"Aku lelah, tetapi aku tidak bisa pergi."
- Grizelle Lesham Fawnia -***
"Sssshhhhh, Oooohhhhhh God."
Suara erangan Devan memenuhi ruang kerja yang saat ini digunakannya untuk bercinta dengan seorang pegawai yang sudah dua bulan ini bekerja dikantor dan dirumahnya.
Devan Joyce Dominic Laban, lelaki dua puluh sembilan tahun, memiliki jabatan tertinggi diperusahaan milik keluarganya. Dengan kekuasaan yang ia memiliki ia mempunyai hak dan wewenang untuk melakukan apa yang ia inginkan. Termasuk jika ia menginginkan wanita untuk memenuhi hasratnya.
Seperti dicerita novel dimana CEO melakukan having sex dengan pegawainya, Devan pun kerap melakukan itu. Setiap harinya pegawai berbeda memasuki ruangannya dengan waktu yang cukup lama. Bukan hanya untuk menyerahkan file yang harus ditanda tanganinya, tapi juga untuk menyerahkan tubuhnya.
Jangan heran jika di ruangan Devan akan ditemukan setumpuk alat make up dan alat kontrasepsi, semua dipersiapkannya agar wanitanya nyaman untuk melakukan sex dengannya.
Ya, sex. Bukan bercinta. Jika bercinta bukankah melibatkan dua orang yang saling mencintai? Lalu jika dua orang yang hanya menyalurkan kebutuhan biologisnya hanya bisa dikatakan having sex, dan Devan kerap melakukan itu.
"Kak Dev, udah ya? Aku capek." Ucap wanita yang saat ini berada dibawah kuasa Devan.
Wanita itu tergeletak tak berdaya diatas sofa ruang kerja Devan. Sejak sejam lalu Devan terus-menerus mengajaknya bergumul diatas sofa. Seperti singa yang sedang kelaparan, Devan sama sekali tidak memberikan wanita itu udara untuknya bernafas.
Seperti sebuah candu, wanita itu selalu saja diajaknya having sex selama dua bulan ini. Ya, wanita inilah yang membuat Devan berhenti mencicipi wanita-wanita lain disekelilingnya dan menuntaskan semua hasratnya pada wanita ini.
"Kamu capek?" Tanya Devan lembut.
Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, lalu mengelus perutnya. "Aku capek dan lapar Kak. Tadi pagi kamukan marah-marah terus, aku lagi makan kamu ceramahin, aku nggak nafsu makan, jadinya sekarang aku lapar."
"Kamu tentu tau kenapa aku marah bukan?"
Wanita itu tersenyum, menyadari apa kesalahannya semalam yang membuat akhirnya Devan marah ketika pagi hari. "Aku tidur duluan, dan kamu pengen kan semalam?"
"Ya, itu kamu tau."
"Maaf Kak, aku tidak bermaksud meninggalkanmu tidur."
Memang semalam seharusnya wanita itu menunggunya selesai menyelesaikan kerjaan kantor lalu menghabiskan waktu sampai pagi untuk memuaskannya. Tapi wanita itu malah tertidur duluan, badannya yang masih kecil memang sering membuat cepat letih. Dan pagi harinya saat keduanya sedang memakan sarapan pagi Devan tidak henti menceramahi sampai tidak mau memakan masakan wanita itu.
Dan wanita itupun akhirnya berakhir hanya menyuapkan sarapannya sedikit saja, di karnakan sudah tidak berselera.
"Kak? Mau sekalian makan denganku? Aku membawa bekal." Ajak wanita itu.
"Bawa saja kesini."
"Baik Kak." Patuhnya.
***
Aku Grizelle Lesham Fawnia, panggilanku Elle. Saat ini usiaku sudah delapan belas tahun, dan menjadi pegawai termuda dikantor yang cukup besar ini. Dengan modal nekat aku mencoba melamar di Perusahaan ini. Ya semua ku lakukan agar tetap hidup. Jangan tanya dengan orang tuaku, mereka sudah tidak mau menganggapku anak lagi dan aku sudah diusir dari rumahnya, dan saat ini aku bekerja double job. Menjadi pegawai kantoran dan menjadi pemuas sex Bos ku.
Sudah dua bulan lamanya aku melakukan ini, dan aku hanya bisa menerimanya saja. Yang terpenting aku masih bisa hidup sehat bukan?
"Kak, ini makanannya. Kamu bisa menyisakan sedikit untukku." Ucapku sesaat sesudah meletakkan kotak makan pink dihadapan Kak Devan.
Kak Devan menatapku bingung, "Yang lapar siapa?" Tanyanya.
"Hmmm.. aku." Jawabku.
"Yasudah kamu makan dulu. Aku gampang." Balasnya.
Tidak enak bukan jika aku hanya makan berdua dan Kak Devan tidak makan? Apa salahnya untuk menyuapinya? Bukankah aku sudah sering melakukan ini? Ya sudah, lebih baik aku lakukan.
"Aku suapi ya? Kita makan berdua Kak?" Ucapku lalu dibalas dengan anggukan kepalanya.
Kak Devan sedang mengunyah makanan yang ku suapkan kepadanya. Dia terlihat menikmati saja makanan yang ku masak ini. "Kamu nyaman bekerja denganku?" Tanyanya.
Mendengar ucapannya yang perhatian aku langsung tersenyum. "Jika tidak nyaman aku tidak mungkin selama dua bulan ini bertahan disampingmu Kak." Balasku.
"Apa yang membuatmu nyaman? Bukankah kamu kesal aku selalu meledak jika kamu salah sedikit saja?" Tanyanya lagi.
Lelaki yang selalu meledak dan selalu manis perlakuannya hanyalah Kak Devan.
"Ya memang kesal. Tapi denganmu aku masih bisa bertahan hidup Kak. Aku hanya menginginkan itu. Terimakasih sekali." Balasku jujur. Ya memang hanya itu harapanku. Terus bertahan hidup.
"Apa kamu tidak memiliki mimpi? Anak seusiamu sedang asik bergaya di Perguruan Tinggi bersama teman-temannya. Sedangkan kamu disini sedang bekerja, bahkan menjadi pemuasku."
Aku tersenyum mendengar kepeduliannya tentangku. "Aku ingin belajar kembali, tapi aku rasa tidak mampu. Pekerjaan dan kebutuhanmu menjadi prioritasku saat ini Kak."
Setelah ucapanku Kak Devan menggengam tanganku. "Tetaplah berada disamping ku Elle, sampai aku ataupun kamu mendapatkan pasangan yang lebih baik." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Girl
RomanceMature Romance! [21+] Jangan hanya dilihat tapi di patuhi ya! Jangan datang kelapak ini jika usia belum cukup! Jadilah pembaca pintar yang tau mana bacaan yang pas untuk dibaca sesuai usia!😊 thx. *** Kisah seorang gadis delapan belas tahun yang men...