17. Der Fruhling (Musim Semi di Jerman)

33 1 0
                                    

February telah usai. Pekan akhir aku juga tidak kemana-kemana menikmati kota Jerman mengingat aku malas saat masih musim dingin. Tapi musim dingin sudah berakhir. Maret adalah awal dari musim semi. Musim yang akan menjadi kebanggaan orang-orang. Karena pada musim ini banyak sekali bunga-bunga yang akan bermekaran ditaman-taman kota. Warna-warni dari bunga serta keharumannya akan lebih memperindah suasana.

Pak bos hari ini akan kembali ke Indonesia. Sayang sekali dia tidak bisa menikmati musim semi di Jerman karena suatu pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan lagi. Sebelumnya dia juga sudah berpamitan kepadaku. Aku juga tidak bisa mengantarnya ke bandara, keluarganyalah yang mengantarkannya. Pesan-pesan dari pak bos akan selalu kuingat. Mulai hari ini aku bekerja tanpa pak bos.

“hai Nasya” seru Dietrich memanggilku

“bagaimana malammu?”

“kemarin aku tidur sangat nyenyak. Aku terbangun saat mendapat pesan dari pak Anton. Hari ini dia kembali ke Indonesia”

“ya. Aku juga sudah tahu. Apa kamu ada rencana sore nanti?”

“tidak ada. Aku akan langsung pulang kerumah”

“kamu tidak ingin jalan-jalan dulu menikmati musim semi? Aku dan teman-teman lain akan berjalan-jalan nanti. Kamu bisa ikut kalau kamu mau Nasya?”

“terimakasih Dietrich. Aku ingin segera pulang nanti sore. Besok aku akan jalan-jalan menimati musim semi. Besok adalah hari libur kita”

“kalau begitu nikmatilah”

......

“seperti ini cara mengambilnya”

“Rizky? Sedang apa disini?” tanyaku setelah tahu dia mengambil kameraku

“hanya jalan-jalan. Bagaimana Gerbang Brandenburg menurutmu?”

“sangat indah. Yang kutahu tempat ini menjadi tempat wisata di Jerman yang paling terkenal di Eropa”

“kamu benar. Lihat saja, ini memang sangat indah. Berdirilah disitu, aku akan mengambil fotomu”

“tapi...”

“sudah berdiri saja, fotonya pasti akan bagus nantinya”

Aku menurut. Lagi pula untuk apa aku menolak jika aku tahu bahwa Rizky memang suka memaksa. Aku berpose didepan kamera yang ada pada Rizky. Entah kami saling menyadari atau tidak, bukan hanya aku saja di foto olehnya tetapi kami melakukan foto bersama. Kali ini aku kembali tertawa bahagia bersamanya. Senyum dan tawa yang pernah kami lakukan 5 tahun yang lalu, ditempat ini kami mengulanginya kembali. Yang membuat aku bingung, kemana jawaban dari cerita itu? Kami tertawa bersama layaknya tidak pernah ada terjadi diantara kami. Tahukan dia, bahwa sebenarnya aku sangat khawatir meskipun aku juga merasa bahagia.

“jelek banget sih Ky” seruku

“kamu yang jelek tuh, lihat aja” ejeknya

“huhh enak saja. Tapi biarin deh. Fotonya lucu”

“kamu berdiri lagi sana. Aku akan ambil foto kamu sekali lagi”

“udah deh Ky, aku udah capek”

“sekali lagi Lala. Jadi momen kamu di Jerman lo”

Lagi-lagi aku menurut. Tapi ada hal yang membuatku bingung. Setelah dia memotretku dia terdiam dan memperhatikanku.

“Ky ada apa? Ada yang salah denganku?” tanyaku sambil melihat ke sekeliling tubuhku mencari tahu apa ada yang salah denganku. Dia hanya diam. Dia diam sambil berjalan kearahku, dan..

MUNGKIN, AKU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang