Kau tahu dia? Si cantik yang punya sejuta bakat? Iya, Rosé yang selalu diincar banyak orang, lelaki dan perempuan. Para perempuan ingin berteman dengannya sedangkan lelaki ingin kasih sayangnya. Sedangkan ia malah menerima June, lelaki brengsek yang satu kota tahu siapa dia.
"Juneee, ayo senyum." Rosé memeluk lengan June dan alih-alih tersenyum, June justru dengan cepat mengecup pelipis Rosé. Mereka tertawa, tawa bahagia dan geli tak menyangka akan menjadi begitu cheesy.
Toh apa yang salah? Mereka saling menyukai. Rosé selalu berpikir mengapa orang-orang menganggapnya bodoh sebab ia berpacaran dengan June. Toh ia juga kan yang memutuskan untuk berpacaran dengan Rosé? Kenapa orang-orang mengira ia malah jatuh ke lubang yang salah?
Mereka tak tahu tiap malam ia menangis, June selalu menenangkannya lewat telepon. Mereka mengira mereka berdua selalu pergi berkencan karena selalu pulang sekolah berdua, padahal June mengantarkan Rosé ke tempat kerjanya untuk mencari uang. Mereka tak tahu tiap minggu Rosé tak pernah absen mengajaknya bertemu seseorang di rumah sakit— ibunya yang koma bertahun-tahun. Mereka tak tahu bahwa June bukan hanya pacar, namun juga sahabat dan keluarga Rosé. Mereka tak tahu tiap kali panic attack Rosé kambuh, hanya June yang dapat menenangkannya. Mereka tak tahu penyakit mental yang Rosé miliki dan apa yang Rosé harus lewati.
Bagi Rosé kekasihnya bukan hanya tempat cuddling. Tanpa June ia tak tahu apa itu kasih sayang. June adalah teman, tempat berlindung serta keluarga, dan hal itu lebih dari pandangan yang orang berikan.
"Aku tinggal dalam realitaku dan dia, dan kuharap kalian mengerti bahwa ilusi akan lebih sempurna dari realita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension to Cry
Fanfiction"you dunno me, im depressed and such a mess" | ft. k-idols