🌻Six🌻

2.5K 188 1
                                    

Happy reading...

—————


"Dimana dia?" batin Luna, mengedarkan pandangannya.

Luna sudah membawa nampan berisi kopi buatannya. Luna melihat ada seseorang membungkuk dibawah kolong meja dekat jendela. Luna mendekatinya, itu dia seseorang yang Luna cari.

"Kau sedang mencari apa?" tanya Luna.

"Ponselku tak sengaja terjatuh dikolong kursi tadi" Nicholas menegapkan kembali tubuhnya setelah mendapatkan ponselnya. Luna hanya ber'oh ria lalu meletakan kopinya dimeja.

"Thanks, Not bad." Nicholas menyesap kopi buatan Luna. Kini mereka berdua sudah duduk saling berhadapan.

Fyuhh.. Luna bernafas lega ternyata dia tidak meracuni Nicholas, seperti Luna meracuni pelanggannya sewaktu dulu.

"Sudah berapa lama kau bekerja disini? Apa kau tidak mengatar pizza lagi?" tanya Luna, membuka percakapan. Nicholas mendesah pelan sepertinya dia harus meluruskan masalah tentang delivery pizza itu.

"Sebenarnya aku bukan pengantar pizza Luna, waktu itu aku hanya membantu." ujar Nicholas.

"Membantu?" beo Luna. Nicholas mengangguk.

"Iya aku hanya membantu pengantar pizza sebenarnya.." kemudian mengalirlah cerita bagaimana pengantar pizza itu meminta bantuannya.

Tetapi Nicholas tidak menceritakan bahwa dia adalah CEO disini, dia mempunyai cara sendiri untuk memperkenalkan dirinya nanti sebagai CEO dihadapan Luna. Tak lupa dengan smirk yang tersungging diwajahnya.

"Kau baik sekali Nick jarang ada orang sepertimu yang mau bersusah payah untuk menolong orang lain," Luna mengacungkan jempolnya, Nicholas tersenyum betapa senangnya dirinya dipuji oleh Luna.

"Sebaiknya sepulang nanti aku menengok kediaman keluarga paman Paul," ujar Luna.

"Jadi pria pengantar pizza itu namanya Paul. Mau kuantar kesana nanti?" tawar Nicholas.

"Benarkah tidak apa - apa? tentu saja aku mau! Kau benar - benar baik Nick," jawab Luna dengan senyum lebarnya, jika diantar oleh Nicholas setidaknya dia bisa menghemat waktu dan ongkos. Maklum saja jarak dari tempat kerja ke tempat tinggal Luna cukup jauh.

Gadis itu setiap harinya harus menaiki subway selama 25 menit kemudian, berjalan sekitar 10 menit belum lagi jika waktu pulang kerjanya yang malam.

Terkadang Luna pulang bersama dengan Evelyn, jika Evelyn mengambil shift kerja yang sama dengan dirinya karna memang tempat tinggal mereka satu daerah. Sangat rawan berjalan sendirian di NewYork pada malam hari.

"Iya tidak apa - apa Luna," Nicholas terkekeh.

Biasanya jika seorang wanita yang baru kenal jika ditawari akan malu atau menolak. Berbeda halnya dengan Luna, dia begitu ekspresif dan gampang percaya saja dengan ajakan orang lain.

Seandainya yang mengajak adalah orang yang mempunyai niat jahat bagaimana nasib gadis itu nanti? Hal ini semakin membuat gemas Nicholas.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi mereka berdua menjadi pusat perhatian para pegawai yang melihatnya. Luar biasa, ini suatu hal yang langka melihat Nicholas sebegitu ramah dan akrabnya dengan orang lain apalagi dengan wanita seperti Luna yang hanya asisten dapur baru mereka. Oh, ayolah apa yang salah dari itu?

Harry yang melihat kerumunan para pegawai merasa penasaran, lalu menghampiri kerumunan tersebut.

"Ada apa ini kenapa berkerumun seperti ini?" tanya Harry.

Pretty SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang