1

10 1 0
                                    

"ayo kejar aku kejar aku ahahahaha" ucap gadis yang sedang berlari itu

"eh awas jatoh zhe kamu belum sembuh total" teriak pria itu yang tengah mengejar gadis tersebut

"gaa aku ga akan jatohh.."

"zhe... Aku cape kita istirahat dulu ya bentar" ucap pria itu

"yah rafa masa segitu aja cape, yaudah deh istirahat dulu"

"zhe... Aku mau nanya, kalau misalnya aku-aku-ak"

"aku apa rafa?" tanya gadis itu yang tengah kebingungan

"aku..."

"aku...."

"aku ga ganteng lagi gimana?"

"ih apasi rafa ngagetin aja, aku kira ada apa. Dasar jelek" ucap gadis itu yang nampak kesal

"ahahahahaha aku bercanda sayang" ucap pria tersebut

"apa.. Aku ga denger tadi kamu ngomong apa?"

"emang kamu kan budeg" ucap pria itu meledek

"enak aja"

"iyaiya aku bercanda"

Angin sehilir demi sehilir pun datang, menerpa rambutku dengan rafa. Tetapi ada yang berbeda dengan mukanya nampak pucat dan seperti menahan sakit

"eh raf kamu kenapa?" tanya gadis itu panik

"eh zhe, gak apa² ko... Aku kan kuat"

"raf aku ga bercanda ya"

"iya zhe aku ga apa² cuman ke capean aja, yauda yuk pulang bunda udah nungguin aku di rumah" ucap pria tersebut

"hm iya terserah kamu"

Lalu pada malam itu aku menunggu telfon dari rafa yang tak junjung di balas untuk menanyakan sesuatu, entah kenapa perasaan ku tidak enak pada malam ini.

•••

Ke esokannya, aku tak mendapatkan kabar dari rafa sedikitpun. Dia yang tidak masuk sekolah dan namanya tercentang tak hadir meninggalkan absen, dan rumah nya tak berpenghuni seperti rumah kosong.

Aku bingung harus bertanya kemana, ku terus mencari keberadaannya.

6 bulan kemudian, ku mendapat kabar jika rafa sudah meninggalkan dunia, lantas ku tak menahan air mata ini untuk jatuh membasahi pipi. Ku menjerit setiap malam dengan goresan kalimat. Aneth, ya dia adalah saudara jauh rafa. Kebetulan kami satu sekolah, kemarin sore selepas pulang sekolah aneth memberi tahuku bahwa rafa terlah meninggal dari 6 bulan yang lalu. Dia menderita penyakit dan aku sendiri tak tahu harus berucap apa, hal yang sangat ingin ku tanya kepadanya belum ia dengar dan ia jawab.

Pergi, meninggalkan luka dan kenangan.

Aku menyesali, bahwa kemarin saat ku terakhir bersamanya, aku bersikap egois. Ini salahku, ya salahku.

Sejak hari dimana aku diberitahu jika rafa sudah tiada, hidupku kosong, hampa, dan tak ada cahaya menghampiri diriku, hanya melewati saja. Keceriaan pun pupus bersama senyuman.

Ya inilah diriku saat ini, merasa bersalah sampai saat ini.

People's goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang