Not normal

4 0 0
                                    

"Yang menumpahkan ramyun ke atas kepalamu bukan aku," lirih si pemuda berambut pink.

Yoongi mengerutkan alisnya sebagai tanda kebingungannya. Ia menatap manusia di depannya dengan intens. Yoongi sadar, ada sesuatu yang tidak benar mengenai bocah berambut menor ini. "Siapa namamu?" tanya Yoongi sembari tetap mempertahankan tatapan intensnya.

"Jimin. Aku Park Jimin."

"Well aku Min Yoongi. Salam kenal bocah." Jarang sekali seorang Min Yoongi mengembangkan senyum gusinya di depan orang lain, terlebih orang tak dikenal. "Nah, karna kita sudah saling mengenal... Bisa jelaskan apa maksud perkataanmu tadi Jiminie?"

"Ahh... itu..." Jimin terlihat ragu dan gugup di mata Yoongi. Padahal ia kira Jimin mau menjelaskannya karna ia mengatakan kalimat tadi walau dengan lirih.

"Tak apa kalau kau tidak mau menjelaskannya." Yoongi pun kembali mengenakan binnie dan maskernya. Ia beranjak dari kursinya "Kalau begitu aku duluan ya." Yoongi pun berjalan keluar seven eleven itu setelah mengusak rambut Jimin sedikit.


Park Jimin POV

"Ahh... itu..." Aku benar-benar gugup sekarang entah kenapa. Aku ingin menjelaskannya. Aku ingin bercerita. Namun kenapa mulutku terasa kaku?!

"Tak apa kalau kau tidak mau menjelaskannya." Kulihat Yoongi yang beranjak dari kursinya. Seketika jantungku berdetak dengan sangat cepat. Apa ia akan pergi?

Ia berjalan menujuku atau lebih tepatnya menuju pintu keluar. Kalau begini caranya aku sudah pasrah dengan keadaan. Ternyata aku masih belum berubah ya. Rasa sedih dan kecewa memenuhi diriku. "Kalau begitu aku duluan ya."Kurasakan tangannya yang mengusak rambutku perlahan. Refleks kuangkat kepalaku yang tadinya tertunduk untuk melihat dia.

Tidak...tidak...

Ini kesempatanku...aku ingin berteman dengannya!

Dengan segera kubalikkan badanku untuk mendapati dirinya yang sudah pergi. Segera kugerakkan kedua kakiku secepat mungkin keluar. Berharap ia masih berada di depan atau setidaknya belum jauh dari jangkauan.

"Yoongi-ssi!!!" Aku berteriak sekencang mungkin. Kuyakin bahwa semua orang yang sedang berlalu-lalang memfokuskan tatapannya padaku. Aku melihat ke arah depan dan melihat ia yang sedang menghadap ke arahku. Ia mendengar teriakanku yang membahana tadi.

"Kekeke... Ada apa Jiminie?!" Ia berteriak kembali sembari tertawa. Sontak kurasakan wajahku memanas. Aku bertaruh bahwa wajahku pasti semerah tomat sekarang.

Tap

Tap

Tap

"Ada apa hm?"

"Aku tak menyangka kau akan berteriak seperti tadi kekeke. Itu sangat lucu Jiminie." Ia berkata sambil diselingi tawa. Aku hanya bisa mengumpat dalam hati karna baru saja berhasil mempermalukan diriku sendiri. Bisa kurasakan mataku mulai berlinang saking malunya. "He...hey Jim? Maaf, aku hanya bercanda. Jangan menangis hm? Aku bisa dikira om-om pedo." Ia tersenyum kecil namun juga cemas terpancar di matanya.

"Ini benar-benar memalukan," kataku pelan. "Berhenti tertawa karna aku akan benar-benar menangis saking malunya."

Yoongi berjalan mendekat ke arahku. "Aku sudah berhenti tertawa okay? Jadi jangan menangis, aku takut dikeroyok masal kekeke." 


other side


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

other sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang