Izinkan aku untuk tidak melupakan pertemuan kita yang singkat ini, walau itu hanya sebatas perkenalan.
***
Rara melihat penampilannya dikaca besar yang ada dikamarnya, sekarang dia sudah siap dengan seragam Satya Dharma sekolahnya. Ketika dilihatnya sudah rapi Rara turun kebawah untuk sarapan. Rara kemudian mengambill tasnya dan menjinjingnya.Di meja makan sudah ada Yuda yang sedang minum kopi, Rina yang sedang makan roti, dan Sasa yang sedang minum susu. Rara menaruh tas merah marunnya di samping kursi yang di dudukinya.
"Selamat pagi semuanya" Sapa Rara dengan senyumannya yang ceria.
"Pagi sayang" Jawab ayahnya dengan tersenyum hangat, sedangkan Sasa dan ibunya hanya membalas dengan senyuman yang dipaksakan.
"Ayah gimana baik hari ini?" Tanya Rara kepada ayahnya Yuda.
"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat"
"Mama gimana baik juga?" Tanya Rara lagi kepada ibunya, meskipun dalam hati Rara ketar ketir takut ibunya akan marah.
"Mama juga baik sayang" Sungguh diluar dugaan Rina tidak marah atau berbicara ketus kepadanya. Justru Rina membalas dengan senyuman hangat dan memanggilnya dengan sebutan sayang bahkan Rara sendiri lupa kapan terakhir kali Ibunya memanggilnya dengan sebutan itu.
Walau terlihat lebay, tapi sungguh itu sangat membuatnya senang.
"Ck, dasar cari muka" Sasa membatin jengah dengan sikap Rara yang menurutnya mencari perhatian kepada Yuda. Sasa memutar bola matanya jengah.
Rara mulai menyendok nasi goreng dan memakannya lahap. Di sangat semangat hari ini hanya karena Ibunya yang entah berubah hariini. Rara tidak tahu saja kalau itu hanya formalitas saja karena ada ayahnya Yuda.
Selesai sarapan Rara dan Sasa berangkat sekolah. Rara dan Sasa menyalimi Yuda dan Rina.
"Rara dan Kak Sasa berangkat Yah Mah" Pamit Rara seraya melambaikan tangan dan berjalan menuju mobil merah yang dikendarai oleh Sasa.
"Dadah sayang" Balas Yuda Dan Rina.
"Ayah ngga ke kantor?" Tanya Rina kepada suaminya yang belum bersiap-siap.
"Nanti jam 8 Ayah berangkat" Jawab Yuda seraya merangkul istrinya untuk masuk kedalam.
__________
Rara diturunkan di depan halte seperti biasa dan dia akan berjalan sekitar 100 meter lagi. Tiba-tiba saja ninja berwarna biru berhenti tepat depan Rara, Dahi Rara bergelombang heran tidak mengenali si pemilik motor ninja yang tiba-tiba saja berhenti di depannya.
"Ayo naik" Suara tegas nan dingin pemilik motor itu membuyarkan dugaan yang ada di fikiran gadis itu.
"Maaf kamu siapa?" Tanya Rara heran.
"Ck, mau naik apa engga, sebentar lagi gerbang tutup" Pengendara motor ninja yang belum diketahui Rara siapa namanya berdecak sebal karena Rara tak kunjung naik diatas motornya.
Rara melirik jam tangan yang melingkar dan benar saja sekarang sudah jam 07:55 artinya lima menit lagi gerbang akan ditutup. Rara bimbang antara mau ikut atau tidak. Kalau dia ikut, dia tidak kenal dengan laki-laki yang menawarkan bantuan kepadanya, kalau dia tidak ikut sudah bisa dipastikan dia akan terlambat sampai di sekolah. Rara meremas rok bagian bawahnya tanda dia berfikir dengan gelisah.
"Kalo ngga mau ikut gue duluan" Rara terkejut mendengar suara pemilik motor itu, dan dia melihat wajah pemilik motor ninja berwarna biru itu yang tertutup dengan helm full face nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syaquella Andira
Teen Fiction"Apa salah Rara kenapa ibu sama kakak jahat sama Rara?" "Karena kamu itu anak pembawa sial dirumah ini!" "Dan juga gara-gara lo ayah jadi gak suka sama gue dan juga ibu!" . . . cerita perdana aku semoga suka