3 • Angel

2.1K 219 3
                                    

Kicauan burung pagi hari mengusik seseorang gadis yang tertidur tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kicauan burung pagi hari mengusik seseorang gadis yang tertidur tenang. Bergeming lalu membuka matanya perlahan mengawali hari baru. Bergeliat pelan, kemudian dia bangun dari tidurnya. Kelopak matanya kini terbuka menampilkan sebuah kamar miliknya. Tangannya bergerilya mengusarkan dimana letak kristal yang menempel pada bola matanya.

"Morning," sapa paginya mengawali hari baru.

Ia menghela napas, begitu turun dari kasur kesayangannya. Menatap susunan boneka dari yang kecil sampai besar di hadapannya. Netra matanya tak berhenti menatap sambil tangannya yang bergerilya mengelus boneka beruang besar. "Bear, hanya kau yang bisa membuat senyumanku terukir." Rose kembali beranjak ke tempat tidur. Dia mencari benda pipih disela-sela bantalnya. Mendengus kesal, bahwa benda pipih itu tak ada. Sorot matanya menelusuri setiap sudut di kamarnya. Oh, dia sangat sebal benda pipih itu ternyata ada bawah kasurnya.

"Haish ... Mengapa handphone-ku selalu saja jatuh?"

"Jangan banyak berperang mangkanya!" Selena tiba-tiba berada di depan pintu. Dia menampilkan senyuman tak berdosanya

"Siapa yang berperang?"

Rose beranjak ke meja belajarnya. Mengambil sebuah diary-nya dan sebuah pena kesayangannya. Selena tertawa pelan, "Apa kau tak sadar? Kau seperti orang berperang yang haus akan kekuasaan untuk mendapatkan haknya," ucap Selena menduduki sofa yang terletak di depan kasur.

Rose mendengus kesal. Kemudian, menatap Selena yang berada di belakangnya. Sedangkan, Selena terkekeh pelan. Kini, Rose menulis puisi hangat pagi ini.

Langit kelam kini berganti
Menjadi langit cerah yang menghidupkan dunia ini
Kelopak mata yang sedari tertutup kini tersenyum membuka matanya
Burung bersenandung ria
Setitik embun jatuh tepat pada daun yang layu
Sorot mata menangkap boneka beruang
Senyuman kian terukir
Ilusi menghantuiku kini
Berharap bahwa dia tak menghapus senyuman yang kuukir

"Kenapa tidak? Kalau kau kembangkan puisi dimajalah kampus," ujar Selena tiba-tiba berada di dekat Rose.

"Aku tak berminat." Kata singkat, tapi menyakitkan hati dirinya. Dia dari pertama kali masuk sangat ingin salah satu puisi yang dibuatnya dipajang dimajalah kampus dan dikenal banyak orang.


"Rosie-yah ... akan kupastikan salah satu puisimu akan masuk kedalam majalah kampus."

•••

Drapp..

Derap langkah kaki asing membuat Rose yang berjalan sendirian dilorong lantai tiga ini; ketakutan. Sesekali dirinya membalikkan badannya menatap setiap sudut dibelakangnya. Kian, gerakan bariton sepatunyapada kaki asing itu hampir terdengar berdekatan dengan dirinya. Dengan sontak langkah kaki miliknya ia percepat. Rose hampir menghabiskan tenaganya hanya akan menghindari ucapan asing entah dari siapa itu.

Stuck In The Charm [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang