53 - Bersatu Cinta

90.1K 9.1K 910
                                    

Assalamualaikum dan selamat pagi...

Aldrich dan Almeera ngundang kalian semua ke acara kondangannya...

Datang yaa...hehehe (mulai halu..)

Btw, aku sengaja update hari ini karena kemungkinan besar besok aku gak bisa update.

Enjoy pengantin baru!

WARNING! PART INI MENYEBABKAN BAPER DAN HALUSINASI BERKEPANJANGAN! BAGI PARA JOMBLO DAN SINGLELILLAH, PERSIAPKAN HATI!

***

Almeera menghela napas lega begitu mendengar saksi mengatakan 'sah' dari mikrofon masjid. Ia masih 'dipingit' di rumah waktu proses akad nikah. Umminya yang bersikeras. Katanya biar jadi surprise untuk Aldrich nanti, dan ia hanya mengikut saja. Sejak pagi, ia sudah gelisah sendiri. Padahal yang akan mengucapkan ijab qabul bukan dirinya, tapi tetap saja ia tak bisa duduk tenang.

Mbak Shafiyah memeluk Almeera dengan erat. Wanita hamil itu mengucapkan selamat dan doa barokah berkali-kali membuat air mata Almeera tiba-tiba saja mengalir dari kedua mata bundarnya yang dibingkai maskara. Statusnya sekarang adalah seorang istri. Istri Aldrich Rahagi Adyastha.

"Selamat ya Al, tidak terasa adik mbak sudah jadi istri orang. Jadi istri sholehah ya sayang..."

"Terma kasih, mbak. Mbak doakan rumah tangga Al selalu berkah ya..."

Shafiyah mengangguk, kemudian menghapus air mata Almeera dengan tisu di tangannya.

"Jangan menangis lagi. Sebentar lagi suamimu dating, kamu harus terlihat cantik!"

Almeera tersipu begitu mendengar kata 'suami' yang terucap dari bibir kakak iparnya. Perutnya tergelitik dan napasnya memberat, tapi ia sungguh menyukai sensasi ini.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Wajah berseri Axel menyembul dari balik pintu.

"Kakak ipaaaarrrr..." seperti biasa gadis itu berlari heboh memeluk Almeera. Hampir saja Almeera jatuh dari kursi rias saking kerasnya Axel menubruknya. Shafiyah sampai terpekik heboh, khawatir dandanan Almeera rusak.

"Aww... sakit dokter Axel!" rintih Almeera. Napasnya tinggal setengah-setengah karena Axel memeluknya terlalu erat.

Axel hanya cekikikan, kemudian melepaskan pelukannya. "Selamat kakak ipar sudah jadi kakak ipar aku!" katanya riang.

Almeera tertawa. "Lucu ya, padahal dokter kan lebih tua dari saya."

Axel menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Not funny at all! Anggap saja umurku masih duapuluh tahun, kakak ipar. Lihat ini, wajahku saja masih seperti remaja umur delapan belas, kan?"

Almeera hanya geleng-geleng kepala.

"Terima kasih karena sudah bersedia menjadi istri my brother..." kata Axel tulus. Matanya yang selalu berbinar-binar itu menatap Almeera dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.

"Saya yang seharusnya bilang terima kasih karena sudah menerima saya jadi bagian dari keluarga dokter..."

Axel kembali memeluk Almeera, kali ini lebih kepada pelukan terima kasih. "Axel, call me Axel!"

"Ehheeemm..."

Axel melepaskan pelukannya begitu Shafiyah menginterupsi acara peluk-pelukannya dengan Almeera. Gadis itu memandang Shafiyah kikuk, lalu tersenyum lebar dan memeluk ibu hamil itu dengan erat.

"Pelan-pelan bu dokter. Ini dalam perut ada bayinya!"

Axel tertawa keras. "Maaf ya mbak Fiya-ku yang cantik. Lupa. Habisnya terlalu bahagia ini!"

Assalamualaikum Almeera (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang