Halo semuaaa...
Jadi ini cerita pertama aku. Moga kalian suka ya. Btw ini pertama kalinya aku buat cerita:) jadi kalau ada typo maapkeun..."kau hanya milikku seorang"
Kata-kata itu selalu terngiang di kepala seorang siswa sma kelas X IPA 1 sehingga membuatnya kurang konsentrasi saat guru sedang menjelaskan pelajaran
"cia! Kamu kenapa melamun?" tanya seorang guru
"ha? Gak melamun kok pak. Itu tadi saya lagi mikir apa yang bapak bilang tadi" jawabnya
"ga ih fel, jelas lo tadi ngelamun. Sambil nyebutin nama. Siapa sih yg lo sebut tadi? Devano?" tanya teman sebangku feli tadi
"devano siapa sih? Ga kenal juga tuh" jawabnya dengan terkejut. "apa iya gue tadi nyebutin nama dia?" batin feli
"udah-udah jangan di perdebatkan jadi lebih baik sekarang bapak lanjutkan pelajaran kita" jawab pak guru
~~~~
Jam istirahat sangat disenangi oleh seluruh anak sekolah termasuk Felicia Jesslyn. Cewek yang berkulit putih dan juga rambut terurai lurus sebahu sangat suka menghabiskan waktu istirahatnya di rooftop bersama seorang sahabatnya bernama Audrey Kirana cewek yang kerap di sapa drey atau audrey ini adalah teman sekelas plus teman sebangku feli. Mereka sudah bersahabat dari TK.
Bel istirahat pun telah selesai cia dan audrey pun meninggalkan rooftop ditengah perjalanan devano dan keyvin menghampiri audrey dan cia
"dari mana beib?" tanya devano
"apa-apaan sih? Lo siapa juga?" jawab felicia kesal
"gue perlu nyebutin kata-kata yang gue bilang tadi pagi?" tanya devano
"emang lo bilang apa ke feli?" tanya audrey penasaran
"udh lah ga penting banget ngomong sama ni anak. Yuk ke kelas" kata felicia sambil menarik tangan audrey
~~~~
Tanpa basa basi felicia pun pergi meninggalkan devano entah kenapa saat mereka bicara tadi felicia tidak suka dan tidak peduli perkataan devano ia hanya menghiraukan kata-kata devano
Segini dulu yaaa...
Maaf kalau kurang seru...
Nanti diusahakan untuk chapter berikutnya bisa lebih seru:)
Love you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Teen Fictionkau hanya milikku seorang kata-kata yang mampu membuat seorang Felicia Jesslyn menjadi kehilangan konsentrasinya saat belajar dan pada akhirnya dia disatukan oleh pria yang melontarkan kalimat itu