Part I "Pertemuan Pertama Kita"

38 7 15
                                    

Aku masih ingat pagi itu sangat cerah seakan menyertai kehidupan baru ku untuk menjadi sesosok yang berbeda dengan diriku sebelumnya.

Hari itu pun dimulai ~

"Niaaaaaa..." panggilan kecil Lisa buatku.

Lisa adalah teman sekaligus sahabatku satu-satunya di kota asing ini.

"Ah, kau sudah datang lis. Baguslah, ayo berangkat segera, jangan sampai kita terlambat di hari pertama!"

Kami pun menuju ke kampus dengan sisa waktu 10 menit sebelum kelas dimulai.

"Krekkk..." bunyi pintu kelas yang sudah tertutup rapat pun terbuka.

Kaki pun terasa berat untuk melangkah, sontak puluhan mata tertuju pada kami. Tak disangka saat itu kuliah dimulai lebih awal.

Aku dan Lisa duduk bersebelahan di kursi bagian depan.

Rasa dag-dig-dug pun mulai muncul disaat dosen menyuruh kami memperkenalkan diri di hadapan semua mahasiswa/i.

Saat kelas pertama itu, aku belum sedikit pun menaruh perhatian terhadap orang disekitarku, termasuk para cowok-cowok itu.

"Lis, habis kelas ini kita masuk 2 jam lagi kan untuk kelas yang kedua?" tanyaku pada Lisa.

"Setahu ku sih iya, tepatnya pukul 13.25."

Aku dan Lisa pun saling berkenalan dengan teman sekelas kita saat kelas pertama usai. Namun, hanya aku sendiri yang terasa berat untuk menghampiri teman cowok kelasku untuk saling berkenalan. Sedangkan Lisa dengan mudahnya menebar senyuman hangat kepada mereka.

Tapi tak ku sangka, diaa... Kalo tak salah namanya Dimas. Dia datang menghampiriku dan memperkenalkan dirinya.

"Hai, aku Dimas, dari tadi ku lihat kamulah cewek satu-satunya yang enggan berkenalan dengan teman cowok kelas kita."

"Ah, kamu engga ngerti. Aku udah kenal mereka saat dosen menyuruh memperkenalan diri di kelas tadi." bantah ku dengan nada yang sedikit ketus.

Namun, di dalam hati ini tidak ada niat untuk mempersuram kesan pertama berkenalan dengan si Dimas itu.

"Oh..., kau terlihat berbeda dengan Lisa temanmu itu, yang sangat ceria dan mudah bergaul." kata Dimas dengan nada yang kurang tertarik mengobrol lebih lama kepadaku.

Lisa pun melihat ku bersama Dimas dan menghampiri kami. Dimas pun langsung pergi saat Lisa ingin bergabung dengan obrolan kami.

Aku sebenarnya cukup senang bisa mempunyai teman cowok (bisa dikatakan seperti itu) untuk pertama kalinya di kampus ku ini.

***

TAKUT JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang