3,5 tahun kemudian
Jeon Corp. London, 02.43 Siang…
Seorang pria menatap lurus layar laptopnya dengan sesekali melirik berkas disebelah kanannya. Jarinya begitu lincah menari diatas keyboard. Duduknya tegap dan tak berubah dari satu jam yang lalu.
Orang-orang mengenalnya sebagai CEO muda yang tampan, cerdas, dingin dan workaholic. Tidak heran jika dia sanggup berada diruang kerjanya selama berjam-jam dengan setumpukan tinggi berkas dan laporan tanpa teman ataupun selingan.
Seperti saat itu. Tidak dihiraukannya jam yang sudah memasuki waktu sore, tidak dia pedulikan perutnya yang lapar karena belum makan siang, tidak dipedulikannya dering telpon yang berbunyi, tidak dipedulikannya ketukan pintu yang juga berbunyi, tid— tunggu.. ketukan pintu? Deringan telpon?
Oh shit.. dia mengumpat pelan. "Masuk!" dia mengijinkan orang yang mengetuk pintu itu masuk dan segera mengangkat telpon.
"Hallo…"
"…"
"Oh, ya benar. Saya dari Jeon Corp."
"…"
"Oh, Royal Grup dari Korea? Ya, saya sudah mendengar jenis kerjasamanya. Maaf, karena proyek yang anda tawarkan belum bisa kami terima."
"…"
"Haha… apa anda tahu target pendapatan kami per tahun? Minimal 30% dari pendapatan bersih sebuah proyek. Kami tidak ingin mewanti-wanti urusan dengan hal kecil seperti itu.".
"…"
"Ya benar! Aku memang sombong. Terima kasih!"
Tut tut tut..
Percakapan bisnis yang menunjukkan kalau sebuah perusahaan yang menolak proyek karena tidak mendapatkan hasil yang besar terlihat berada diatas angin dan begitu sombong. Perusahaan itu memang maju pesat dalam dua tahun terakhir. Presdir perusahaan itu terkenal kejam dalam dunia bisnis, seorang workaholic yang tidak punya perasaan dalam mencapai tujuannya untuk mendapatkan kesuksesan yang menjulang.
Banyak yang takut pada perusahaan itu dan banyak pula yang berlomba untuk bekerja sama, karena sekali mendapat posisi saham diperusahaan itu, walau sedikit, akan sangat menguntungkan.
Tak bedanya dengan perusahaan lain yang masih ingin mencoba bekerja sama walau beresiko ditolak mentah-mentah. Para perempuan lain juga berlomba untuk bisa mendapatkan hati dari presdir perusahaan itu. Walau sudah jelas ditunjukan kalau presdir perusahaan itu adalah orang yang dingin, angkuh, dan tidak punya perasaan dalam bisnis.
Semua orang berpendapat begitu adanya. Tanpa tahu kalau presdir itu memiliki sebuah hati yang rapuh yang harus ia jaga dan ia lindungi dengan sikap dingin dan keangkuhannya agar tidak hancur.
"Ada apa Baekhyun-ssi?" sosok pria itu bertanya dengan nada dingin pada asistennya yang sengaja Neneknya persiapkan dari Korea saat dulu pertama kali dia memimpin perusahaan itu.
"Ada paket untuk anda Keluarga anda."
"Paket? Darimana? Dari siapa?"
"Dari Korea. Jeon Sung Ryung. "
Pria itu menghela nafas dan memejamkan matanya sejenak. Menyandarkan punggungnya yang baru ia rasakan sedikit pegal. "Berikan padaku." Baekhyun berjalan dan memberikan paket itu pada atasannya sebelum pamit untuk kembali keluar ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lust {EUNKOOK} - COMPLETED
RomantizmKau adikku dan aku sangat mencintaimu. Aku tidak peduli akan semua hal, yang aku inginkan hanya kau menjadi kekasihku.