Part 10 Reasons

37 7 4
                                    

"Mum, sampai kapan kau akan tertawa begitu?"

Wajahku sudah tidak merah lagi, kurasa.

Tapi Mum masih saja tertawa.

"Baiklah, baiklah." Mum berusaha berbicara di sela tawanya, beberapa menit kemudian barulah dia benar-benar berhenti, "I'm sorry, Logan. Aku tidak bermaksud menggodamu, tapi ya ampun, rasanya sudah lama sekali sejak aku tertawa seperti itu karena dirimu."

Aku tidak menyalahkannya.

Mum deserves to be happy.

Aku senang melihatnya tertawa seperti itu, meskipun aku-lah yang ditertawakannya.

Setidaknya aku bisa membuat orang lain tertawa.

Mungkin Mum mengira aku tersinggung karena tidak menjawabnya sehingga dia berkata, "Logan, aku benar-benar minta maaf, oke? Aku hanya bercanda. Aku tidak bermaksud—"

"Mum." potongku, "Tidak apa-apa. Aku tidak tersinggung. Aku senang bisa membuatmu tertawa."

Mum memberiku senyuman lagi.

Aku berharap bisa memberinya senyuman yang layak, bukan hanya sekedar gerakan tidak jelas yang dilakukan oleh bibirku.

"Sekarang ke hal yang lebih serius. Aku tidak akan menginterupsi ceritamu, Nak. Nah, tadi apa yang kau bilang?"

Maka, aku menceritakan segala yang ingin kubagikan dengannya.

Sistem group therapy.

Allegra Danish.

THE FALLEN.

Mimpi buruk yang mendatangiku setiap malam.

(—meskipun aku tidak menceritakan bagian dimana aku mengirim pesan pada Allegra Danish yang mengatakan aku ingin mati—)

Kemudian aku ragu-ragu sebentar,
Apakah aku harus menceritakan kisah Allegra Danish?

Kuputuskan untuk tidak menceritakannya. Aku hanya mengatakan pada Mum bahwa Allegra Danish mengalami depresi karena beberapa hal dalam hidupnya, aku juga mengatakan padanya bahwa aku tidak bisa menceritakannya karena bukan tempatku untuk menceritakan kisah orang lain tanpa persetujuan dari orang tersebut.

Mum setuju denganku.

Lalu aku mengatakan pada Mum bahwa di saat tersulit dalam hidup Allegra Danish, ayahnya datang dan mengatakan hal-hal yang membuatnya mengubah pandangannya tentang hidup.

Keadaan menjadi hening setelah aku menyelesaikan ceritaku.

Aku memandang Mum, betul-betul melihatnya.

Semua sisa tawanya sudah menghilang, wajahnya tampak serius, garis-garis di sekitar wajahnya terlihat jelas.

Mum memang cantik, tapi aku bisa melihat bahwa dia lelah.

Apakah aku penyebabnya?

Berapa banyak derita yang kutimpakan padanya saat aku menarik diri dari semua orang dan menjadi depresi?

ALLEGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang