Prolog

19 1 1
                                    

Gelap. Awan-awan kelabu memenuhi langit kotaku siang ini. Angin berhembus pelan. Menerbangkan helai-helai rambut panjangku.

Rintik-rintik air mulai berjatuhan. Berlomba-lomba membasahi bumi. Angin bertiup semakin kencang sementara aku masih setia berdiri tepat di depan jendela kelas.

Dingin.

Tapi aku suka. Sambil menyeruput es coklat yang kubeli di kantin langganan, aku membiarkan angin menerpa wajahku. Beberapa tetes air hujan jatuh di wajahku.

Aku selalu suka hujan. Entahlah, menurutku itu membuatku nyaman. Walau hujan badai sekalipun aku tetap suka.

Kecuali, hujan di hari itu. Hari dimana semua berubah. Hari dimana semua yang kupunya perlahan menghilang satu persatu.

Dan hari dimana aku jatuh dalam lembah keterpurukan untuk selamanya.

                                         

                                     ※※※

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DamageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang