Is You?

11 5 0
                                    

"Lagi?"

Ahrin terkejut dengan kemunculan senior sekaligus sahabatnya ini, agak terlonjak hingga hampir saja ia menjatuhkan box yg tengah di hiasnya dengan sangat hati hati.

"Eonni, please! Kalau datang itu jangan seperti hantu. Kau selalu mengejutkanku!" protesnya.

Aemi tak mengambil pusing, hanya mengangkat bahunya acuh dan ikut memperhatikan kue yg tengah di hias Ahrin.

"Kenapa mau repot untuknya sih, Rin?"

"Hanya ingin, Eonni."

"Itu bukan alasan, Rin. Kau kan bisa langsung memberikannya, kenapa malah secara diam diam? Jangan membuatnya besar kepala akibat merasa terlalu dicintai, nanti kau yg akan tersakiti."

Ahrin menghentikan gerakan tangannya, menatap seniornya ini dengan senyum tulus bak anak kecil yg senang akan suatu hal.

" Aku tidak peduli. Aku tidak pernah berharap dibalas olehnya, makanya aku memberikan ini secara sembunyi. Jika aku ingin pengakuan, tentu akan langsung padanya dong, Eonni." ucapnya.

Aemi mengernyit lalu menyentil kening juniornya.

"Dasar bodoh, awas kau jika menangis suatu hari nanti. Hal seperti ini akan mudah dimanfaatkan oleh yg lain dan sepertinya satu kampus ini tau, Namjoon sunbaemu itu bukanlah pria biasa disini. Hanya saja dia terlalu bodoh untuk menyadarinya. Ck, pria yg payah."

Kalimat terakhir Aemi dijawab kekehan oleh Ahrin.

" Aku bahagia, melihatnya menikmati kue buatanku. Itu sudah cukup, Eonni." ujarnya lagi.

Aemi menggeleng pasrah sambil menarik satu sudut bibirnya.

" Lets see soon, Baby. Who the winner?" ucapnya dengan penuh tanda kalau ia sedang kembali menantang si Junior.

" Eonni, aku tidak ingin bermimpi terlalu tinggi. Jatuhnya akan lebih sakit dari yg kubayangkan nanti." ujarnya disertai kekehan.

"Tak setinggi itu pun kau akan tetap menangis. Percaya padaku, aku tau siapa kau." sinisnya.

"Ya, aku juga tau. Tapi setidaknya, biarkan seperti ini dulu. Aku masih menikmatinya." ujar Ahrin menatap puas kue yg telah selesai dihias dan seperti biasa, terlihat cantik.

"Dasar gadis payah. Kau ak.."

"Riiiiinnnnn~~~"

"Bisakah jangan berteriak tidak, Young?!"

Riyoung langsung menutup rapat mulutnya dan berjalan ke belakang Ahrin, gadis itu bersembunyi disana.

"Ada apa berteriak?"

Riyoung mau tak mau menyamakan posisinya dengan Ahrin saat ini karena gadis itu menariknya.

"Tadi Namjoon Sunbae memintaku untuk mencari tahu tentang ini."

Riyoung menunjuk box cupcakes punya Ahrin.

"Lalu?" tanya mereka bersamaan.

Riyoung tersenyum senang sambil memandang kagum kedua temannya yg baru kali ini mereka terlihat kompak, hingga mengucapkan kata yg sama berbarengan.

"Cieee, tumben bareng gitu."

Namun senyumnya sirna kala Aemi menatapnya datar dan Ahrin memandangnya lebih tajam.

"Sabar dong, aku belum menjawab apapun karena beruntungnya saat itu ia dipanggil Guru Kang. Jadi aku kabur saja setelahnya." ujarnya.

Terdengar lagi helaan napas lega dari Ahrin dan Aemi.

CupcakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang