Entah kenapa Sena malas sekali untuk pulang, padahal badannya terasa remuk setelah dihajar habis-habisan oleh pelajaran Fisika dan Kimia yang diadakan secara bersamaan hari itu.
Ia jenuh dan bosan berada rumah. Tempat yang dulunya terasa amat sangat nyaman itu mulai terasa asing dan berbeda. Mungkin semenjak ayahnya pergi ke pelukan sang Maha Kuasa dua tahun yang lalu.
Akhirnya, Sena memutuskan untuk menemani Jihan melihat latihan basket yang kebetulan sore ini diadakan di lapangan SMA Garuda. Entah sedang kesambet apa perempuan itu ingin menonton basket hari ini. Yang Sena tau, Jihan sedang mengagumi Azka, senior mereka yang merupakan anggota tim inti basket Dangerious Boy atau biasanya disingkat DB.
DB ini berisi lima anggota inti dengan tiga anggota cadangan yang terpilih setelah seleksi ketat Se-SMA Garuda. Di sana ada Azka, Dimas, Zello, Revan, Leon, Akmal, Dika, dan diketuai oleh siapa lagi kalau bukan Alex. Bisa dibilang, mereka adalah cogannya SMA Garuda.
Di tribun, tak hanya ada Jihan dan Sena saja yang ada di sana. Walaupun jam sudah menunjukkan angkat empat dan matahari sedang terik-teriknya, banyak kaum hawa yang rela panas-panasan hanya untuk melihat cogan SMA Garuda sedang bermain basket. Apalagi ketika Alex sedang mengshoot bola, mereka langsung berteriak histeris layaknya sedang menonton konser musik. Kalau sih ogah, kasihan pita suaranya dibuat teriak-teriak nggak jelas seperti itu.
Sena berdecih. Ini benar-benar bukan dunianya. Keramaian dan suara bising ini membuatnya tidak nyaman. Ia lebih memilih berada di perpustakaan yang sepi maupun ke ruang musik untuk mendengar genjrengan gitar milik Alvin daripada di sini. Tetapi sialnya, semua itu tak berpihak padanya hari ini. Perpustakaan tutup karena Bu Evi, penjaga perpus harus terburu-buru menuju rumah sakit karena anaknya sedang sakit. Sedangkan tak ada tanda-tanda kehidupan di ruang musik. Pintunya ditutup rapat. Mungkin Alvin sedang sibuk menyiapkan event baru lagi.
Jihan ikut bersorak ketika Azka mencetak bola dengan gaya eksotisnya. Di gerombolan bawah, sudah ada geng perempuan senior hitz yang siap memberikan air minum kepada para pemain basket setelah peluit pelatih dibunyikan.
"Enak ya Sen, mereka bisa ngasih minum ke para pemain, kita mah apa, bisa liat di tribun ke dua aja udah syukur banget," tutur Jihan iri melihat kakak kelas perempuan mereka memberi minuman sembari mengelap keringat anggota pemain basket. Tipikal cewek caper yang kuper.
"Keliatan murahan kalo menurut gue," ucap Sena tak peduli lalu segera membuka botol minumnya untuk minum. Haus.
Namun, sebelum air pada botol itu mengalir ke tenggorokannya, benda itu sudah beralih tangan. Sena yang terkejut segera berdiri.
Niat untuk memarahi sang pelaku langsung surut seketika. Rasa kesal, sebal, dan ingin marah-marah seolah lenyap berganti rasa kagum ketika melihat Alex sedang meminum air minumnya dengan sangat gantle. Jakunnya naik turun sesuai irama. Dapat Sena tebak jika lelaki ini begitu kehausan.
Tubuh Alex membasah, mengeluarkan keringat yang menetas dari dahi sampai ke leher. Dan lihat! Karena basahnya baju itu mampu mencetak jelas otot yang ada pada perut Alex! Sixpack bro!
Sena segera sadar dari segala lamunannya tentang kekaguman bentuk tubuh Alex yang sangat mirip dengan oppa-oppa Korea yang Jihan tunjukkan kepadanya. Perempuan itu segera menginjak kaki Alex kuat-kuat. "Minuman gue woy!" Sena segera merampas botol minumannya. "Tuh kan abis! Rese banget sih lo!"
Bukannya marah, lelaki ini malah tersenyum, mengacak rambut Sena dengan gemas. "Nanti gue beliin lagi ya?" ucapnya manis layaknya sedang berbicara kepada pacarnya.
