Apakah engkau tahu siapa aku wahai Abu Khalid?
Aku : "Siapa engkau? semoga Allah merahmati kami karenamu"
Dia menjawab : "Aku adalah anak dari lelaki yang fakir dan berkeluarga itu. Dahulu ayahku berkata kepada gurumu Ibrahim Bin Adham sang ahli ibadah yang zuhud itu:
"Alangkah beruntungnya dirimu, engkau telah mengosongkan diri hanya untuk beribadah tanpa menikah". Lantas Ibrahim bin Adham membalas: "Sungguh kesumpekan dan kepenatan yang engkau peroleh karena sebab keluarga itu lebih utama dari semua yang aku lakukan ini...".Sedangkan ayahku telah berusaha dengan sepenuh hati, pikiran dan raganya, dan memikul dengan dirinya sendiri beban keluarga. Dia berpikir untuk selain dirinya sendiri. Menjadi letih dan sedih karena orang lain, bekerja untuk orang lain dengan penuh keimanan dan kesabaran serta percaya penuh atas kekuasaan Allah saat ia menikah dalam keadaan fakir. Dan percaya dengan jaminan Allah saat ia dianugerahi anak dalam kedaan masih fakir pula.
Dia adalah seorang Mujahid yang berperang di banyak jalan, bukan hanya satu jalan sebagaimana dilakukan oleh prajurit perang. Mereka para prajurit mendapatkan gelar syahid hanya satu kali saja, akan tetapi ayahku mendapatkan gelar syahid satu kali setiap harinya. Dan pada hari ini pula maka Allah merahmatinya karena kasih sayang ayah kami pada kami di dunia.
Tidakkah engkau mendengar perkataan Ibnul Mubarak saat ia bersama saudara-saudara seimannya dalam peperangan: "Tahukah kalian sebuah amalan yang lebih utama dari apa yang kita lakukan ".
Mereka menjawab: "Kami tak mengetahuinya".
Ibnul Mubarak : "Aku mengetahuinya"
Mereka: "Apa itu?"
Ibnul Mubarak : "Seorang lelaki yang menjaga harga dirinya dalam keadaan fakir, ia memiliki keluarga. Dia terbangun di malam harinya kemudian melihat anak-anaknya yang tersingkap saat tidur, lantas ia menutupi mereka dengan pakaiannya. Tentu amalan itu lebih utama dari apa yang kita lakukan pada saat ini".
Lihatlah wahai Abu Khalid, Ayah yang miskin tersebut melepaskan bajunya untuk anak kecilnya untuk menghangatkan mereka, sedangkan badannya sendiri tersentuh oleh udara dingin di malam hari. Wahai Abu Khalid, sesungguhnya kedinginan yang ia rasakan akan membuat Surga menjaga dirinya dari panasnya Padang Mahsyar. Seolah-olah rasa dingin tersebut adalah barang titipannya hingga harus dikembalikan padanya saat ini. Wahai Abu Khalid, perlakuannya dengan menyelimuti anaknya dengan pakaiannya itu di sini menjadi akan melindungi ayah yang miskin tersebut dari panasnya Jahannam".
***
Abu Khalid berkata:
"Kemudian anak kecil itu berlalu meninggalkanku, sungguh aku tak sanggup lagi menahan diri ini. Lantas ku arahkan tanganku untuk mengambil teko itu dengan cara paksa dari tangannya. Tiba-tiba teko tersebut berubah menjadi tulang yang sangat besar dan melekat di telapak dan pergelangan tanganku hingga jarijemari dan telapak tanganku tak lagi menampak dan menghilang. Teko itupun enggan untuk memberiku minuman, dan hal ini seolah-olah menjadi hukuman atasku. Tulang itu melekat di tanganku agar menjadi saksi atas kejahatanku tadi.
Tiba-tiba keresahan dan rasa takut menghampiriku. Kemudian ku lihat ada teko yang terbang dari atas kemudian hinggap di tangan anak kecil tersebut, lantas ia berlalu dan meninggalkanku".
Aku berkata pada diriku sendiri:
"Alangkah celakanya dirimu wahai Abu Khalid! Tidaklah aku melihatmu melainkan diperhitungkan amal baiknya layaknya pada pendosa diperhitungkan akan amal buruknya. Sungguh tiada daya dan upaya selain dari Allah".
Tiba-tiba aku mendengar suara jeritan yang menakutkan :
"Di mana Abu Khalid Al-Ahwal yang ahli ibadah dan zuhud itu?"
Aku menjawab: "Ini aku!"
Kemudian ada yang berkata:
"Ada seekor merak surga yang telah dipotong ekornya, sungguh keindahannya telah menghilang! Mana ekormu dari anak-anakmu? Mana kebaikanmu pada mereka? Apakah wanita diciptakan untukmu agar engkau menjauh darinya? Apakah engkau diciptakan sebagai keturunan orang tuamu agar engkau berpaling dari dari keturunan?.
Engkau hadir dari kehidupan dengan berbagai hal yang tiada mempunyai kehidupan. Tidaklah engkau berbuat untuk kehidupan itu melainkan engkau melarikan diri darinya. Engkau telah mengalami kekalahan dari menemui kehidupan kemudian engkau berangan-angan agar mendapatkan pertolongan dari kekalahan
tersebut?.Keutamaan yang ada pada dirimu telah mengetahui jiwa dan perkembanganmu, hanya saja keutamaan tersebut telah mandul sehingga tak bisa berbuat apa-apa untukmu. Engkau menmpunyai sejuta rakaat dan sejenisnya dari Sholat Sunnah. Sungguh lebih baik dari semua itu adalah hendaknya dari tulang rusukmu keluar generasi yang bisa melakukan Rukuk dan Sujud.
Engkau telah membunuh kelelakianmu dan telah mengubur hidup-hidup keturunan itu dalam kelelakian tersebut. Engkau hidup sepanjang usiamu hanya menjadi anak yang besar dan tak pernah mencapai derajat keayahan. Walaupun engkau telah menegakkan syariat namun engkau telah mematahkan hakikat, walaupun..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Mimpi Dari Langit
Povídky"Sebuah Mimpi Dari Langit" Oleh : Mushtofa Shodiq Ar-Rofi'i Alih Bahasa : Imam Abdullah El-Rashied FB | IG | TW | TG | WP | YT @elrashied_imam elrashied.wordpress.com