Akhirnya... gue bisa mengendarai mobil dengan aman sejahtera dan damai sentosa.
Tapi sayangnya, gue masih jomlo. Gue harus cari pacar!
Gue dengan si Jenie-nama mobil baru gue-berkeliling-liling kota, hendak melihat-lihat, keramaian yang ada.
Target pertama di area Malioboro. Gue pengen muter-muter, tapi enggak bisa karena macet.
Gue sedikit khawatir sama Jenie, nanti kalau kegores body nya, berarti sudah tidk perawan lagi, kan?
Kemudian gue punya inisiatif. Gue parkirin aja si Jenie di kedai kopi dekat sana. Nah, setelah gue parkirin si Jenie, gue masuk ke kedai kopi tersebut.
"Bang, titip mobil ya?" pinta gue kepada mas-mas Barista kedai tadi.
"Oh, iya mas. Enggak apa-apa. Masnya mau kopi apa? Kopi Espresso, Cappucino, Robusta, Latte? Mumpung ada promo," tawar si Barista.
Gue bingung. Kan, gue cuma nitip mobil, bukan beli kopi?
"Mas, ini cuma mau titip mobil. Bukan beli kopi. Ya sudah, saya permisi dahulu. Terimakasih." Gue melenggang pergi begitu saja.
Jangan marahin gue. Gue gak salah. Memang benar, kan? Gue cuma mau nitipin si Jenie aja.
Gue sempat mendengar beberap umpatan dari Barista tadi. Tapi ya... gue masa bodo.
Gue berjalan sambil nyeret sandal gue. Biar enggak kelihatan jomlo banget gitu. Sama kalau gue ngobrol ada yang balas, walaupun suaranya cuma 'srek... srek...'
"Mas... kuncinya jatuh." Seorang bidadari turun dari kayangan langsung menghampir gue.
Ini cewek cantik, gaes! Ngalahin Lalisa Blackpink, Gigi Hadid, Taylor Swift, Tzuyu Twice, Raisa sama Mimi Peri!
Gila... gila... gila...
"Mas, ini kuncinya," lanjut si cewek tadi sambil menyerahkan kunci mobil gue.
"Eh... ya... ma... makasih," ucap gue gugup.
"Sama-sama," balas si cewek sambil tersenyum. Ada lesung pipitnya!
"Lo... sendirian aja?" tanya gue, mencoba untuk selangkah lebih maju. Karena gue enggak mau kalah sama motor.
"Iya. Lagi pengen sendirian aja," balasnya.
"Oh, gue belum ngenalin diri. Perkenalkan, nama gue Bhumi Marsson Matari. Panggil saja Venus."
Si cewek ketawa. Padahal tidak ada yang lucu.
"Kenapa lo ketawa?" tanya gue.
"Pinter ngelawak ya, lo!"
"Ngelawak?"
"Masa namanya Bhumi Marsson Matari, panggilannya Venus? Hahaha. Enggak sekalian Saturnus, Uranus, Neptus biar lengkap?"
Aduh, dari cara bicaranya saja ini sudah ngalahin lambe turah. Cantik depannya aja nih, si cewek.
"Ya... memang itu nama gu." Gue garuk-garuk kepala.
Si cewek akhirnya berhenti tertawa daan mengenalkan dirinya. "Oke. Gue Melati Lilia Maharani. Salam kenal, Venus!"
"Salam kenal juga, Melati!"
"Jangan panggil gue Melati."
"Eh, maaf. Liliya? Atau Maharani? Atau Rani?"
"Semua orang manggil gue dengan nama Mawar."
Yah, sama aja kayak gue, bego! Enggak sekalian dipanggil Raflesia, Kamboja, Kaktus atau apa gitu? Haha. Pinter ngelawak nih bocah.
Dasar kamu!
————
Cuap-cuap Author.
Maafkan jika part ini enggak ada lucunya sama sekali. Mohon maaf juga kalau ada pembaca setia Tjinta dan Tahi ini, updatenya enggak nentu 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Tjinta & Tinja - Cinta & Tai ✔
Mizah[do]AKAN TERBIT. Author tidak tanggung jawab jika ada pembaca yang tidak bisa berhenti tertawa. Ini cerita humor yang receh sekali antara kehidupan, cinta dan tahi dari kehidupan Venus. Dipersilahkan untuk berimajinasi saat membaca. Bahasa tidak bak...