Setelah acara pernikahan usai, Ginting tak langsung beristirahat. Ia berkumpul dulu di ruangan ini hingga sekiranya ia bisa pergi ke kamarnya.
"Cape gak Ting?" Tanya Kevin.
Ginting berdecak. "Ya cape lah! Lo ga liat apa Gue dari tadi berdiri nyalamin tamu tamu?!"
Kevin mendengus. "Kan Gue cuma nanya doang bopak."
Fajar menghampiri Ginting lalu menepuk bahunya. "Ting, kalau mau malam pertama mah gaboleh sensian gitu, nanti gak ahoy!"
"Hah? Ahoy? Apaan?"
"Ya gitulah, masa ga ngerti?"
Ginting berpikir sejenak, setelah otaknya 'sampai', dia langsung memberi hadiah bogem pada lengan Fajar.
"Sialan lo semua"
Kevin terkekeh. "Makanya nikah Jar, mau Gue kenalin gak sama saudara Gue? Dia jomblo loh."
"Ah ogah kalau sama keluarga lo, yang ada nanti tiap hari Gue nyanyi lagu peri cintaku mulu." Fajar lalu melahap buah yang tadi ia ambil sebelum menghampiri Ginting.
"Dengerin dulu napa, makanya Gue kenalin juga sejalan sama lo!"
Fajar terkekeh. "Boleh dong kalau gitu hehehe"
"Masih SMA tapi."
Ginting tertawa. "Jangan dikasih ke Fajar lah Vin, otaknya aja udah mesum, gimana kalau saudara lo diapa apain?"
"Sialan lo ting."
"Satu sama." Ujar Kevin.
Ginting menghela nafas. "Udah ah Gue mau ke kamar, cape gila tau gak. Kalian sana istirahat juga, besok pagi pada balik kan ke jakarta?"
Kevin mengangguk. "Yaudah kita balik ya ke kamar kita?"
"Dadah Ginting, semoga lancar ya!" Ujar Fajar.
Ginting tak menghiraukannya, ia berbalik kemudian ia berjalan ke arah kamarnya.
----
"926 kan kamar Gue?"
Kemudian ia merogoh sakunya untuk mencari Magnetic card key nya.
Setelah menemukan kartu kamarnya, dia menempelkan pada pintu dan langsung membuka pintunya.
Ia langsung merebahkan dirinya di sofa yang ada di kamarnya, tanpa melepas sepatunya dan mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
Tak lama kemudian ia memejamkan matanya.
"AAAA GINTING!"
Mendengar suara teriakan Lea, ia refleks membuka matanya.
"Jorok udah seharian diluar langsung tidur, mandi dulu!"
Ginting mengusap kasar wajahnya kemudian ia duduk. Lea saat ini sedang berdiri dihadapan Ginting.
"Kan tadi di kamar mandi ada kamu."
"Hah? Lo manggil Gue apaan tadi?" Lea kemudian duduk di sofa yang sama dengan Ginting.
"Kamu, kenapa emang?"
Lea kemudian tertawa dengan keras sambil menepuk bahu Ginting.
"Lah kenapa ketawa?" Ginting mengernyitkan dahinya.
"Lucu aja biasanya 'Lo-Gue' jadi 'aku-kamu', okelah Gue juga bakal biasain kaya gitu."
"Biasain lah, kita udah nikah loh."
"Iya iya mulai sekarang bakal dibiasain."
Ginting tersenyum. "Nah gitu dong."
Lea kemudian beranjak dari sofa dan berjalan menuju kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rankle
Любовные романыEntah apa yang dimimpikannya semalam hingga kedua orangtuanya tega menikahkan anaknya dengan seorang perempuan---berbadan dua. "Udah bunting duluan, gesrek pula" -ASG