Peluit ditiup kembali. Raga Sena yang tadinya terbang ke angkasa langsung jatuh ke tanah lagi ketika Alex mencondongkan tubuhnya ke arah Sena, membisikkan sesuatu yang membuat Sena melotot kesal. "Liat seberapa banyak kamera yang akan menyorot lo kali ini," lalu pergi dengan senyum kemenangan yang tercetak jelas.
Sena menatap sekitar. Ia baru sadar jika sedari tadi seisi tribun menatap mereka seolah sedang menatap adegan sinetron secara live! Oh shit!
Dan Sena baru sadar jika hampir semuanya mengangkat ponselnya untuk mengabadikan momen tersebut. Oh double shit!
Dan satu lagi. Lihat, betapa kesalnya wajah Natalie melihat kejadian tadi. Seperti yang pernah Sena dengar, jangan pernah berurusan dengan Natalie jika ingin hidupmu tenang. Dan dapat Sena simpulkan jika Sena sudah dijebak Alex untuk ikut masuk ke dalam permainan yang dapat memancing amarah Natalie. Tamatlah riwayatmu Sena! Good job Alex! And triple shit for you Sena! Hah!
***
Sena segera menghempaskan tubuhnya ke kasur yang sudah tak empuk lagi. Ia menatap langit kamarnya yang ditempeli dengan stiker glow in the dark berbentuk lumba-lumba, hewan kesukaannya.
"Sial! Kenapa gue masih mikirin tubuh abs punyanya Alex sih! Nggak boleh! Gue nggak boleh lemah! Gue harus kuat godaan! Tapi mana bisa tahan kalo tubuhnya sesempurna itu Ya Tuhan!" omel Sena sembari guling-guling tak jelas di kasurnya.
Lalu Sena ingat sesuatu. Ia segera mengambil ponselnya dan membuka akun instagram miliknya.
Dengan lihai tangannya mencari akun demi akun yang isinya membuat dirinya tambah malu setengah mati. "Ya Tuhan kok wajah gue cengo gini sih!" umpatnya setelah melihat snapgram salah satu temannya yang tadi menonton di tribun dan mengabadikan momen dirinya yang dibuat ngefly oleh Alex walau sejenak.
Sena mencoba mengklik tag yang Dinda beri. Tag akun instagram milik Alex. Perempuan itu terkejut ketika melihat jumlah followers milik Alex. 10 ribu coy! Gila gila gila! Padahal postingannya hanya alam dan beberapa bangunan kuno. Bahkan likes nya tembus 12 ribu ketika ia sedang candid mengshoot bola ke ring. Ini namanya bukan gila lagi tapi super parah!
"Senaaaaa!" teriak Hasna—ibu Sena dengan keras dari bawah. Teriakan super menggelegar itu membuat Sena terkejut hingga ponselnya jatuh terkena muka.
"Duh, sakit!" Sena segera bangkit dari tidurannya, menggosok hidungnya yang terkena hempasan ponsel.
Lalu ia mengambil ponsel yang ada di sampingnya. Perempuan itu terkejut ketika tulisan "Followed" terpampang jelas di sana.
Sena langsung mencak-mencak. Ia bingung harus melakukan apa. Pernah nggak sih kalian mengstalk seseorang lalu terpencet likes? Tapi itu masih mending likes sedangkan Sena terpencet follow! Kebayang nggak sih seberapa malunya Sena dengan hal itu?
Akhirnya Sena buru-buru mengunfollow akun itu. Namun sebelum itu terjadi, sebuah DM masuk ke akun Sena.
"Ciee yang udah berani stalk gue. Follback nggak nih?"
Argh! Cepet bunuh gue di rawa-rawa sekarang juga! Batin Sena kesal.
Semoga terhibur di malam minggu ini kawankooo
Seru nggakk?
Oh ya malming kalian kemana aja? Kalo aku sih di rumah. Hujan soalnya.
Next or no?
KAMU SEDANG MEMBACA
BimaSena✔️ COMPLETED [SEQUEL KEYLANDARA #1]
Teen Fiction• COMPLETED || SEQUEL KEYLANDARA || BISA DIBACA TERPISAH • "Let see seberapa kuat lo nahan godaan dari gue, Arsena Lavenia Azura." -Alexander B. Zanuar- "Gue bersumpah kalau jatuh cinta sama lo itu adalah KUTUKAN! Lo sial b...