First Meet

14 6 0
                                    

"Eunghhh..."

"Hahh... Dasar ceo bangsat! Bisa-bisanya dia menumpahkan pekerjaan-pekerjaan ini padaku seorang!"

Sumpah serapah terus keluar dari bibir tipis seorang Min Yoongi. Bagaimana tidak? Bosnya tiba-tiba menelpon yoongi dan menyuruh ia menyelesaikan tiga lagu untuk seorang soloist dalam satu minggu. Belum lagi tugas-tugas menyebalkan yang ia dapat dari dosennya.

Tak bisakah bosnya memberi kabar gembira ini esok hari? Ayolahh ini hari liburnya! Harusnya ia hari ini masih bercinta dengan kasurnya. Menyicil jam tidurnya agar ia bisa bekerja lebih cepat.

Semua orang tahu seorang min yoongi tak akan tidur dan makan selama ia bekerja. Kebiasaan buruk, namun jika dengan cara itu pekerjaannya cepat selesai maka seratus persen cara itu akan Yoongi lakukan.

Bekerja sebagai music producer dan sekaligus sebagai seorang mahasiswa tidaklah mudah. Apa lagi untuk orang pemalas yang hobinya bercinta dengan kasur seperti Min Yoongi.

Min Yoongi POV

Dari pada kepalaku pecah karna memikirkan si tua bangsat yang sialnya  adalah bos dan ceo perusahaan tempatku bekerja itu, lebih baik aku makan. Rasanya perang dunia ketiga sedang terjadi di dalam perutku.

Aku pun bangkit dan keluar dari Genius Lab ku. Mengambil mantel, syal, binnie dan maskerku sebelum keluar dari habitatku.

Klikk

Setelah mengunci apartemenku, akupun berjalan menuju lift dan turun ke lantai dasar.

Terpaan angin dan suhu udara yang dingin membuatku merinding. Aku memang tidak tahan dengan udara dingin.

'Dasar musim dingin sialan! Kenapa musim di Amerika harus ada empat juga sih?!'

'Apa tidak kasihan padaku yang kedinginan ini hah?! Sudah tau aku kesepian malah menambah beban hidup saja!'

'Kalau aku sudah punya kekasih dan teman dan berhasil membuat tubuhku menjadi heater berjalan maka aku tidak masalah dengan adanya musim dingin bangsat ini. Dasar musim dingin tak tahu diri!'

'Semoga di kehidupan selajutnya aku bisa reinkarnasi menjadi batu...'

Makian pada musim dingin terus menghiasi otakku sembari aku berjalan menuju seven eleven dekat apartemenku. Padahal jaraknya hanyalah 200 meter, tapi kenapa rasanya aku sudah berjalan sepanjang 2 kilometer?!

Sepertinya aku memang harus mulai olahraga atau aku akan benar- benar menjadi seorang kakek diumur ku yang masih muda ini.

Tap

Tap

Tap

Ting tong welcome...

Akhirnya  sampai juga. Suasana di sini tidak terlalu ramai. Untunglah... Aku benci ramai dan aku benci mengantri.

Kubuka binnie dan maskerku. Aku berjalan meyusuri rak-rak yang dipenuhi berbagai barang dan makanan. Kuputuskan untuk mengambil dua spicy ramyun kesukaanku, satu botol air putih dan satu kaleng kopi hangat.

other sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang