihat nya yang mulai merogoh saku celana nya untuk mencari sesuatu, dan akhirnya dia menemukan nya.

sapu tangan.

"Isk isk.. seharusnya kita tu lari aja, kan kamu nggak harus brantem dan nggak bakalan jadi babak be-belur begini.. isk" Raina menangis terisak-isak saat dia membersihkan darah segar yang keluar dari hidung Fano, tapi pemilik hidung tersebut hanya menatap nya sambil mengukirkan satu senyuman.

imut.

Ya dimata Fano saat ini Raina sangat imut, Air mata yang tak henti mengalir dan pucuk hidung nya yang kemerahan seperti cabe tua, begitu juga kedua alisnya, tampak merah.

"Ini semua tu salah aku!" Tiba-tiba Fano menarik Raina masuk kedalam pelukan hangat nya.

"Ushh-ushh.. ini bukan salah kamu Rai." Fano mengusap ubu-ubun gadis mungil itu bersama telapak tangan nya yang besar.

"Tapi tadi kamu habis di tonjok sama tu om-om botak Rasd! aku nggak rela, aku mau balas dendam sama tu om-om botak !" Fano terkekeh ketika Raina meronta untuk dilepaskan, dia seperti anak-anak yang sedang marah.

"Udah, yang berlalu biarlah berlalu." Raina mendongak menatap Fano dengan sangat lurus.

"Kayak lirik lagu" Kedua alis Fano bertautan sebelum Fano terkekeh saat mengerti apa maksud Raina
"What ever."

"Pacaran mulu! hargai dong para jomblo yang bersinar ini.. setuju kagak?" Kedatangan Gos membuat Fano melepaskan pelukan mereka lalu berdiri bersama.

"WOY GUE LAGI NANYA BEGO! SETUJU APA KAGAK?!! "

"Setuju!" Gos terkaget saat mendengar suara cetar membahana dari Ben, langsung dijawab kalau tidak mahu di cacimaki oleh si mulut Ember itu.

"Ya ampun! Muka kalian... isk isk Fano.. " Fano menghela nafas. kenapa cewek ini cengeng sekali?

"Udah nggak usah nangis, kita semua nggak apa-apa kok Rai" kata-kata Khei mengundang senyum di wajah verant lali diikuti dengan anggukan oleh Marcel.

"Tapi ini kan sakit banget Khei." Raina menyentuh jidat Khei yang dibalut dengan kapas dan plester luka. Khei menggeleng dan tersenyum manis semanis readers yang sering ngevote dan komen.

"I'm fine"

"Nongkrong di warung sana yuk! perut gue udah laper, udah pada demo minta diisi !" Ajak verant sambil mengusap perut nya yang dihiasi roti sobek.

"Terus demo nya sambil bakar ban mobil.." kekehan halus dari Fano membuat semua nya menoleh, Saya tidak percaya ituh..

"Ayok dah! lagian gue juga laper, kek nggak makan selama tujuh abad!" Raina menggeleng tidak mengerti. mereka sedang sakit tapi masih bisa tertawa seperti ini?

"Kalian itu masih sakit.." Marcel menoleh kepada Raina sebelum dia mengacak rambut gadis itu.

"Santuy aja kali Rai ! dan asal kamu tahu kita tuh ngelakuin ini semua, untuk loh Rai.. bukan orang lain." Seketika Raina terharu sebelum ia memeluk Marcel.

"Makasih ya."

"Ah.. si kecebong nangis.." Verant datang memeluk mereka berdua.

"Gue juga ikut!" lalu Khei juga ikut memeluk mereka bertiga dan menarik Ben untuk bergabung bersama.

"Gue juga." Finally tangan sasa Fano memeluk mereka berlima.

"Demi si cute girl yang joget nggak jelas waktu berkemah sama si nopal aku bener-bener bahagia..." Fano tersenyum saat mendengar kata batin Raina, kata-kata yang sungguh keanak-anak kan. tapi dia sayang

SPECIAL WOMAN

"Kamu marah sama aku?" Fano melangkah tanpa mengeluarkan satu perkataan pun membuat Gos menatap Raina dari belakang. setelah itu dia mengingat sesuatu, dia memetik jari sebelum mengejar langkah panjang Fano yang entah kemana

"Rasd!" Fano menoleh kebelakang dengan ekspresi datar nya, Raina tahan senyum. ternyata seperti ini wajah Fano kalau sedang ngambek.

"Kamu ngambek ya sama aku?" mereka jalan beriringan sambil Raina memainkan anak jari Fano.

"Nggak tau." jawab Fano acuh tak acuh.

"Aku minta maaf.." Raina mencoba meminta rasa kasihan kepada Fano, dia tahu kesalahan yang dia lakukan tadi benar-benar menyakitkan bagi Fano. tapi dia juga harus membantu Khei. meskipun itu tidak membawa faedah untuk orang lain.

"Rasd aku bener-bener minta maaf."

"Sudah aku maafin." jawab nya mendatar tapi bisa membuat Raina tarik senyum, yes Fano pake aku-kamu

"Ikhlas ni?" Fano tidak menjawab, hanya mendongak menatap langit-langit malam. Raina mendengus geram

"Yaudah deh kalo gitu, mending aku sama Khei aja.."  hanya satu langkah meninggalkan Fano, tangan mungil nya digenggam oleh laki-laki itu. Raina tersenyum menang

ini salah satu cara yang terbaik untuk cowok yang lagi ngambek.

"Aku nggak suka liat kamu deket sama cowok lain." dan mulailah sikap cemburuan seorang Refano Andrian Selland

"Kamu cemburu ya?" Fano menggeleng.

"Aku nggak berhak untuk itu, karna kamu masih belum jawab pertanyaan aku beberapa hari yang lalu." Ucap nya tenang membuat Raina terdiam, dia benar-benar degdegan ketika membahas topik ini. tapi jika dia tidak menjawab nya maka sampai kapan hubungan mereka seperti ini ? tidak jelas.

"Tapi gue tau, suatu hari gue bakalan berhak untuk semua itu. gue yakin" ucapnya lagi bernada serius, sementara Raina hanya menggenggam erat tangan kanan nya untuk menyalurkan semangat.

[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang